Nur Taufik *
BEBERAPA hari yang lalu, saya mendapatkan pesan dari salah satu teman penyair melalui facebook. Pesan tersebut berisi agenda kegiatan sastra. Sebagai orang yang menyukai sastra, saya tertarik untuk datang pada acara dimaksud. Tapi saya tidak langsung memastikan, apakah bisa atau tidak pada teman yang menggagas acara tersebut. Insya Allah! jawab saya singkat membalas kebaikannya melalui WA. Saya langsung menghubungi teman penyair lain yang pernah intens di dunia sastra minimal dia masih menulis puisi walaupun sebatas di medsos. Diapun merespon baik dan ternyata dia juga dapat undangan yang sama.
Saya memandang ada semangat keterpanggilan dalam diri teman yang bertanggung jawab pada acara sore hari itu untuk merebbukkan bagaimana keadaan dan keberadaan sastra khususnya di Kabupaten Bondowoso. Ada keinginan kuat darinya dan para penggiat sastra sedaerah untuk pulang pada Bondowoso sehingga bisa bersama-sama memulai langkah awal bagaimana menyatukan komitmen terhadap sastra.
Pada hari yang ditentukan, Alhamdulillah saya bisa merapat ke tempat acara yang bertempat di GOR Pelita Bondowoso. Sampai disana, saya terlebih dahulu menikmati pameran seni rupa tingkat nasional yang digelar Dewan Kesenian Bondowoso (DKB). Beberapa pengunjung terlihat sibuk mengambil gambar dengan pose berlatar belakang lukisan yang ada. Satu persatu tamu undangan Rembuk Sastra berdatangan termasuk perwakilan dari Dewan Kesenian Situbondo (DKS). Kami sempat duduk lesehan saling berbagi pengalaman termasuk membicarakan persoalan sastra yang ada di daerah masing-masing. Acara dimulai sehabis adan Ashar dengan terlebih dahulu pembacaan puisi dari beberapa penyair atau penggiat seni dan sastra baik dari berbagai daerah tetangga termasuk dari Dewan Kesenian Bondowoso.
Ketua Dewan Kesenian Bondowoso (DKB) yaitu Budi Amin mengapresiasi kegiatan dimaksud dan sangat mendukung. Dalam diskusi dengannya, ada beberapa hal yang disampaikan terkait keberadaan sastra. Di antaranya, bagaimana seseorang sastrawan mampu mempertanggungjawabkan karya yang ditulisnya. Fenomena ini menarik untuk dibicarakan. Terkadang kita menjumpai pada beberapa even sastra seperti contoh lomba cipta atau baca puisi, jurinya tidak punya kapasitas di sana. Itu terbukti misalnya, terkadang beberapa pendamping peserta komplain terhadap jurinya atau bahasa mudahnya tidak percaya pada kapasitas jurinya. Seharusnya pada setiap even perlombaan, juri diambilkan dari orang yang memang berkompeten.
Kalau tidak ada di daerah tersebut karena tidak terekspos atau memang tidak ada seperti yang diinginkan, maka solusinya adalah mendatangkan dari luar daerah. Hal itu merupakan sesuatu yang wajar dilakukan khususnya dalam lomba berkenaan dengan sastra. Saya pernah terlibat di kepanitiaan lomba cipta puisi dan jurinya mengambil orang dari luar kabupaten. Itu sangat saya rasa wajar dan banyak dilakukan di berbagai daerah. Bisa jadi mengambil juri dari luar karena menjaga kepercayaan agar sama-sama tidak saling curiga adanya keberpihakan pada kelompok atau orang tertentu. Walaupun dugaan itu tak selamanya benar sesuai apa yang menjadi kecurigaan. Tapi kita jangan sampai total menyalahlan panitia karena tidak sesuai dengan idealisme yang ada. Bisa jadi hal itu terpaksa dilakukan karena keterbatasan demi keterbatasan yang ada. Misalnya minimnya ketersedianya anggaran yang memungkinkan untuk melakukan langkah-langkah sesuai keinginan semua pihak. Darisinilah pentingnya duduk bersama dan mengatasi masalah sekaligus saling memahami posisi masing-masing. Itu contoh persoalan yang dialami di dunia sastra seperti di Bondowoso.
Di dunia pendidikan juga mengalami persoalan berkaitan dengan sastra. Ambil contoh kecil, beberapa guru yang membidangi Bahasa Indonesia belum mampu membuat siswa-siswinya berlomba-lomba menulis, memahami, dan mencintai karya sastra. Bahkan kita terkadang sebagai guru tidak sempat mengapresiasi dan membantu para siswa dan siswi bagaimana mengartikan karya sastra yang butuh interpretasi seperti puisi.
Ketika ada salah seorang teman dosen bercerita tentang salah satu lembaga pendidikan dimana guru Bahasa Indonesia mewajibkan para siswa-siswinya untuk membuat karya sastra yaitu cerpen dan memfasilitasi bagaimana karya para siswanya menjadi buku kumpulan antologi cerpen sebagai syarat kelulusan, saya termasuk orang yang bangga dan bahagia mendengarnya. Walaupun itu tidak seberapa dibandingkan jumlah lembaga pendidikan yang ada dan melakukan hal serupa untuk merawat tradisi dalam dunia sastra.
Dulu saya pernah mengusulkan kepada salah satu panitia lomba cipta puisi antar sekolah MA tingkat Kabupaten Bondowoso pada even Aksioma untuk membukukan karya siswa. Namun hal itu masih menjadi pertimbangan dan sampai saat ini belum ada solusi atau jalan yang menggembirakan. Tapi tidak masalah apalagi sifatnya cuma usulan. Belum menyentuh pada ranah kewajiban dan kebutuhan. Panitia hanya berkewajiban memfasilitasi pemenang lomba untuk diadu pada tingkat yang lebih tinggi dari kabupaten, provinsi sampai nasional. Mengenai pembinaan atau hal-hal lain, biasanya dipasrahkan kepada yang bersangkutan dan sekolah yang mengirimkan.
Kembali lagi pada persoalan Rembuk Sastra yang mengusung tema Menerka Perkembangan Sastra di Bondowoso setidaknya ada beberapa hal yang dihasilkan. Di antaranya mengeventarisir para penggiat sastra di Bondowoso serta karya-karyanya, dan duduk bersama untuk menciptakan penguatan forum-forum sastra sekedar ngopi dan berdiskusi. Rembuk Satra yang digelar setidaknya menjadi langkah awal bagaimana perjalanan dan pengembangan sastra di Bondowoso.
*) Penulis adalah guru Bahasa Indonesia MA Nurut Taqwa Grujugan Cermee Bondowoso.
https://radarjember.jawapos.com/2019/07/05/merembukkan-sastra-di-bondowoso/
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Jalal
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
A. Qorib Hidayatullah
A. Rego S. Ilalang
A. Rodhi Murtadho
A. Syauqi Sumbawi
A.H. J Khuzaini
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Abdoel Moeis
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Abubakar Batarfie
Abdullah Harahap
Acep Zamzam Noor
Achi Breyvi Talanggai
Achiar M Permana
Aditya Ardi N
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan MN
Agus Buchori
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Gaus
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Rifa’i Rif’an
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhmad Fatoni
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akrom Hazami
Al Azhar Riau
Alang Khoiruddin
Albert Camus
Albertus Prasetyo Heru Nugroho
Aldika Restu Pramuli
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Alia Swastika
Alim Bakhtiar
Allex Qomarulla
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Amin Hasan
Aming Aminoedhin
An. Ismanto
Ana Mustamin
Andhika Dinata
Andong Buku #3
Andong Buku 3
Anindita S Thayf
Anisa Ulfah
Anjrah Lelono Broto
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Anwar Holid
Aprinus Salam
APSAS (Apresiasi Sastra)
Ardi Wina Saputra
Arie MP Tamba
Arif Hidayat
Arif Saifudin Yudistira
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Asarpin
Asrul Sani
Astrikusuma
Ayung Notonegoro
Azizah Hefni
Badrul Munir Chair
Bahrum Rangkuti
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin
Benee Santoso
Beni Setia
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Binhad Nurrohmat
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hatees
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Cak Sariban
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chusnul Cahyadi
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Damiri Mahmud
Danang Ari
Danarto
Daoed Joesoef
Darju Prasetya
Dedy Tri Riyadi
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
di Bentara Budaya Yogyakarta
Dian Sukarno
Dick Hartoko
Didin Tulus
Din Saja
Diskusi
Djohar
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dodit Setiawan Santoso
Donny Anggoro
Dwi Cipta
Dwi Pranoto
Edeng Syamsul Ma’arif
Edy A Effendi
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Tunas
Emha Ainun Nadjib
Erik Purnama Putra
Esai
Evan Ys
F. Aziz Manna
F. Rahardi
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Alayubi
Farah Noersativa
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Feby Indirani
Fedli Azis
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Franz Kafka
Frischa Aswarini
Fuad Mardhatillah UY Tiba
Gampang Prawoto
Gandra Gupta
Gita Ananda
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gusti Eka
H.A. Karomani
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hamka
Hammam Fathulloh
Happy Widiamoko
Hardy Hermawan
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Haris Firdaus
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hazwan Iskandar Jaya
HB Jassin
Helvy Tiana Rosa
Hendri R.H
Herry Lamongan
Herta Muller
Heru Kurniawan
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Gusti Ngurah Parthama
I Nyoman Tingkat
I Putu Sudibawa
IBM Dharma Palguna
Ibnu Wahyudi
Ida Fitri
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Ika Feni Setiyaningrum
Imadi Daimah Ermasuri
Imam Nawawi
Iman Budhi Santosa
Indonesia O’Galelano
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Ipik Tanoyo
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iva Titin Shovia
Iwan Simatupang
J Anto
Jefrianto
Jhumpa Lahiri
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joko Pinurbo
Jordaidan Rizsyah
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi
Junaidi Khab
Jurnalisme Sastrawi
Kahfie Nazaruddin
Kalis Mardi Asih
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kiki Astrea
Koesalah Soebagyo Toer
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kuntowijoyo
Kurnia Effendi
Kurniasih
Kurniawan
Kuswaidi Syafi’ie
Kuswinarto
L.K. Ara
Laila Putri Rizalia
Lan Fang
Launching dan Bedah Buku
Linus Suryadi
Literasi
LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu)
M Fadjroel Rachman
M. Adnan Amal
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Riyadhus Solihin
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
Mahbib
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mariana A Sardino
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon
Marsel Robot
Masuki M. Astro
Matdon
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Moh Khairul Anwar
Moh. Husen
Mohammad Sadam Husaen
Muhammad Ali
Muhammad Firdaus Rahmatullah
Muhammad Idrus Djoge
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Rasyid Ridho
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhidin M. Dahlan
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Musfeptial Musa
Muslim Basyar
Mustafa ismail
Mustakim
Mutia Sukma
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Neli Triana
Nelson Alwi
Nezar Patria
Ni Made Purnama Sari
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nissa Rengganis
Nobel Sastra
Noor H. Dee
Nur St. Iskandar
Nur Taufik
Nurel Javissyarqi
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Orhan Pamuk
Pagelaran Musim Tandur
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Penerbit Pelangi Sastra
Pentigraf
Pidato Kebudayaan
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Politik
Pramoedya Ananta Toer
Priska
Priyo
Prosa
Puisi
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qomarul Adib
R. M. Sutjipto Wiryosuparto
R. Timur Budi Raja
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rahadian Bagus
Rahmadi Usman
Rahmat HM
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ribut Wijoto
Ridwan
Riki Dhamparan Putra
Rinto Andriono
Rodli TL
Ronny Agustinus
Rosidi
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saini K.M.
Sainul Hermawan
Sajak
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST)
Sanusi Pane
Sapardi Djoko Damono
Sastra dan Kuasa Simbolik
Satu Jam Sastra
Saut Situmorang
SelaSAstra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seputar Sastra Indonesia
Sergi Sutanto
Shella
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sides Sudyarto DS
Sigit Sugito
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Siti
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slamet Hadi Purnomo
Soe Hok Gie
Soeparno S. Adhy
Soesilo Toer
Sofyan RH. Zaid
Sosiawan Leak
Sri Harjanto Sahid
St. Takdir Alisjahbana
Subagio Sastrowardoyo
Sumargono SN
Suminto A. Sayuti
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaifuddin Gani
Syamsudin Walad
T Agus Khaidir
Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan
Tatan Daniel
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Trianton
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Thomas Ekafitrianus
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Pustaka Pujangga
Toto Sudarto Bachtiar
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Udo Z. Karzi
Umar Kayam
Umbu landu Paranggi
Umi Kulsum
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Universitas Jember (UNEJ)
Veven Sp Wardhana
Veven Sp. Wardhana
Vino Warsono
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wage Daksinarga
Wahyu Heriyadi
Wahyu Hidayat
Wahyu Triono KS
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Widodo DS
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wizna Hidayati Umam
Wuryanti Puspitasari
Y. Wibowo
Yanusa Nugroho
Yasunari Kawabata
Yok's Slice Priyo
Yona Primadesi
Yonathan Rahardjo
Yos Rizal S
Yudha Manggala P Putra
Yudhi Fachrudin
Yulhasni
Yulia Permata Sari
Yurnaldi
Zadie Smith
Zainuddin Sugendal
Zainuri
Zehan Zareez
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar