Senin, 08 Februari 2021

Erasure: Penulis dan Pengharapan Pembacanya

Wawan Eko Yulianto *
berbagi-mimpi.info, 13 Apr 2010
 
Sebagian penulis harus mati dulu sebelum karyanya dibaca orang. Sebagian lagi harus nulis beberapa buku dulu sebelum akhirnya karyanya menarik perhatian orang. Percival Everett adalah salah satu di antara penulis dari golongan kedua itu. Setelah sekitar lebih dari 18 tahun menekuni dunia gores pena), menerbitkan beberapa judul buku, akhirnya bukunya yang berjudul Erasure berhasil menjaring pembaca secara signifikan. Unik, buku yang secara struktur sangat tidak wajar dan melayangkan kritik keras terhadap dunia penerbitan dan elit sastra ini malah yang akhirnya menyukseskannya.
 
Erasure adalah novel yang bentuknya semacam entri jurnal, sebagaimana diakui sang tokoh sejak awal. Thelonius Ellison adalah seorang profesor di bidang creative writing dan sekaligus novelis idealis. Sebagai seorang kulit hitam, Ellison memiliki minat yang bisa dibilang jauh dari lazimnya orang kulit hitam. Novel-novel dan tulisan akademiknya menekuni teori-teori sosial, filsafat, dan seni mutakhir dan cenderung menceburkan diri dalam diskusi pemikiran global, di luar pengharapan orang dari seorang cendekiawan afro-amerika, yaitu membahas hak sipil, ras, atau politik identitas secara umum. Hal itu menjadikannya dicap “kurang hitam.”
 
Ellison sebal dengan yang seperti itu, karena kehidupannya sendiri memang bukan termasuk “khas” afro-amerika. Kakeknya dokter, bapaknya dokter, kakak-kakaknya juga dokter, hidupnya berkecukupan di Washington, bukan di pedesaan Selatan Amerika, tempat lazimnya persoalan rasisme muncul. Karena itu, menulis atau menekuni politik identitas atau konflik terkait ras bisa jadi seperti berbohong. Selain itu, dia juga sebal dengan novelis-novelis eksperimental yang tidak jelas juntrungannya dan menurutnya hanya penulis tanpa bakat dan bisanya hanya saling bantu sesamanya dalam urusan penerbitan tulisan atau buku sehingga, kalau mereka profesor, bisa segera diangkat menjadi dosen tetap di kampus masing-masing.
 
Ellison semakin marah ketika melihat sebuah buku tentang kehidupan kulit hitam, dengan bahasa Inggris Afro-Amerika (atau bahasa Ebonics) muncul dan mengundang perhatian banyak orang dan membuat penulisnya kaya mendadak. Dia menganggap buku itu sangat murahan dan terlalu blaxploitatif dan sama sekali tidak nyeni. Di saat yang sama, keluarganya diterba musibah beruntun. Ibunya mulai pikun dan tinggalan dari ayahnya mulai menipis dan mbaknya yang dokter khusus perempuan miskin kota dan biasa menjaga ibunya tewas dibunuh kelompok anti-aborsi dan masnya yang jadi dokter di kota lain juga cerai karena akhirnya mengaku kepada istrinya bahwa dia gay dan pada akhirnya juga kehilangan hampir semua pasiennya. Demi menjaga ibunya dia pun cuti dari mengajar untuk tinggal bersama ibunya, dan itu artinya juga tertutupnya sumber penghidupannya, sementara novel terakhirnya sudah 17 kali ditolak penerbit karena bukan jenis novel yang dimaui pasar, nyeni tapi berat, dan pasarnya tidak jelas. Akhirnya, dengan diserang kesebalan dari berbagai sisi ini, dia pun menulis novel “murahan,” sebagai sindiran atas novel-novel blaxploitatif yang disukai banyak orang. Novel pun selesai dalam waktu sekitar seminggu.
 
Karena tuntutan dari novelnya itu, dia pun memberi nama samaran buat dirinya sendiri. Persoalan keluarganya tak juga selesai sementara novelnya pun memiliki tuntutan tersendiri demikian pula perannya sebagai seorang yang masih terbilang dihargai di kalangan elit sastrawan. Permasalahan yang berlapis-lapis ini membawa cerita kepada jalinan kompleks kisah yang mau tak mau membahas berbagai persoalan, antara lain identitas, kritik estetika yang menyentuh para jawara sastra dunia sekelas Joyce maupun para jagoan sastra Afro-Amerika semacam Richard Wright, James Baldwin, Ralph Ellison dsb, permasalahan dunia penerbitan, dan (yang mungkin akan menggairahkan buat para penulis Indonesia yang cenderung curiga pada penulis Jakarta) politik di balik penjurian sayembara sastra.
 
Sesuai dengan semangat novel yang kompleks, “bentuk” novel ini juga tidak lazim, setidaknya tidak lazim jika dijajarkan dengan novel-novel Afrika-Amerika kontemporer. Sebagian besar isinya memang entri jurnal, dan sebagaimana layaknya entri jurnal, isinya tidak linier berkisah seperti novel standar. Di antara narasi atas kejadian yang tengah berlangsung saat ini, tiba-tiba muncul entri tentang masa kecilnya, hobi waktu senggang (yakni memancing), dan juga catatan tentang pertukangan (Ellison punya kegemaran senggang membuat-buat perabot kayu). Ada juga makalah rumit (yang saya sendiri njungkel-njungkel mencoba memahami maksudnya) tentang buku Barthes S/Z yang dia sajikan di sebuah konferensi. Bahkan, mulai halaman 63 sampai 131 pembaca bisa menemukan novel blaxploitatif bikinan Ellison. Ada juga dialog-dialog pendek tentang estetika yang tokohnya berkisah dari filsuf Yunani sampai Hitler dan Derrida. Tak lupa, di awal paruh kedua buku ini juga ada sebuah cerita pendek bikinan Ellison. Sungguh tidak sepantasnya kalau saya mencoba menarik garis merah antara pecahan-pecahan tulisan ini dalam postingan sependek ini.
 
Dengan kompleksitas tema dan kekayaan cara ungkap ini, Erasure benar-benar menjadi undangan kepada para pembacanya untuk melakukan pembacaan dari berbagai sudut. Tapi, kalau mengingat keberhasilan Percival Everett menjaring pembaca bukunya hanya setelah penerbitan Erasure ini, seperti halnya Thelonius Ellison baru mendapatkan pembacanya setelah menulis novel “murahan”-nya, bukankah ini berarti bahwa khalayak pembaca masih memiliki pengharapan-pengharapan tersendiri atas para penulis berdasarkan latar belakangnya? Atau apakah mungkin ada pembacaan yang lain atas hal ini? Ataukah memang wajar dan lebih pas jika penulis afro-amerika menulis “for the cause” of kaumnya alih-alih meleburkan diri dalam diskusi wacana global? Wallahu a’lam bissawaab.
***
 
*) Wawan Eko Yulianto, lulusan sastra Inggris dari Universitas Negeri Malang, telah menulis sejumlah cerita pendek, resensi, menerjemahkan tiga novel James Joyce, dan sejumlah novel lain. Bekerja sebagai penulis lepas untuk beberapa penerbit: GPU, Jalasutra, Ufuk Press dan Banana Publisher. Aktif di Bengkel ImaJINASI dan OPUS 275. http://sastra-indonesia.com/2011/08/erasure-penulis-dan-pengharapan-pembacanya/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar