Minggu, 11 Juli 2021

Buku Dunia Samin Karya Soesilo Toer

Muhidin M. Dahlan *
Tempo.co, 29 April 2017
 
Ada cap yang melekat abadi di kepala banyak orang—terutama tentara dan pejabat pemerintahan—ketika dihadapkan pada kata “Samin”: keras kepala. Terngiang lagi pembangkangan sipil yang radikal yang digerakkan Samin Surosentiko atas Belanda. Mungkin hingga sekarang.
 
Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo merasakan betul bagaimana keras kepalanya orang-orang yang menyebut diri sebagai Sedulur Sikep yang dipimpin Gunretno itu. Mereka bertahun-tahun menyuarakan satu hal; bukan saja berjalan kaki “menemui” si Gubernur di Kota Semarang dan mendirikan tenda berminggu-minggu, melainkan juga “menemui” Presiden Republik Indonesia di Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.
 
Di Jakarta itu, para perempuan Samin pembela bumi leluhurnya dari kerusakan korporasi yang direstui pemerintah itu, bahkan melakukan aksi yang barangkali tak pernah terbayangkan oleh aksi-aksi mahasiswa progresif sekalipun. Yakni, mengecor kaki dengan semen!
 
Sembilan Srikandi mengecor kaki mereka di Istana Presiden dari rezim yang kebetulan berdagang politik mengatasnamakan petani dan rakyat papah itu. Aksi itu kemudian mementaskan Samin ke dunia luas. Suara kritis Samin pun hinggap hingga ke Eropa.
Tapi, Samin tak melulu berada dalam garis keras kepala yang alot itu. Orang Samin itu sesungguhnya ramah. Bahkan, dalam beberapa titik boleh disebut naif—jika tak memakai sepatu itu Anda bilang naif, lo.
 
Mereka juga punya perbendaharaan humor yang liat. Jika di Sunda ada si Kabayan, maka di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur ada si Samin. Ada titik temu dua sosok legenda itu; lurus, ramah, lucu, genial, sekaligus alot.
 
Buku Dunia Samin ini membantu kita melihat Samin dari banyak titik sekaligus. Buku cerita ini sudah disusun Soesilo Toer sejak 1963. Seusai belajar di Universitas Lumumba, adik nomor enam sastrawan Pramoedya Ananta Toer ini menambahkan cerita itu.
 
Keluar dari penjara Orde Baru di tahun akhir 70-an, doktor yang menjadi pemulung di seantero Blora ini, menambahkan lagi cerita Samin ini. Jadilah tiga bagian cerita Samin ini ditulis dalam rentang waktu yang cukup lama. Samin yang gagah berani, pintar, lurus, dan lucu itu pun menjadi semacam jalan hidup sedulur sikep.
 
Alkisah, kampung geger oleh tertangkapnya seekor kera. Kera tua yang malang itu dibawa ke rumah Samin si kepala desa. Warga berseru: “Bunuh saja!” Samin menolak eksekusi seperti itu. Warga ngotot, karena si kera sudah merusak tanaman.
 
“Kera yang sudah lari itu yang merusak tanaman. Bukan dia yang tertangkap. Yang ini hanya cari makan. Lihat matanya, itu adalah matamu. Coba perhatikan tangannya, itu adalah tanganmu. Antara dia dan kita hanya dibedakan oleh ekor. Kalau ekor itu kita potong, ia akan sanggup bicara seperti kita,” kata Samin yang kemudian meringis persis kera tua itu.
 
Humor-humor satir semacam itu kita temukan bertebaran di 130 cerita Samin dalam buku ini. Tokoh utamanya memang Samin yang didampingi istrinya. Samin yang seorang kepala desa merawat kebijaksanaan dengan pikiran-pikiran di luar kotak.
 
Mau coba main teka-teki dengan Samin? Ayo.
 
"Min, mengapa air selalu mengalir ke tempat lebih rendah?" Jawab Samin, "Kalau ia mengalir ke tempat lebih tinggi, sudah lama dunia ini tenggelam!"
 
Suatu hari istri Samin bertanya, "Min, mengapa bulan dan matahari tidak pernah bertemu?" Dengan enteng Samin menjawab, "Kalau mereka bertemu berabe. Di mana akan ditidurkan bayi mereka? Dunia sudah begini penuh."
 
Begitulah Samin. Ia terlalu mandiri untuk diberi iming-iming. Apalagi harta. Orang Samin tak pernah takut melarat, karena mereka yakin mereka selalu hidup cukup dengan bekerja di tanah mereka sendiri. Nah, istri Samin uring-uringan karena kehabisan makanan. Samin enteng saja menanggapi, "Anggapanmu kalau kau makan kenyang setiap hari panjang umurmu? Makan saja itu batu biar cepat kenyang. Raja-raja itu apa kurang makan, mereka toh mati juga!"
 
Bagi orang Samin, tanah di mana mereka tempati tak mungkin membikin mereka kekurangan. Apalagi bikin keluarga mereka lapar. Prinsip "sacukupe" menjadi pertahanan bagi orang Samin tetap menjaga kewarasan tentang apa yang melestarikan dan apa yang menjadi mesin penghancur.
 
Kewarasan sedulur sikep itu membuat mereka enteng mengambil sikap dan tindakan. Semua orang dihormati, diperlakukan dengab ramah. Namun, keramahan orang Samin tak bisa dibeli siapa pun. Saya ulangi: tak bisa terbeli.
 
Datanglah penagih pajak tanah ke rumah Samin yang disambut dengan ramah. Si penagih pajak itu langsung diantarkan Samin ke kebun. "Lo, saya mau kaubawa ke mana? Saya nagih uang pajaknya," kata si penagih.
"Apanya?" tanya Samin pura-pura.
"Pajak tanah!," kata penagih itu marah. "Silakan saja ambil sekuatnya tanah di kebun itu. Syukur kalau ada tahinya buat rabuk," jawab Samin.
 
DUNIA SAMIN
Penulis : Soesilo Toer
Penerbit : Pataba Press, 2017
Tebal : 290 hlm
Peresensi : Muhidin M. Dahlan, kerani di @warungarsip
 
***
http://sastra-indonesia.com/2021/07/buku-dunia-samin-karya-soesilo-toer/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar