Minggu, 02 Agustus 2020

BELAJARLAH SAMPAI KE KUNTOWIJOYO

Aprinus Salam *

Suatu malam, saya mendapat kesempatan berdialog dengan Pak Kunto (Prof. Dr. Kuntowijoyo, M.A) dalam rangka membuat biografi ringkas atas “pesanan” LP3ES yang kemudian dimuat dalam Apa dan Siapa Sejumlah Alumni UGM (1999). Karena jatah tulisan cuma sekitar 4-6 halaman kuarto, banyak catatan saya malam itu yang tidak terakomodasi. Tulisan berikut ingin menyampaikan beberapa sisi yang tidak termuat dalam tulisan tersebut.

Seperti diketahui, pada malam dan tahun itu Pak Kunto memasuki lebih kurang 7 tahun masa sakitnya. Pak Kunto tidak dapat berbicara dengan baik sehingga harus ditemani oleh istrinya Dra. Susilawati, M.A. yang bertindak sebagai yang menjelaskan apa yang telah dikatakan Pak Kunto. Memang, semenjak sakit, perkataan Pak Kunto secara relatif tidak dapat dimengerti jika seseorang tidak sehari-hari menemaninya.

Akibat sakit yang dideranya, kegiatan fisik Pak Kunto jauh berkurang. Secara relatif ia mungkin banyak di rumah. Tapi semangat dan kerja kerasnya tidak kendur. Karena syaraf motoriknya ikut rusak,  Pak Kunto kalau mengetik hanya mengandalkan dua jari, dengan tertatih-tatih dan sangat lambat karena ia harus bekerja keras mengontrol gerakan jari dan tangannya untuk mengetik mesin ketik. Dari cara mengetik itu, lahir dari jari-jarinya puluhan tulisan yang berharga.

Kita tahu, pada Selasa, 22 Februari 2005, Pak Kunto meninggalkan dunia yang ramai dan sumpek ini. Sekitar pukul 16.00, beliau menghembuskan napasnya yang terakhir di rumah sakit Sardjito, Yogyakarta. Di samping meningalkan satu orang istri dan dua orang anak laki-laki, Pak Kunto juga mewariskan lebih kurang 20 judul buku, mulai dari teori dan metodologi sejarah, masalah sosial, politik, kumpulan puisi dan cerpen, naskah drama, dan sejumlah novel. Hampir semua bukunya terkenal dan sangat diperhitungkan, baik dalam dunia akademisi dan intelektual, para aktivis, seniman dan sastrawan, dan masyarakat umum.
***

Nama besar Pak Kunto yang dikenal sebagai sejarawan, budayawan, sastrawan, penyair, intelektual Islam dan dai, berkebalikan dengan cara dan gaya hidupnya yang sederhana. Rumahnya biasa saja di perumahan umum di bilangan Condong Catur, Sleman, Yogya.  Mobilnya juga kendaraan lama yang sama sekali sudah ketinggalan zaman. Ruang tamu rumahnya sempit dan tidak memperlihatkan tanda-tanda bahwa orang yang memiliki ruang itu bisa mendapatkan lebih dari itu.

Cara ngajar Pak Kunto juga berkebalikan dengan cara ngajar “modern”. Cara ngajar modern tampaknya lebih mementingkan gaya, cara, dan penampilan. Pak Kunto lebih mementingkan substansi daripada cara dan gaya. Pak Kunto kalau ngajar secara relatif sama sekali tidak menarik, bicaranya datar, tidak pernah memperlihatkan emosinya. Tapi muridnya sungguh berjubal, dan dengan tekun mengikuti semua pembicaraan Pak Kunto dengan konsentrasi penuh.

Tanyakan kepada semua oang yang pernah kenal Pak Kunto, apakah ada yang pernah merasa tidak nyaman  jika bersama Pak Kunto. Sikap dan perilakunya sama sekali jauh dari kesan mengancam apapun, banyak senyum, dan hanya berbicara sejauh perlu. Seorang koleganya mengatakan Pak Kunto itu seseorang yang sangat nguwongke (memanusiakan) orang lain. Pak Kunto tahu persis bagaimana memperlakukan orang di sekitarnya. Dia selalu berusaha nyandra (melihat karakter orang dalam pengertian luas) setiap orang yang berhubungan dengannya sehingga Pak Kunto selalu menempatkan konteks relasi secara pas.

Waktu beliau sakit, tidak pernah terkesan mengeluh, wajahnya tidak terlihat susah atau sedih. Ini berkaitan dengan praksis kayakinan Islamnya, dan penguasaannya terhadap dimensi terdalam ajaran Islam, dan kemampuannya mengintergrasikan syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat. Hal itu pun tercermin dalam berbagai tulisannya, khususnya puisi-puisi seperti terdapat dalam Makrifat Daun Daun Makrifat (1995). Saya yakin, Pak Kunto tahu persis tarikat yang harus dia jalani sehingga semua cobaan sakit dan susat dijalani dengan hati lapang.

Cara hidup lain yang diajarkan Pak Kunto adalah disiplin hidup. Saya pernah beberapa kali ke rumah Pak Kunto sehabis magrib. Ditemui istrinya, istrinya memberi alternatif, menunggu hingga nanti Pak Kunto selesai shalat Isa, atau pulang dulu. Saya memilih pulang dulu, dan mengatakan kira-kira jam 20.00 akan datang lagi. Karena, kata istrinya, Pak Kunto biasa mengaji selesai shalat magrib sambil menunggu shalat Isa. Saya jadi malu sendiri mendapat informasi itu.

Pukul 20.00 saya datang lagi. Membuka pagar pintu rumah Pak Konto yang dari bambu. (Tapi belakangan sudah diganti dengan pagar yang lebih baik). Kembali ditemui istrinya kemudian mengatakan, “Nanti tidak perlu lama-lama yang Mas Aprinus. Kalau belum selesai besok bisa kita sambung lagi.” Saya berpikir itu karena berkaitan dengan kesehatan Pak Kunto. Tapi ternyata perkiraan saya salah. “Soalnya, bisanya Pak Kunto jam 8 belajar.” Istrinya menjelaskan. Pada waktu itulah saya berpikir bahwa orang ini memang pantas dijadikan guru yang sesungguhnya.
***

Banyak pemikiran dan gagasannya berpengaruh terhadap wacana keilmuan dan dunia seni. Di samping Moeslim Abdurrahman, ia secara intensif menggagas ide dan teori profetik sebagai basis teori sosial untuk memahami masalah-masalah sosial dan kemanusiaan, di samping berbagai persoalan perkembangan dunia. Teori yang bersumber pada quran tersebut secara tersirat mencoba mengembalikan kecenceruangan ilmu sosial yang sekuler dan melupakan peran Tuhan di muka bumi.

Dalam dunia seni-drama, naskahnya Topeng Kaleng (1974) dianggap menjadi ispirator dan ikut membentuk satu konsep teater sampakan, yang secara intensif dipresentasikan oleh kelompok teater Yogya, seperti kelompok teater Jeprik, Gandirk, dan sebagainya. Kalau boleh diingat, gaya sampakan ini sempat menjadi “identitas” teater Yogya, dan sempat mengharubiru dunia perteateran nasional, pada akhir 1970-an hingga sepanjang tahun 1980-an.
***

*) Dr. Aprinus Salam, M. Hum., Sastrawan kelahiran Riau, 7 April 1965. Dosen FIB UGM, Kepala Pusat Studi Kebudayaan UGM sejak 2013, Anggota Senat Akademik UGM 2012-2016, Konsultan Ahli Dinas Kebudayaan DIY (2013-2016). Pendidikan S1, Bahasa dan Sastra Indonesia FIB UGM (Lulus 1992), S2 Program Studi Sastra Pasca Sarjana UGM (Lulus 2002, salah satu wisudawan terbaik), S3 Program Studi Sastra (Program Studi Ilmu-Ilmu Humaniora, Pascasarjana FIB UGM, lulus 2010).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar