Al Azhar Riau
azhariau.blogspot.com
Istilah “mazhab/aliran Riau” atau Riau School pertama kali dikemukakan oleh R.O. Winstedt, dalam bukunya A History of Classical Malay Literature (1977, cetak ulang). Ia sendiri tidak pernah menjelaskan panjang lebar anggapannya itu. Kemudian, pengkaji Melayu asal Rusia, Vladimir I. Braginsky, menerbitkan hasil observasinya tentang evolusi struktur syair (lihat: “Evolution of the verse-structure of the Malay syair,” Archipel 42: 133-54, 1991). Braginsky menemukan beberapa perbedaan struktur sejumlah syair yang diketahui ditulis di Penyengat; dan ia menyokong pendapat Winstedt.
Untuk membuktikan keberadaan sebuah mazhab dalam korpus besar sastra tulis Melayu, observasi terhadap anasir tertentu dari sebuah genre saja tidaklah cukup. Sampai abad ke-19, sastra Melayu pun sudah wujud dalam berbagai genre, dan untuk menyusun poetikanya tentu tak cukup hanya dengan mengamati genre syair. Namun, di tengah-tengah lautan sastra Melayu, tulisan-tulisan yang dihasilkan oleh para pengarang Penyengat memang tersergam bagai sebuah pulau, yang terbentuk dari sejumlah perbedaan. Misalnya, sebagaimana tersirat dalam teks-teks karangan mereka, para pengarang Penyengat terlihat tampil pada posisi kepengarangan bertipe dagang: mengarang di jalur ingatan, mendidik, membangkitkan kesadaran akan keutamaan akalbudi, pentingnya identitas dan marwah. Di tengah gemuruh sejarah abad ke-19, akalbudi yang lemah memang mencederakan marwah. Ini tercermin dalam hampir semua karangan, mulai dari Syair Siti Zawiyah atau Haris Fadillah (Tuan Bilal Abu) hingga ke Syair Kadamuddin dan Hikayat Syamsul Anwar (Aisyah Sulaiman).
Memang ada juga beberapa karya yang mirip roman Panji, berlatar timur tengah, seperti Hikayat Golam dan Syair Raja Damsyik. Tetapi keduanya adalah reproduksi: Hikayat Golam diterjemahkan dari bahasa Arab (sebagaimana diterangkan Raja Ali Haji dalam sepucuk suratnya kepada Von de Wall), dan Syair Raja Damsyik adalah alih-bentuk (dari Hikayat Damsyik yang prosaik) oleh Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda. Bila dibandingkan, maka kita segera sadar bahwa Syair Raja Damsyik hanya ‘meminjam’ plot, latar tempat, dan nama-nama tokohnya saja. Sedangkan budaya yang melatari kisahnya adalah keseharian Melayu di kepulauan ini; sebuah contoh dari apa yang dapat disebut reproduksi kreatif.
Reproduksi berupa alih-bentuk naratif prosaik (hikayat, kronik, catatan perjalanan) ke puitik (syair) yang seperti itu nampaknya memang bagian dari kepawaian pengarang lingkaran Penyengat. Syair seolah-seolah ditakrifkan ‘hanya’ sebagai sebuah cara berkisah. Namun keunggulan utama pengarang lingkaran Penyengat adalah pada semangat dan dahaga mereka untuk apa yang ingin saya sebut sebagai representasi kristis. Semua karya seni (termasuk seni bahasa) adalah representasi gejala-gejala nyata, tekstual, maupun imajinatif. Watak ‘baru’ sebuah karya seringkali dilihat dari sikap yang dipantulkannya terhadap gejala-gejala (real, tekstual, maupun imajinatif), sehingga karya itu terkesan menampilkan perspektif dan pemahaman baru terhadap gejala-gejala.
Para pengarang lingkaran Penyengat dengan jelas mengesankan sikap kritis mereka terhadap sejarah dan lingkungan sosial semasa, sebagaimana terlihat misalnya dalam semua karya Raja Ali Haji dan kerabatnya. Teks-teks yang mereka hidangkan hadir seperti sebuah pawai perlawanan dan gerakan perubahan kebudayaan ber-‘arasy ilmu pengetahuan dan budi. Kewibawaan sosial yang terberikan oleh darah bangsawan mereka menjadi kurang penting, sebab sebagaimana ditulis oleh Raja Ali Haji: “hendak mengenal orang berbangsa – lihat kepada budi dan bahasa”. Dalam lingkungan beraja-raja, seorang bangsawan tentu memilki privelege; tetapi dalam kehidupan semasa, peran dan kedudukan sosialnya di mata orang-orang tetaplah bergantung pada akalbudi dan ilmu yang ditaburkannya. Dan sebagaimana dinyatakan Hasan Junus (dalam Raja Ali Haji Budayawan di Gerbang Abad XX, 1988), Raja Ali Haji (dan pengarang Penyengat semasa) memelopori perubahan pandangan tentang kebangsawanan, yaitu dari darah ke kedalaman dan keluasan ilmu.
Dengan etos keilmuan itu, pengarang Penyengat semasa memunculkan genre-genre baru dalam sastra Melayu: gurindam, ikat-ikatan, cakapan, kamus ensiklopedis, dll. Raja Ali Haji bahkan mewariskan sebuah tulisan yang dapat digolongkan sebagai pemikiran mengenai puitika Melayu (pengantar untuk Syair Ikat-Ikatan Duabelas Puji). Mereka juga bergaul dengan berbagai kalangan, dan menceburkan diri ke dalam dinamika politik dan sosial-budaya semasa. Kepengarangan membuhulkan hubungan maknanya dengan kecendekiawanan: produk-produk tertulis menjadi buah akalbudi. Pada tahun 1885, para cendekiawan ini menubuhkan Rusydiah Kelab, sebuah lembaga yang berperan besar dalam kebijakan politik kerajaan Riau-Lingga menghadapi tekanan kolonial yang semakin meningkat.
***
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Jalal
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
A. Qorib Hidayatullah
A. Rego S. Ilalang
A. Rodhi Murtadho
A. Syauqi Sumbawi
A.H. J Khuzaini
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Abdoel Moeis
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Abubakar Batarfie
Abdullah Harahap
Acep Zamzam Noor
Achi Breyvi Talanggai
Achiar M Permana
Aditya Ardi N
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan MN
Agus Buchori
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Gaus
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Rifa’i Rif’an
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhmad Fatoni
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akrom Hazami
Al Azhar Riau
Alang Khoiruddin
Albert Camus
Albertus Prasetyo Heru Nugroho
Aldika Restu Pramuli
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Alia Swastika
Alim Bakhtiar
Allex Qomarulla
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Amin Hasan
Aming Aminoedhin
An. Ismanto
Ana Mustamin
Andhika Dinata
Andong Buku #3
Andong Buku 3
Anindita S Thayf
Anisa Ulfah
Anjrah Lelono Broto
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Anwar Holid
Aprinus Salam
APSAS (Apresiasi Sastra)
Ardi Wina Saputra
Arie MP Tamba
Arif Hidayat
Arif Saifudin Yudistira
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Asarpin
Asrul Sani
Astrikusuma
Ayung Notonegoro
Azizah Hefni
Badrul Munir Chair
Bahrum Rangkuti
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin
Benee Santoso
Beni Setia
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Binhad Nurrohmat
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hatees
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Cak Sariban
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chusnul Cahyadi
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Damiri Mahmud
Danang Ari
Danarto
Daoed Joesoef
Darju Prasetya
Dedy Tri Riyadi
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
di Bentara Budaya Yogyakarta
Dian Sukarno
Dick Hartoko
Didin Tulus
Din Saja
Diskusi
Djohar
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dodit Setiawan Santoso
Donny Anggoro
Dwi Cipta
Dwi Pranoto
Edeng Syamsul Ma’arif
Edy A Effendi
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Tunas
Emha Ainun Nadjib
Erik Purnama Putra
Esai
Evan Ys
F. Aziz Manna
F. Rahardi
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Alayubi
Farah Noersativa
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Feby Indirani
Fedli Azis
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Franz Kafka
Frischa Aswarini
Fuad Mardhatillah UY Tiba
Gampang Prawoto
Gandra Gupta
Gita Ananda
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gusti Eka
H.A. Karomani
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hamka
Hammam Fathulloh
Happy Widiamoko
Hardy Hermawan
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Haris Firdaus
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hazwan Iskandar Jaya
HB Jassin
Helvy Tiana Rosa
Hendri R.H
Herry Lamongan
Herta Muller
Heru Kurniawan
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Gusti Ngurah Parthama
I Nyoman Tingkat
I Putu Sudibawa
IBM Dharma Palguna
Ibnu Wahyudi
Ida Fitri
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Ika Feni Setiyaningrum
Imadi Daimah Ermasuri
Imam Nawawi
Iman Budhi Santosa
Indonesia O’Galelano
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Ipik Tanoyo
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iva Titin Shovia
Iwan Simatupang
J Anto
Jefrianto
Jhumpa Lahiri
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joko Pinurbo
Jordaidan Rizsyah
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi
Junaidi Khab
Jurnalisme Sastrawi
Kahfie Nazaruddin
Kalis Mardi Asih
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kiki Astrea
Koesalah Soebagyo Toer
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kuntowijoyo
Kurnia Effendi
Kurniasih
Kurniawan
Kuswaidi Syafi’ie
Kuswinarto
L.K. Ara
Laila Putri Rizalia
Lan Fang
Launching dan Bedah Buku
Linus Suryadi
Literasi
LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu)
M Fadjroel Rachman
M. Adnan Amal
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Riyadhus Solihin
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
Mahbib
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mariana A Sardino
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon
Marsel Robot
Masuki M. Astro
Matdon
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Moh Khairul Anwar
Moh. Husen
Mohammad Sadam Husaen
Muhammad Ali
Muhammad Firdaus Rahmatullah
Muhammad Idrus Djoge
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Rasyid Ridho
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhidin M. Dahlan
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Musfeptial Musa
Muslim Basyar
Mustafa ismail
Mustakim
Mutia Sukma
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Neli Triana
Nelson Alwi
Nezar Patria
Ni Made Purnama Sari
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nissa Rengganis
Nobel Sastra
Noor H. Dee
Nur St. Iskandar
Nur Taufik
Nurel Javissyarqi
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Orhan Pamuk
Pagelaran Musim Tandur
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Penerbit Pelangi Sastra
Pentigraf
Pidato Kebudayaan
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Politik
Pramoedya Ananta Toer
Priska
Priyo
Prosa
Puisi
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qomarul Adib
R. M. Sutjipto Wiryosuparto
R. Timur Budi Raja
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rahadian Bagus
Rahmadi Usman
Rahmat HM
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ribut Wijoto
Ridwan
Riki Dhamparan Putra
Rinto Andriono
Rodli TL
Ronny Agustinus
Rosidi
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saini K.M.
Sainul Hermawan
Sajak
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST)
Sanusi Pane
Sapardi Djoko Damono
Sastra dan Kuasa Simbolik
Satu Jam Sastra
Saut Situmorang
SelaSAstra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seputar Sastra Indonesia
Sergi Sutanto
Shella
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sides Sudyarto DS
Sigit Sugito
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Siti
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slamet Hadi Purnomo
Soe Hok Gie
Soeparno S. Adhy
Soesilo Toer
Sofyan RH. Zaid
Sosiawan Leak
Sri Harjanto Sahid
St. Takdir Alisjahbana
Subagio Sastrowardoyo
Sumargono SN
Suminto A. Sayuti
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaifuddin Gani
Syamsudin Walad
T Agus Khaidir
Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan
Tatan Daniel
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Trianton
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Thomas Ekafitrianus
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Pustaka Pujangga
Toto Sudarto Bachtiar
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Udo Z. Karzi
Umar Kayam
Umbu landu Paranggi
Umi Kulsum
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Universitas Jember (UNEJ)
Veven Sp Wardhana
Veven Sp. Wardhana
Vino Warsono
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wage Daksinarga
Wahyu Heriyadi
Wahyu Hidayat
Wahyu Triono KS
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Widodo DS
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wizna Hidayati Umam
Wuryanti Puspitasari
Y. Wibowo
Yanusa Nugroho
Yasunari Kawabata
Yok's Slice Priyo
Yona Primadesi
Yonathan Rahardjo
Yos Rizal S
Yudha Manggala P Putra
Yudhi Fachrudin
Yulhasni
Yulia Permata Sari
Yurnaldi
Zadie Smith
Zainuddin Sugendal
Zainuri
Zehan Zareez
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar