Selasa, 02 Juni 2020

Kembali Menggugat Dominasi Sastra Koran

Kompas.com 04/02/2009

Bila boikot terhadap media cetak yang dikatakan oleh Saut Situmorang adalah dalam konteks politik sastra yang memasung karya sastra, dengan mengedepankan kelompok-kelompoknya sendiri, hal itu harus didukung.

Demikian dikatakan oleh Hudan Hidayat, cerpenis yang menjadi pembicara dalam diskusi “Sastra Internet dan Masa Depan Sastra” yang menampilkan penyair Saut Situmorang, Nurudin Asyhadie dan tokoh blogger Indonesia, Enda Nasution.

Mereka tampil dalam diskusi yang diselenggarakan dalam peringatan ulang tahun milis sastra terbesar saat ini, Apresiasi Sastra (Apsas) ke-4 di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Taman Izmail Marzuki, Jakarta 31 Januari 2009. Selain diskusi, acara yang berlangsung meriah dengan hadirnya lebih dari 150 Apsasian (sebutan bagi anggota Apsas) dan para sastrawan, juga diisi dengan pembacaan puisi, musik, teater dan bedah buku.

Diskusi itu sendiri berlangsung meriah, penuh dengan gugatan terhadap dominasi sastrawan dan kelompok tertentu terhadap dunia sastra seperti tampak di media massa koran, terutama dari Hudan dan Saut. Enda memberi siasat bagaimana agar sastra di internet bisa memanfaatkan kekuatan yang mereka miliki dan justru tak terdapat pada media cetak, salah satunya ialah immediacy (kekinian), yang bersifat langsung, tanpa jeda dan ada link yang memungkinkan setiap hal bertaut.

Sementara uraian Nuruddin Asyhadie yang kali ini tampil dengan uraiannya yang serius untuk forum yang sudah cair oleh acara sebelumnya,  dia menerangkan signifikansi sastra di media Internet, meskipun sampai sekarang tampaknya makin mirip dengan sastra cetak. Agus Noor yang memandu acara dengan celetukannya yang segar dan sering bikin ketawa, membuat suasana hidup dan setia pada jalur.

Masalah sastra cyber atau internet kembali mengemuka seperti perdebatan tahun 2002 lalu. Saat itu Saut dalam tulisannya yang terangkum dalam buku Cyber Graffiti Polemik Sastra Cyberpunk mengatakan "Pada mulanya adalah kejenuhan. Kejenuhan pada hegemoni kekuasaan media massa cetak Koran yang kebetulan punya halaman “sastra” pada edisi hari Minggu-nya, yang sebenarnya tidak lebih dari semacam “sisipan after thought” atas keberadaan apa yang disebut sebagai Sastra Indonesia Modern."

Sikap yang tak berbeda ditunjukkan oleh Saut Situmorang yang bahkan mengajak untuk melawan sastra koran dan menguatkan sastra Internet. Bahkan kata penyair berambut gimbal yang dibiarkan memanjang ini, kalau mau menguatkan sastra Internet, penulis (sastrawan) harus berani meninggalkan sastra koran, jangan menulis atau langganan harian. Dia menyatakan sastra Internet sampai sekarang masih belum diakui keberadaannya oleh sejumlah kalangan, terutama kritikus dan para redaksi sastra koran--apalagi 4-5 tahun lalu. Sebagian kritik menilai, sastra Internet ialah tong sampah. Ironik, sekarang para pengkritik itu beberapa di antaranya malah menfaatkan blog dan semacamnya, terutama situs jaringan sosial seperti milis dan Facebook.

Lain lagi dengan gugatan dari  Hudan Hidayat yang begitu pedas, dengan berulang kali mengatakna bahwa  Sapardi adalah pembunuh terbesar sastra Indonesia, termasuk di antaranya Agus R. Sardjono dan Putu Wijaya. Pernyatan ini mengundang tanggapan dari penyair, Suparwan G.Parikesit yang meminta Hudan menjelaskan pernyataannya yang kontroversial itu. Pada bagian lain, Saut dan Hudan secara terbuka mengecam Goenawan Mohamad, Nirwan Dewanto, juga Dewan Kesenian Jakarta.

Tumpengan

Peringatan ulang tahun ini tidak hanya menyedot kehadiran Apsasian tapi juga anggota milis lainnya seperti kemudian.com yang cukup banyak, warung puisi.com dan bunga matahari. Mereka juga turut mengisi acara seperti pembacaan puisi oleh Khrisna Pabicara dan R.Mega Ayu yang tampil cukup ekpresif di awal acara.

Saat ini anggota Apsas, yang berdiri pada 5 Januari 2005 memiliki anggota sebanyak 1.621 orang, yang tersebar di berbagai daerah hingga luar negeri. Perayaan ulang tahun baru diadakan saat menginjak usia kedua pada 2007 di toko buku Aksara dan 2008 di Japan Foundation. Saat ini milis yang aktif mengadakan diskusi dan pernah menerbitkan buku kumpulan cerpen karya Apsasian ini memiliki 8 moderator, jumlah paling besar untuk sebuah milis.

Para moderator yang memiliki posisi sejajar dan bekerja secara kolektif ini terdiri dari Djodi Sambodo alias Lembayung Sepi di Arizona, Amerika, Sigit Susanto (Zurich, Swiss), Mega Vristian (Hongkong), Yahya Tirta Prawira (Salatiga), Hernadi Tanzil (Bandung), Dorsey Elisabeth Silalahi (Jakarta), Didik Eko Wahyudi atau "Cak Bono" dan Lan Fang, keduanya di Surabaya.

Menurut Ketua Panitia HUT Apsas ke-4, Ilenk Rembulan dan wakilnya, Sahlul Fuad, diadakannya acara di PDS HB Jassin mempunyai makna lebih karena PDS yang berlokasi di TIM sebagai salah satu satu sentra kegiatan sastra, merupakan pusat dokumentasi sastra terbesar. HB Jassin juga kritikus sastra yang sangat dihormati oleh semua kalangan.

Sejak pagi Apasasian mulai berdatangan. Mengisi daftar hadir, menyodorkan Rp5.000,- untuk sebuah pin yang cantik kreasi Fitri sebagai tanda masuk. Begitu juga tas yang juga dijual serta buku-buku karya anggota Apsas. Nina Yuliana, Setio Bardono, Dedy Tri Riyadi, Nana, Veve, Mila, Weni dan relawan lainnya segera sibuk menerima tamu, jajanan atau sumbangan lain dari Apsasian.

Acara yang dipandu oleh MC Budhi Setyawan (penyair yang juga penggiat Sastra Reboan) dan Feby Indriani (cerpenis) bergulir dengan mulusnya. Diawali dengan perkenalan dari masing-masing pengunjung, acara segera diawali dengan tampilan para penyair seperti Widzar Al Ghifary dari Bandung, Kuntet Dilaga dan musik oleh Band Black Pear.

Di tengah acara juga diumumkan para pemenang Lomba Kritik Buku Puisi dan Lomba Penulisan Pantun Satire. Pemenang Lomba Pantun Satire 1. Mochamad Faizun, 2. St. F. Ragilf dan 3. Sigit Susanto. Lomba Kritik Buku Puisi tidak menghasilkan pemenang, namun juri memberikan apresiasi pada Wayan Sunarta yang meresensi Dongeng Anjing Api karya Sindu Putra. Selain itu diadakan door prize berupa buku-buku sumbangan dari Apsasian serta penerbit seperti Kafi Kurnia dari Akoer dan Anton Kurnia dari Serambi.

Diskusi pertama dibuka dengan bahasan akan buku Menyusuri Lorong-Lorong Dunia II karya Sigit Susanto oleh Anwar Holid dengan moderator Sahlul Fuad. Buku ini, kata Anwar Holid yang penulis dan publisis, menunjukkan keseriusan Sigit Susanto dalam menuliskan pengamatannya di setiap lokasi yang dijejakinya. Pembaca tidak hanya disodori pengalaman perjalanan yang ditulis dengan bahasa jurnalistik yang enak tapi juga terselipkan bahasa sastra yang enak dikunyah.

Menginjak tengah hari suasana makin meriah dengan hadirnya para sastrawan seperti Sitor Situmorang, Afrizal Mana, Sitok Srengene, Wowok Hesti, Tulus Wijanarko, Rachmat Ali, Arie MP Tamba, Kurnia Effendi, Ana Mustamin, Dharmadi, Damhuri Muhammad, Irmansyah, Imam Maarif, Sihar Ramses Simatupang, A.Badri AQT, Kirana Kejora, Yurnaldi,  Joko Sumantri, Purwiyanto hingga artis yang sekarang aktivis di Komnas Anak, Wanda Hamidah.

Apsasian yang hadir tak hanya dari Jakarta, termasuk wakil Moderator Apsas, Dorsey Elisabeth Silalahi (Ochie) tapi juga dari daerah semisal Gita Pratama dari Surabaya, Adi Toha (Bandung), Diani dan Jasmine dari Pekanbaru. “Saya penggemar sastra, dan bisa hadir di acara semeriah ini sungguh menggembirakan,” kata Jasmine yang mahasiswi di salah satu PTS di Kediri.

Penampilan Whatever band dengan pentolannya, Iwan Sulistiawan yang dikenal dengan nama Bung Kelinci makin membuat meriah suasana. Beberapa pengunjung larut dan menggoyangkan badannya ketika lagu demi lagu diluncurkan. Bung Kelinci juga menampilkan teater Pintu 310 yang menampilkan cuplikan novel Lanang karya Yonathan Raharjo dan monolog dari buku puisi Otobiografi Saut Situmorang serta cerpen karya Akmal Nasery Basral. Tak kalah segarnya penampilan penyair Slamet Widodo yang khusus menulis puisi Caleg untuk dibacakan di HUT Apsas ini.

Novelis Yonathan Raharjo sendiri di acara ini menjadi moderator saat berlangsung dialog dengan Anindita Siswanto Thayf, pemenang Lomba Novel Dewan Kesenian Jakarta 2008 dengan novelnya Tanah Tabu. Yonathan menggantikan Zai Lawanglangit, penyair yang mendesain backdrop HUT Apsas dan sedang sibuk dengan pekerjaannya hingga hanya bisa hadir sebentar di awal acara. Dialog dengan Aninditia ini dibawakan dengan menarik oleh Yonathan, dengan humor-humor segarnya yang mengundang applause pengunjung.

Di tengah acara, terdapat peristiwa langka, yang menurut penyair Dharmadi merupakan sejarah, saat Saut Situmorang didaulat ke depan untuk menerima potongan nasi tumpeng dari Sitok Srengenge. Saut bersama Wowok Hesti dikenal sebagai tokoh Boemipoetra yang berpandangan dan menentang keras dominasi Komunitas Utan Kayu dengan salah satu tokohnya Sitok Srengenge.

Sitok dengan tenang diiringi tepuk tangan meriah memotong tumpeng dan sebagian lauknya, menaruh di piring dan menyerahkan kepada Saut. Keduanya lalu berangkulan, dan ditimpali oleh “Saat ini Saut bernama Saut Srengenge”, celetuk Agus Noor diikuti oleh Apsasian yang lain.

Peringatan ulangtahun ke-4 kali ini juga diisi dengan ziarah ke makam Chairil Anwar dan Pramoedya Ananta Toer di Pemakaman Karet Bielvak keesokan harinya (01/02). Mereka adalah mata kanan dan mata kiri sastra Indonesia, kata Saut Situmorang usai menaburkan bunga di makam kedua sastrawan tersebut. (yo)

https://properti.kompas.com/read/2009/02/04/02455393/kembali.menggugat.dominasi.sastra.koran?page=all

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar