Sabtu, 30 Mei 2020

Guru Bahasa dan Sastra yang Cendekia-Literat

Djoko Saryono *

Dalam ingatan saya, dahulu dunia pendidikan bahasa dan sastra Indonesia banyak diisi oleh guru yang dapat digolongkan sebagai kaum cendekia dan kaum literati -- dua golongan sosial yang memainkan peranan penting dan berarti dalam proses perjuangan dan pengisian kemerdekaan Indonesia. Selain mendidik atau mengajar (tak harus dipadankan dengan kata teach(ing), tapi asosiasikan dengan konsep 'tunjuk ajar' yang memuat makna adab dan budi pekerti), mereka tekun berpikir-bergagas, membaca, dan menulis buku secara otentik dan prolifik. Mereka tak hanya mereproduksi, mereplikasi atau menduplikasi pikiran-gagasan orang lain di dalam tulisan mereka. Mereka benar-benar mengkreasi dan memproduksi pikiran-gagasan berdasarkan realitas dan bacaan mereka yang dihela oleh pandangan dan sikap tertentu.

Dalam perjalanan bangsa dan perubahan zaman, seperti keadaan permukaan laut, tradisi guru bahasa dan sastra (Indonesia) yang mengisi golongan cendekia dan literati mengalami pasang-surut. Ringkas kata, guru bahasa dan sastra sebagai kaum cendekia dan kaum literati pernah pasang naik sehingga diperhitungkan zaman, tapi pernah pasang surut sehingga ditinggal zaman. Pada suatu masa, kita mendapati guru bahasa dan sastra (Indonesia) yang kebanyakan mendaur-ulang dan melayakan pikiran-gagasan yang sudah ada di samping kurang membaca dan menulis secara otentik dan prolifik. Ini akibat berbagai faktor struktural dan kultural yang menjerat dan menjepit ketat-kuat guru, bukan karena faktor personal-psikologis-sosial guru semata.

Walau demikian, sosok guru bahasa dan sastra sebagai kaum cendekia dan kaum literati tak padam sama-sekali. Tradisi berpikir-bergagas, membaca, dan menulis sebagai 'tugas agung' kecendekiaan dan keliteratan senantiasa ada penjaganya -- maksudnya senantiasa ada guru yang mencemplungkan diri ke dalam peran kecendekiaan dan keliteratan dengan tekun-kuat berpikir-membaca-menulis secara otentik dan prolifik. Meskipun secara kuantitatif mungkin tak banyak (dibandingkan) jumlah guru bahasa dan sastra yang demikian, pada masa kiwari saya selalu mendapati guru bahasa dan sastra yang kreatif dan produktif berpikir, membaca, dan menulis secara otentik dan prolofik.

Di antara sekian banyak guru bahasa dan sastra yang rajin-tekun berpikir, membaca, dan menulis begitu otentik dan prolifik, saya ingin menyebut nama Prasetyo Utomo, Sudibyo Glendoh, M Shoim Anwar, A Iwan Kapit, Lubis Grafura, Tjahjono Widarmanto, dan Tjahjono Widijanto. Mereka itu contoh guru yang kini menjadi penjaga nyala tradisi kecendekiaan dan keliteratan di kalangan guru bahasa dan sastra. Dunia pendidikan persekolahan atau pembelajaran tanpa tradisi kecendekiaan dan keliteratan bisa menjadi monster yang membahayakan peradaban ke depan, dan mereka tak menginginkan hal tersebut terjadi. Maka mereka merawat kecendekiaan dan keliteratan dengan cara rajin berpikir-bergagas, membaca, dan menulis secara otentik dan prolifik. Karya-karya mereka memberi makna dan oksigen segar bagi kecendekiaan dan keliteratan di dunia pendidikan (pembelajaran). Bagi saya, merekalah para penjaga dan perawat tradisi pemikiran dan tradisi literasi di dunia pendidikan khususnya pembelajaran di habitus belajar paling depan, yaitu sekolah.

Kemarin saya girang sekali dan bahagia. Pasalnya, saya memperoleh hadiah tiga buku karya Tjahjono Widijanto, guru bahasa dan sastra Indonesia yang menjaga keliteratan dan kecendekiaan di jagat pendidikan. Tiga buku itu judulnya (1) Dari Kosmos ke Chaos, (2) Dari Jagad Wayang Hingga Perahu Lalotang, dan (3) Ajisaka dan Kisah-kisah tentang Tahta. Ketiganya buku otentik dan prolifik yang mencerminkan olah pikir-gagas yang didasarkan realitas dan bacaan yang kaya. Buku esai sastra berjudul Dari Kosmos ke Chaos mencoba membalik perspektif dan memuntir cara pandang pembaca karena kebiasaan kita berpikir dari chaos ke kosmos telah dibalik menjadi dari kosmos ke chaos. Buku esai budaya Dari Jagad Wayang Hingga Perahu Lalotang mengajak pembacanya berkelana ke pelbagai budaya lokal untuk dibersihkan dan didayakan bagi kepentingan masa kini. Kemudian buku antologi puisi Ajikasaka dan Kisah-kisah Tahta mengajak pembacanya menghikmati keperihan dan kenyerian memperjuangkan literasi yang berkelindan dengan kekuasaan.

Sudah begitu saja. Saya girang mendapat hadiah tiga buku sastra budaya karya Tjahjono Widijanto.

_______________
*) Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd adalah Guru Besar Jurusan Sastra Indonesia di Fakultas Sastra pada kampus UNM (Universitas Negeri Malang). Telah banyak menghasilkan buku, artikel apresiasi sastra, serta budaya. Dan aktif menjadi pembicara utama di berbagai forum ilmiah kesusatraan tingkat Nasional juga Internasional.
http://sastra-indonesia.com/2020/05/guru-bahasa-dan-sastra-yang-cendekia-literat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar