Minggu, 27 Juni 2021

Terjebak Kapitalisasi Pendidikan

Muslim Basyar *
lampungpost.com
 
ADA hal menarik yang bisa dikembangkan Rijal Firdaos dalam Catatan Akhir Tahun Pendidikan Kita (Lampung Post, 30-12-2011). Dalam telaahnya, pendidikan di negeri ini tidak memiliki fokus yang jelas; peserta didik mau dibawa ke mana dan hendak dijadikan seperti apa? Tidak ada satu pun aspek yang bisa kita banggakan dari sekolah.
 
Hanya karut-marut yang selalu kita pergoki. Mulai dari kondisi gedung sekolah yang tidak layak pakai, kekurangan sarana belajar, buruknya kualitas guru, sampai mahalnya biaya pendidikan yang mesti ditanggung orang tua murid.
 
Tak hanya itu. Lulusan yang dihasilkan pun banyak yang tak memiliki keahlian dan kerap limbung meniti hidup. Proses pembelajaran di sekolah tak lebih hanya melangsungkan pengajaran dan menghafal, tanpa pembuktian nyata.
 
Kepentingan Politik
 
Dari sekelumit contoh di atas, jelaslah bahwa mendiskusikan pendidikan mesti juga membicarakan kewajiban negara menyediakan pelayanan berkualitas dan bebas biaya bagi seluruh warganya. Negara bertanggung jawab menyediakan anggaran untuk membiayai keperluan investasi dan operasional pendidikan. Juga menanggung seluruh biaya personal, seperti transportasi dan seragam sekolah bagi mereka yang miskin.
 
Kenyataannya, ketika negara lain sudah sampai pada peningkatan kualitas, dunia pendidikan kita masih berkutat dalam persoalan mendasar. Inilah salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan negara menjalanan kewajiban konstitusionalnya. Komitmen menjadikan pendidikan sebagai laboratorium pendewasaan dan pengayaan karakter bangsa masih rendah. Ini terlihat jelas dari alokasi anggaran 20% untuk pendidikan yang terkesan setengah hati.
 
Tragisnya praktek pendidikan banyak dicampuri kepentingan politik dan bisnis. Pemerintah dengan sewenang-wenang dapat menaikkan biaya pendidikan dan orang tua murid terpaksa mematuhinya. Tak hanya sekolah negeri, sekolah swasta mengklaim bertaraf (inter) nasional dengan kerap menawarkan berbagai fasilitas juga mematok tarif tinggi yang mencekik.
 
Begitulah realitas dunia pendidikan kita. Sebagai tulang punggung kemajuan bangsa, pendidikan di negeri ini terjebak dalam kubangan kapitalisasi. Buktinya, setiap menjelang tahun ajaran baru, hampir semua sekolah menaikkan biaya. Pada gilirannya, pendidikan menjadi sangat tidak ramah dengan rakyat miskin.
 
Pemiskinan sistemik dalam institusi pendidikan menjadi sangat efektif. Mereka yang gagal masuk sekolah termarjinalisasikan sebagai anak miskin. Mereka yang teralienasi adalah mereka yang taraf hidupnya rendah, kualitas keluarganya rendahan, dan stereotip negatif lainnya.
 
Akhirnya, jiwa dan spirit kaum miskin pun kalah sehingga tersisih dalam pergaulan. Tragedi kapitalisasi pendidikan (atau yang kerap disebut beberapa kalangan sebagai McDonalisasi pendidikan) selalu menempatkan institusi pendidikan dalam proses daya tawar (bargaining) antara penjual dan pembeli. Barang dagangan akan dipoles sedemikian rupa dengan berbagai atribut dan selera pasar. Komoditas hanya dilihat luarnya. Tidak begitu penting isi dalamnya, yang penting barang dagangan laku dan habis terjual.
 
Kesan dan pandangan publik itulah yang terjadi dalam dunia pendidikan kita saat ini. Institusi pendidikan terjebak dalam sistem kuasa pasar, baik kuasa politik maupun ekonomi. Pada gilirannya, sistem pendidikan kita pun tidak memiliki arah yang jelas karena proses di dalamnya hanya memakai logika pasar.
 
Jika kapitalisasi pendidikan terus berlangsung, institusi pendidikan akan menjadi lembaga yang otoriter dalam menentukan nasib seseorang dalam sebuah kompetisi sosial. Di samping itu, institusi pendidikan hanya menjadi komoditas yang diperjualbelikan. Produk yang dihasilkan hanya calo yang meruntuhkan nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan.
 
Label Pendidikan
 
Dari uraian cukup panjang di muka, dapatlah dikatakan pendidikan kita ternyata belum mampu meresapi makna dan menjalankan cita-cita bapak pendiri bangsa ini, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Dunia pendidikan kini hanya diciptakan bagi mereka yang mampu secara finansial, dan sebaliknya merampas hak-hak kaum miskin yang punya hak sama mengenyam pendidikan.
 
Alhasil, agenda utama yang mesti segera dilakukan kini adalah bagaimana pemerintah mampu menghilangkan label-label dalam dunia pendidikan, seperti rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), standar sekolah nasional (SSN), dan seterusnya. Situasi ini kian memperlebar kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Padahal, pendidikan mestinya memperlakukan setiap warganya menjadi setara.
***

*) Dosen Universitas Muhammadiyah Lampung / 19 January 2012 http://sastra-indonesia.com/2012/01/terjebak-kapitalisasi-pendidikan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar