Senin, 25 Mei 2020

Mazhab Riau: Representasi Kritis

Al Azhar Riau
azhariau.blogspot.com

Istilah “mazhab/aliran Riau” atau Riau School pertama kali dikemukakan oleh R.O. Winstedt, dalam bukunya A History of Classical Malay Literature (1977, cetak ulang). Ia sendiri tidak pernah menjelaskan panjang lebar anggapannya itu. Kemudian, pengkaji Melayu asal Rusia, Vladimir I. Braginsky, menerbitkan hasil observasinya tentang evolusi struktur syair (lihat: “Evolution of the verse-structure of the Malay syair,” Archipel 42: 133-54, 1991). Braginsky menemukan beberapa perbedaan struktur sejumlah syair yang diketahui ditulis di Penyengat; dan ia menyokong pendapat Winstedt.

Untuk membuktikan keberadaan sebuah mazhab dalam korpus besar sastra tulis Melayu, observasi terhadap anasir tertentu dari sebuah genre saja tidaklah cukup. Sampai abad ke-19, sastra Melayu pun sudah wujud dalam berbagai genre, dan untuk menyusun poetikanya tentu tak cukup hanya dengan mengamati genre syair. Namun, di tengah-tengah lautan sastra Melayu, tulisan-tulisan yang dihasilkan oleh para pengarang Penyengat memang tersergam bagai sebuah pulau, yang terbentuk dari sejumlah perbedaan. Misalnya, sebagaimana tersirat dalam teks-teks karangan mereka, para pengarang Penyengat terlihat tampil pada posisi kepengarangan bertipe dagang: mengarang di jalur ingatan, mendidik, membangkitkan kesadaran akan keutamaan akalbudi, pentingnya identitas dan marwah. Di tengah gemuruh sejarah abad ke-19, akalbudi yang lemah memang mencederakan marwah. Ini tercermin dalam hampir semua karangan, mulai dari Syair Siti Zawiyah atau Haris Fadillah (Tuan Bilal Abu) hingga ke Syair Kadamuddin dan Hikayat Syamsul Anwar (Aisyah Sulaiman).

Memang ada juga beberapa karya yang mirip roman Panji, berlatar timur tengah, seperti Hikayat Golam dan Syair Raja Damsyik. Tetapi keduanya adalah reproduksi: Hikayat Golam diterjemahkan dari bahasa Arab (sebagaimana diterangkan Raja Ali Haji dalam sepucuk suratnya kepada Von de Wall), dan Syair Raja Damsyik adalah alih-bentuk (dari Hikayat Damsyik yang prosaik) oleh Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda. Bila dibandingkan, maka kita segera sadar bahwa Syair Raja Damsyik hanya ‘meminjam’ plot, latar tempat, dan nama-nama tokohnya saja. Sedangkan budaya yang melatari kisahnya adalah keseharian Melayu di kepulauan ini; sebuah contoh dari apa yang dapat disebut reproduksi kreatif.

Reproduksi berupa alih-bentuk naratif prosaik (hikayat, kronik, catatan perjalanan) ke puitik (syair) yang seperti itu nampaknya memang bagian dari kepawaian pengarang lingkaran Penyengat. Syair seolah-seolah ditakrifkan ‘hanya’ sebagai sebuah cara berkisah. Namun keunggulan utama pengarang lingkaran Penyengat adalah pada semangat dan dahaga mereka untuk apa yang ingin saya sebut sebagai representasi kristis. Semua karya seni (termasuk seni bahasa) adalah representasi gejala-gejala nyata, tekstual, maupun imajinatif. Watak ‘baru’ sebuah karya seringkali dilihat dari sikap yang dipantulkannya terhadap gejala-gejala (real, tekstual, maupun imajinatif), sehingga karya itu terkesan menampilkan perspektif dan pemahaman baru terhadap gejala-gejala.

Para pengarang lingkaran Penyengat dengan jelas mengesankan sikap kritis mereka terhadap sejarah dan lingkungan sosial semasa, sebagaimana terlihat misalnya dalam semua karya Raja Ali Haji dan kerabatnya. Teks-teks yang mereka hidangkan hadir seperti sebuah pawai perlawanan dan gerakan perubahan kebudayaan ber-‘arasy ilmu pengetahuan dan budi. Kewibawaan sosial yang terberikan oleh darah bangsawan mereka menjadi kurang penting, sebab sebagaimana ditulis oleh Raja Ali Haji: “hendak mengenal orang berbangsa – lihat kepada budi dan bahasa”. Dalam lingkungan beraja-raja, seorang bangsawan tentu memilki privelege; tetapi dalam kehidupan semasa, peran dan kedudukan sosialnya di mata orang-orang tetaplah bergantung pada akalbudi dan ilmu yang ditaburkannya. Dan sebagaimana dinyatakan Hasan Junus (dalam Raja Ali Haji Budayawan di Gerbang Abad XX, 1988), Raja Ali Haji (dan pengarang Penyengat semasa) memelopori perubahan pandangan tentang kebangsawanan, yaitu dari darah ke kedalaman dan keluasan ilmu.

Dengan etos keilmuan itu, pengarang Penyengat semasa memunculkan genre-genre baru dalam sastra Melayu: gurindam, ikat-ikatan, cakapan, kamus ensiklopedis, dll. Raja Ali Haji bahkan mewariskan sebuah tulisan yang dapat digolongkan sebagai pemikiran mengenai puitika Melayu (pengantar untuk Syair Ikat-Ikatan Duabelas Puji). Mereka juga bergaul dengan berbagai kalangan, dan menceburkan diri ke dalam dinamika politik dan sosial-budaya semasa. Kepengarangan membuhulkan hubungan maknanya dengan kecendekiawanan: produk-produk tertulis menjadi buah akalbudi. Pada tahun 1885, para cendekiawan ini menubuhkan Rusydiah Kelab, sebuah lembaga yang berperan besar dalam kebijakan politik kerajaan Riau-Lingga menghadapi tekanan kolonial yang semakin meningkat.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar