Senin, 27 Juli 2020

Puisi-Puisi Sri Harjanto Sahid

KESEPIAN

Begitu tergeragap dari tidur kurasakan tubuhku membesar
pelan-pelan makin lama makin besar dan tak dapat dihentikan.

aku tumbuh menjadi raksasa yang besarnya tak terhingga dan
ganas luar biasa. Sambil meraung aku melompat ke angkasa
kukejar-kejar rembulan yang menjerit-jerit ketakutan ia
kusepaki kian kemari kusiksa kubentur-benturkan dengan
matahari hingga luka-luka merajam seluruh tubuhnya. Dan

matahari? Matahari kupermainkan seenak udelku beribu-ribu kali kumasukkan ke dalam mulut kukeluarkan bersama kentut-kentut dan kusedot dengan bibir lubang pantat kukeluarkan
kembali lewat bibir lubang pantat hingga matahari pucat pasi
kehilangan cahaya keabadiannya. Bintang-bintang kuraup lalu
kukremus-kremus kuludahkan dan langit kusayat-sayat kurobek-
robek dengan kuku-kuku jari-jari kaki serta seluruh permukaan
bumi kubanjiri dengan semprotan air mani. Jagad raya kurusak
kuporak-porandakan kujungkir-balikkan semua susunannya
sementara tubuhku terus membesar membesar membesar
membesar akhirnya lebih besar dari jagad raya sendiri
sehingga menampung tubuhku. aku mengembara di
kekosongan.

Tubuhku dibalut suasana lengang.

Tak kujumpai waktu.

Tak kualami gelap dan terang.

Kukira aku sedang tak berada di dalam
ada atau pun tiada tetapi berada di dalam
lingkungan teka-teki tanpa nama. di sini
tak ada selatan timur barat utara tetapi yang
ada hanya satu arah yaitu tenggara dan
di kebalikan tenggara juga tak ada
barat-laut.

Aku bingung.

Aku kesepian.

Dengan sekuat tenaga aku memekik-mekik
memanggil sebuah nama tetapi tak pernah ada jawaban
kecuali hanya gema yang berpusar-pusar di lorong pendengaran semata.

Aku berguling-guling menyingkirkan rasa bosan hingga
gunung-gunung di dalam dadaku berletusan memuntah-muntahkan lahar
dan sungai-sungai di dalam perutku membeludak melimpahruahkan darah dan nanah
dan binatang-binatang berbisa dan jutaan badai panas yang bersembunyi
berabad-abad di dalam paru-paruku gelisah menggelegak dahsyat
lantas bergerak menggelombang-gelombang dengan kecepatan tak
terkatakan membakari hutan-hutan lebat yang tumbuh liar di
seputar hatiku, maka burung-burung pun menangis beterbangan
dengan sayap merah menyala menghangus-hanguskan udara
dan cakrawala dan mega-mega. Aku lunglai
terkapar kehabisan tenaga
dan putus asa tatkala
seorang lelaki yang kecilnya tiada tara muncul
dari ujung kelenyapan. Tubuhnya berselimut kabut dan
cahaya sunyi jingga. Pasti Dewa Ruci dugaku dan ketika
kutanya ia menjawab ya. Pasti ia akan menyuruh aku masuk ke dalam telinganya pikirku
dan memang demikianlah kemudian kejadiannya. Aku menjadi gemas lalu habis-habisan
mengejek menertawakannya dan dengan marah kutolak perintahnya yang sudah klise
tetapi ia tersenyum sabar tanpa rasa kecewa. Aku semakin sewot
merasa diremehkan olehnya maka aku pun menggeram menerkam tubuhnya
dan sambil memaki-maki dirinya kumasukkan tubuhnya ke dalam
liang telingaku namun rupanya liang telingaku yang besarnya tak
terhingga tidak mampu memuat tubuhnya yang kecilnya tiada tara.

Yogya, 1990

                                                 

MANUSIA MODERN

Beratus-ratus juta siluman raksasa berwajah merah tua
menyelenggarakan kongres besar-besaran di dalam sebutir pasir.

Mereka adalah para penguasa dari negeri-negeri yang hilang
dan tak pernah tercatat dalam buku-buku sejarah.

Kurang dari satu detik kongres berlangsung sangat sukses
dan acara ditutup dengan perpersta ria.

Mengikuti irama musik yang aneh
dan amat keras mereka berjingrak-jingkrak berpasang-pasangan
memekik-mekik melepas luapan kegembiraan dan hentakan-hentakan
kaki mereka menimbulkan bunyi berdebum-debum tak beraturan dan
debu-debu mengepul beterbangan menggelapkan arena pesat. Keringat
bercucuran berbau busuk luar biasa memabukkan sukma tetapi mereka
makin bersemangat menggerak-gerakkan tubuh hingga butir pasir
tempat mereka berada bergoyang-goyang ke kiri ke kanan ke kiri ke kanan
lalu melenting-lenting ke atas ke bawah ke atas ke bawah dan akhirnya melompat-lompat
makin lama makin cepat laksana kilat mengelilingi jagad bertahun-tahun lamanya. Di puncak
segalanya butir pasir itu pun meledak tanpa suara, maka beratur-ratus juta siluman raksasa
berhamburan menyebar ke seluruh penjuru dunia menjadi hama merajalela di mana-mana.

Padi, gandum dan tanaman para petani dihanguskan dengan hembusan napas.

Hewan-hewan di peternakan dilepaskan dari kandangnya
lalu diburu-buru dan diperkosa habis-habisan.

Para lelaki di desa-desa di kampung-kampung di kota-kota ditangkapi ditelangjangi
dibetoti kemaluannya, terus dimakan dikunyah-kunyah mentah-mentah.

Rumah-rumah ibadah dikencingi dan diberaki dan dijadikan ajang persenggamaan masal.

Organisasi-organisasi berbagai bidang dipunguti dimasukkan ke dalam sebuah kotak
ditendang ke kegelapan, dan partai-partai politik digembosi dan sistem-sistem kemasyarakatan
diikati salurannya hingga arus tak bisa mengalir.

Bagai virus ajaib mereka beraksi. Bergerilya di tempat terbuka.

Bersembunyi di tempat terang-benderang.

Menyusup dan membangun kerajaan di dalam batin para kepala Negara di seluruh dunia
sampai beranak-pinak dan kebijakan-kebijakan pun akhirnya lahir semata-mata hanya
untuk menciptakan kekacauan dan bencana dan kehancuran semesta kehidupan.

mengiringi perjalanan waktu beralun simfoni
yang mengekspresikan kengerian dari kebinasaan
umat manusia di semua benua. Nglangut menyayat-nyayat
udara. Dan di dalam keremangan cahaya sesosok siluman berdiri
di puncak gunung menjulur-julurkan lidahnya sampai ke permukaan
rembulan lalu menjilat-jilati relung-relungnya. Angin
berkesiur-siur merobek
tabir rahasia. Sepi
menjerit
melepaskan raga. Di tengah badai tanda tanya sebuah
tangan perkasa meraih pelangi yang menjulai dari balik
cakrawala kemudian mencambuk-cambukkannya ke
permukaan lautan hingga air lautan meluap-luap laksana
bah menyerbu daratan. Terkuburlah segala kenangan
tentang keagungan umat manusia. Punahlah kebaikan.

Namun beratur-ratus juta siluman raksasa berwajah merah tua
bersorak sorai gegap gempita merayakan kemenenangannya.

Kini merekalah yang gantian mengisi dan menguasai dunia.

Mereka membentuk pemerintahan baru di mana-mana
dan dengan kekuatan gaib menjelmakan diri
sebagai manusia modern.

Mereka menciptakan
dua tuhan
bernama Pembangunan dan Kemajuan.

Sragen, 1990

http://sastra-indonesia.com/2010/04/puisi-puisi-sri-harjanto-sahid-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar