Achi Breyvi Talanggai *
zonautara.com
Drama ini mengisahkan tentang tokoh Belfagor dari neraka yang ditugaskan ke bumi selama 10 tahun untuk mengemban misi mengetahui rahasia beban dan cobaan dalam perkawinan.
Kehidupan teater di Sulawesi Utara sangat menarik untuk diamati. Datang dan pergi kader-kader peteater menjadi suatu hal yang lumrah namun mewarnai dinamika teater di daerah ini. Generasi ke generasi memberikan penandanya sendiri.
Rekam jejak teater Sulut umumnya dimulai dari tradisi Gereja menjadikan teater di Sulut sebagai daerah penghasil pertunjukan teater paling banyak se-Indonesia. Pasalnya, setiap perayaan hari besar Gerejawi, produksi teater dari skala kecil hingga besar menjadi rutinitas seni pertunjukkan yang paling dominan dan mewabah.
Tadi malam, Selasa 27 Juni 2017 adalah hari ulang tahun Teater Akar Pasir GMIM Petra Bitung Karangria yang keenam. Perayaan HUT dilaksanakan begitu khusyuk juga hadirnya produksi pertunjukkan dengan menampilkan pentas monolog dan teater telah turut menambah khazanah seni pertunjukkan teater makin bersinar.
Dari Utara kota Tinutuan, telah tumbuh tunas-tunas di atas pasir pantai Karangria. Para remaja yang rata-rata berusia 14-15 tahun tampil memukau dalam pementasan teater berjudul “Ketika Iblis Menikahi Perempuan” disadur oleh T. Arief dari karya Nicollo Machiaveli berhasil digarap dengan apik dan menghibur oleh Christian Lumengga yang menyutradarai dua pertunjukkan yakni teater dan monolog malam itu.
“Ketika Iblis menikahi perempuan” digarap oleh sutradara yang akrab disapa Tian berhasil membawa penonton pada ilusi tentang neraka dan dunia nyata. Penafsiran dan keberanian sutradara dalam melakukan kontekstualisasi dialog membuat drama ini jadi dekat dan akrab dengan kehidupan sehari-hari orang Manado.
Apalagi bagian-bagian tertentu digarap kental dengan bahasa Manado dengan dialek utara Karangria telah menghadirkan bunyi langgam bicara yang lucu namun kritis. Kelucuan yang spontan serta teknik improvisasi yang piawai diperankan dan dimainkan dengan baik oleh para pemain di atas panggung yang notabene berada di usia 11 -17 tahun.
Wilayah pemeranan meliputi olah vokal, sukma dan tubuh dituntaskan oleh para pemain yang terbilang masih hijau. Meski begitu, di atas panggung anak-anak ini bermain terlihat begitu santai dan menjiwai pemeranannya. Kekuatan ekspresi yang ditopang dengan make up telah muncul memberikan sebuah ilusi penokohan yang kuat disepanjang proses pementasan.
Kekuatan cerita yang satire dan kritis serta unik turut mengangkat kualitas pemeranan menjadi apik. Pemain-pemain ini adalah para remaja yang dengan polos disepanjang proses latihan berjuang mengejar profesionalisme untuk menjadi seorang aktor. Observasi pemeranan tak luput dari perhatian mereka, meski perintah tentunya dimulai dari sutradara sebagai inisiator, para pemain pendatang baru di panggung teater itu bekerja layaknya aktor aktris professional dengan melatih diri.
Drama ini mengisahkan tentang tokoh Belfagor dari neraka yang ditugaskan ke bumi selama 10 tahun untuk mengemban misi mengetahui rahasia beban dan cobaan dalam perkawinan. Belfagor yang diperankan oleh Defriatno Lowo berhasil menunjukkan ekspresi kegelisahan yang mendalam serta ketakutan terhadap isterinya. Ia begitu tunduk dan patuh pada isterinya Honesta yang diperankan oleh Yesika Makabimbang.
Keduanya memainkan pola akting realis Stanislavski yang kontekstual. Fokus karakter tokoh Honesta mengadopsi karakter ibu-ibu Manado yang terkenal lantang dan cerewet. Psikologi pemain khususnya Honesta dibangun atas dasar latar belakang tradisi perempuan dewasa Karangria yang berani. Akibat dari latar budaya di daerah Karangria dengan suara ombak yang kencang justru menghidupkan karakter Honesta dalam proses menemukan satire ala Machiaveli.
Gerak detail permainan akting Honesta memberikan sentuhan tante-tante asli Karangria. Suara yang nyaring dan penekanan intonasi serta perawakannya membuat karakter Honesta benar-benar bikin Belfagor menyerah pada sang isteri. Ia sebagai setan paling ganas pun takluk terhadap Honesta.
Tidak hanya Belfagor yang berhasil ditaklukan, Tokoh Minos dan Radhamantus pun menyerah di tengah jalan sebagai pembantu rumah tangga yang diutus dari neraka khusus menemani Belfagor dalam menuntaskan misi. Pertunjukkan yang berlangsung lebih dari 30 menit itu berlangsung sangat menghibur dengan munculnya kedua tokoh Minos dan Radhamantus dari awal hingga akhir. Keduanya bermain lincah dan memikat hati penonton dari gerakan-gerakan lucu yang mengundang kegelian serta kenalakalan imajinasi para lelaki.
Penguasaan peran sebagai seorang banci yang ditugaskan oleh sutradara berhasil diperankan dengan total oleh Andre Lumi. Di sisi lain, para pemain pendukung lainnya tampil sesuai porsinya masing-masing yang tak kalah menarik perhatian. Pendekatan kostum kedua karakter Minos dam Radhamntus membuka perspektif penonton tentang apa, siapa dan bagaimana penokohan yang dibangun sepanjang pementasan berlangsung.
Sementara itu, wilayah penataan artistik maupun musik diatur sebagaimana mestinya walau tanpa sesuatu yang spesial, kadarnya telah disesuaikan dengan kapasitas dan kualitas pemain di atas panggung. Penataan artistik dengan gaya simbolisme ekspresionisme mampu menjelaskan dengan jelas latar cerita perpindahan tempat tanpa membunuh kekuatan actor di atas panggung.
Sutradara Christian Lumengga menyadari ada beberapa kelemahan dan kekurangan dari pertunjukkan tersebut, namun ia menyadari ini adalah proses belajar baginya dan bagi mereka. Intinya sejak awal dan usainya pertunjukkan penonton pulang dengan perasaan bahagia dan terhibur.
Sebelumnya, panggung Gereja GMIM Petra Bitung Karangria sudah dibuat takjub oleh Riedel Moendoeng yang mementaskan Monolog “X” dengan baik. Remaja usia 14 tahun ini memberikan kejutan awal di malam itu. ia tampil sebagai orang tua yang mengkritisi pemerintahan dan kehidupannya di usia senja sebagai orang tua. Riedel mampu membuat penonton yang hadir takjub dengan kualitas aktingnya yang hebat.
Setelah kedua pertunjukkan selesai dan ketika lampu dinyalakan Sulut patut berbangga, khususnya lagi Manado karena di wilayah utara tunas-tunas tumbuh di atas pasir yang gersang dengan penuh semangat. Para pemain dengan bermacam-macam penokohan adalah remaja dengan postur badan yang terbilang kecil-kecil. Meski begitu, mereka harus dipupuk dan disiram dengan kadar air yang pas.
Ungkap Asisten Sutradara Putri Karaeng bahwa Anak-anak ini menjalani latihan hampir tiga bulan lamanya dan mereka begitu bersemangat dalam kepolosannya untuk belajar tentang teater. Untuk itu teater di Sulut harus optimis karena dengan peristiwa produksi Teater Akar Pasir, kita akhirnya memiliki gambaran beberapa tahun ke depan, masa depan teater di daerah ini niscaya gemilang. Produksi teater Akar Pasir hanya satu dari sekian banyak talenta muda yang harus dijaga dan dikembangkan terus menerus lewat pembinaan yang positif dari pemerintah setempat.
*) Achi Breyvi Talanggai, Sarjana Sastra, penulis lakon dan puisi, aktor dan sutradara teater. Tinggal di Manado.
http://zonautara.com/blog/2017/06/28/sebuah-ulasan-pentas-teater-akar-pasir-ketika-iblis-menikahi-perempuan/
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Jalal
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
A. Qorib Hidayatullah
A. Rego S. Ilalang
A. Rodhi Murtadho
A. Syauqi Sumbawi
A.H. J Khuzaini
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Abdoel Moeis
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Abubakar Batarfie
Abdullah Harahap
Acep Zamzam Noor
Achi Breyvi Talanggai
Achiar M Permana
Aditya Ardi N
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan MN
Agus Buchori
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Gaus
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Rifa’i Rif’an
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhmad Fatoni
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akrom Hazami
Al Azhar Riau
Alang Khoiruddin
Albert Camus
Albertus Prasetyo Heru Nugroho
Aldika Restu Pramuli
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Alia Swastika
Alim Bakhtiar
Allex Qomarulla
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Amin Hasan
Aming Aminoedhin
An. Ismanto
Ana Mustamin
Andhika Dinata
Andong Buku #3
Andong Buku 3
Anindita S Thayf
Anisa Ulfah
Anjrah Lelono Broto
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Anwar Holid
Aprinus Salam
APSAS (Apresiasi Sastra)
Ardi Wina Saputra
Arie MP Tamba
Arif Hidayat
Arif Saifudin Yudistira
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Asarpin
Asrul Sani
Astrikusuma
Ayung Notonegoro
Azizah Hefni
Badrul Munir Chair
Bahrum Rangkuti
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin
Benee Santoso
Beni Setia
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Binhad Nurrohmat
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hatees
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Cak Sariban
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chusnul Cahyadi
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Damiri Mahmud
Danang Ari
Danarto
Daoed Joesoef
Darju Prasetya
Dedy Tri Riyadi
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
di Bentara Budaya Yogyakarta
Dian Sukarno
Dick Hartoko
Didin Tulus
Din Saja
Diskusi
Djohar
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dodit Setiawan Santoso
Donny Anggoro
Dwi Cipta
Dwi Pranoto
Edeng Syamsul Ma’arif
Edy A Effendi
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Tunas
Emha Ainun Nadjib
Erik Purnama Putra
Esai
Evan Ys
F. Aziz Manna
F. Rahardi
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Alayubi
Farah Noersativa
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Feby Indirani
Fedli Azis
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Franz Kafka
Frischa Aswarini
Fuad Mardhatillah UY Tiba
Gampang Prawoto
Gandra Gupta
Gita Ananda
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gusti Eka
H.A. Karomani
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hamka
Hammam Fathulloh
Happy Widiamoko
Hardy Hermawan
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Haris Firdaus
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hazwan Iskandar Jaya
HB Jassin
Helvy Tiana Rosa
Hendri R.H
Herry Lamongan
Herta Muller
Heru Kurniawan
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Gusti Ngurah Parthama
I Nyoman Tingkat
I Putu Sudibawa
IBM Dharma Palguna
Ibnu Wahyudi
Ida Fitri
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Ika Feni Setiyaningrum
Imadi Daimah Ermasuri
Imam Nawawi
Iman Budhi Santosa
Indonesia O’Galelano
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Ipik Tanoyo
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iva Titin Shovia
Iwan Simatupang
J Anto
Jefrianto
Jhumpa Lahiri
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joko Pinurbo
Jordaidan Rizsyah
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi
Junaidi Khab
Jurnalisme Sastrawi
Kahfie Nazaruddin
Kalis Mardi Asih
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kiki Astrea
Koesalah Soebagyo Toer
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kuntowijoyo
Kurnia Effendi
Kurniasih
Kurniawan
Kuswaidi Syafi’ie
Kuswinarto
L.K. Ara
Laila Putri Rizalia
Lan Fang
Launching dan Bedah Buku
Linus Suryadi
Literasi
LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu)
M Fadjroel Rachman
M. Adnan Amal
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Riyadhus Solihin
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
Mahbib
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mariana A Sardino
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon
Marsel Robot
Masuki M. Astro
Matdon
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Moh Khairul Anwar
Moh. Husen
Mohammad Sadam Husaen
Muhammad Ali
Muhammad Firdaus Rahmatullah
Muhammad Idrus Djoge
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Rasyid Ridho
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhidin M. Dahlan
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Musfeptial Musa
Muslim Basyar
Mustafa ismail
Mustakim
Mutia Sukma
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Neli Triana
Nelson Alwi
Nezar Patria
Ni Made Purnama Sari
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nissa Rengganis
Nobel Sastra
Noor H. Dee
Nur St. Iskandar
Nur Taufik
Nurel Javissyarqi
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Orhan Pamuk
Pagelaran Musim Tandur
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Penerbit Pelangi Sastra
Pentigraf
Pidato Kebudayaan
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Politik
Pramoedya Ananta Toer
Priska
Priyo
Prosa
Puisi
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qomarul Adib
R. M. Sutjipto Wiryosuparto
R. Timur Budi Raja
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rahadian Bagus
Rahmadi Usman
Rahmat HM
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ribut Wijoto
Ridwan
Riki Dhamparan Putra
Rinto Andriono
Rodli TL
Ronny Agustinus
Rosidi
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saini K.M.
Sainul Hermawan
Sajak
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST)
Sanusi Pane
Sapardi Djoko Damono
Sastra dan Kuasa Simbolik
Satu Jam Sastra
Saut Situmorang
SelaSAstra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seputar Sastra Indonesia
Sergi Sutanto
Shella
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sides Sudyarto DS
Sigit Sugito
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Siti
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slamet Hadi Purnomo
Soe Hok Gie
Soeparno S. Adhy
Soesilo Toer
Sofyan RH. Zaid
Sosiawan Leak
Sri Harjanto Sahid
St. Takdir Alisjahbana
Subagio Sastrowardoyo
Sumargono SN
Suminto A. Sayuti
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaifuddin Gani
Syamsudin Walad
T Agus Khaidir
Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan
Tatan Daniel
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Trianton
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Thomas Ekafitrianus
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Pustaka Pujangga
Toto Sudarto Bachtiar
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Udo Z. Karzi
Umar Kayam
Umbu landu Paranggi
Umi Kulsum
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Universitas Jember (UNEJ)
Veven Sp Wardhana
Veven Sp. Wardhana
Vino Warsono
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wage Daksinarga
Wahyu Heriyadi
Wahyu Hidayat
Wahyu Triono KS
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Widodo DS
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wizna Hidayati Umam
Wuryanti Puspitasari
Y. Wibowo
Yanusa Nugroho
Yasunari Kawabata
Yok's Slice Priyo
Yona Primadesi
Yonathan Rahardjo
Yos Rizal S
Yudha Manggala P Putra
Yudhi Fachrudin
Yulhasni
Yulia Permata Sari
Yurnaldi
Zadie Smith
Zainuddin Sugendal
Zainuri
Zehan Zareez
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar