Minggu, 27 Juni 2021

Tragedi Dunia Pendidikan

H.A. Karomani *
lampungpost.com
 
SETELAH kurang lebih 32 tahun masyarakat Indonesia mengalami tekanan politik yang kuat dari rezim Orde Baru, era reformasi belum membawa perbaikan yang berarti.
 
Masyarakat atas nama demokrasi demikian bebas mengekspresikan gagasan dan kehendaknya. Saking bebasnya, kondisi masyarakat kita kini cenderung berubah menjadi masyarakat yang anarki, penuh konflik, reaktif, tidak toleran, tidak taat azas, dan cenderung destruktif.
 
Berbagai perilaku antisosial seperti kekerasan, premanisme, hingga korupsi yang makin menggila menjadi tontonan harian bagi bangsa ini. Ironisnya, perilaku seperti ini telah mewarnai potret dunia pendidikan kita.
 
Beragam perilaku amoral seperti tawuran pelajar, tawuran mahasiswa, demonstrasi yang anarki, ketidakjujuran seperti kasus contek massal, serta joki ujian nasional dan joki masuk perguruan tinggi menjadi salah satu contoh betapa moralitas peserta didik kita demikian rendah. Lebih tragis, dunia pendidikan kita saat ini dikagetkan oleh kasus plagiat yang justru dilakukan oleh pendidik itu sendiri.
 
Padahal, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, rumusan tersebut tampaknya sekadar ilusi.
 
Praktek Pengajaran
 
Sejak tahun 2005 pemerintah menetapkan standar nasional pendidikan yang mencakup delapan aspek, yakni standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. Namun, praktek pendidikan di lapangan sesungguhnya belum sepenuhnya mengarah pada sasaran standar itu. Hal ini terlihat misalnya dalam proses belajar-mengajar dan penilaian yang dilakukan para pendidik.
 
Meskipun sudah menyandang predikat tersertifikasi, dalam mengelola proses belajar-mengajar para guru banyak yang masih menggunakan gaya lama, yakni gaya menabung yang mengganggap peserta didik sebagai objek celengan yang cukup hanya dijejali pengetahuan. Murid atau mahasiswa dianggap tidak lebih sebagai tong kosong yang layak dijejali air sampai tumpah.
 
Proses pembelajaran selama ini umumnya tidak diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Juga tidak memberikan ruang yang cukup untuk prakarsa, kreativitas, dan kemandirian siswa. Akibatnya, siswa dan mahasiswa kita saat ini tidak kreatif, tidak mandiri, dan umumnya rendah wawasan minat bacanya.
 
Sebagai dosen, penulis pernah kesal dengan mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia ketika di antara mereka yang nyaris sudah semester akhir tidak mengenal sosok sastrawan Pramudya Ananta Toer. Padahal, sastrawan ini telah menghasilkan karya sastra hampir 50 buah judul dan telah dterjemahkan ke dalam 48 bahasa di dunia. Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia tidak tahu siapa Pramudya… sungguh amat tragis!
 
Tentu saja malapraktek pendidikan acap terjadi pula dalam bidang penilaian. Keberhasilan para siswa atau mahasiswa sering hanya kita ukur secara positivis objektif-kuantitatif dari aspek nilai ujian atau indeks prestasi kumulatif (IPK).
 
Para pendidik kerap mengabaikan aspek kepribadian siswa dari sisi lain yang khas, seperti akhlak mereka pada dosen dan guru, kejujuran, kerja sama dengan kawan sekelas, pengabdian kepada masyarakat, bahkan kualitas ibadahnya, sebagai bagian yang inheren dengan prestasi mereka.
 
Akibat pola penilaian seperti ini, tidak heran manakala ditemukan nilai siswa yang demikian tinggi dalam pendidikan agama, namun siswa tersebut suka mencontek, tidak jujur, bahkan tidak pernah melaksanakan syariat agamanya sendiri.
 
Malapraktek Pendidikan
 
Proses pembelajaran dan penilaian yang keliru dalam dunia pendidikan dan pengajaran tanpa disadari sesungguhnya melahirkan karakter moral yang buruk bagi bangsa ini. Demikian lama mengguritanya korupsi, kolusi, dan nepotisme yang membawa bangsa ini pada krisis multidimensi seperti krisis moral, politik, ekonomi, dan lain-lainnya jika diurai penyebabnya—suka atau tidak suka—tidak terlepas dari kegagalan dunia pendidikan.
 
Di antara koruptor besar dan garong uang rakyat yang menyengsarakan rakyat justru adalah produk pendidikan kita. Ini antara lain akibat malapraktek penilaian kita dalam pendidikan yang menekankan prestasi siswa atau mahasiswa pada kecerdasan intelektual atau angka-angka kuantitatif belaka. Padahal, ukuran prestasi semacam itu sesungguhnya sudah lama kedaluwarsa.
 
Kecerdasan manusia itu sendiri tidaklah semata-mata intelektual, tetapi ada kecerdasan lain yang lebih urgen seperti kecerdasan emosional, sosial, dan spritual yang justru amat menentukan keberhasilan hidup seseorang. Semua ini acap luput dari penilaian dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Akibatnya, bangsa ini menjadi bangsa yang seperti kita saksikan dan kita rasakan saat ini, penuh kemunafikan, ketidakjujuran, intoleransi, dan sejumlah karakter buruk lainnya.
 
Para praktisi dan para petinggi negeri yang memiliki kewenangan dalam bidang pendidikan harus segera membenahi praktek pendidikan dalam setiap satuan pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Dengan demikian, diharapkan dunia pendidikan kita tidak saja menghasilkan orang pintar, tetapi melahirkan orang benar. Pintar dan benar dalam dunia pendidikan kita selama ini seolah dua hal yang berbeda. Itu sebabnya, tidak sedikit orang pintar yang tidak benar alias menjadi tikus atau maling di negeri ini. Semoga ini dapat menjadi refleksi pada peringatan Hari Pendidikan, 2 Mei 2012.
***

*) Dosen FKIP Universitas Lampung, Ketua LTN NU Lampung /02 May 2012. http://sastra-indonesia.com/2012/05/tragedi-dunia-pendidikan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar