Sabtu, 23 November 2019

Membaca Sastra di Lamongan

Judul Buku : Gemuruh Ruh; Antologi Sastra Lamongan
Penulis : Nurel Javissyarqi dkk.
Penerbit : Pustaka Pujangga, Lamongan
Cetakan : I April 2008
Tebal : 140 halaman
Peresensi: MG. Sungatno *
Jurnalnet.com

Dalam konteks pariwisata, seni, budaya dan sastra di Indonenesia, Bali, merupakan daerah di kawasan nusantara yang paling di ‘anak emas’ kan oleh Indonesia. Selain potensi alamiyyahnya yang memang mampu mempengaruhi tinggi rendahnya devisa Indonesia, Bali juga menjadi ikon Indonesia dalam mentransformasikan keIndonesiaannya terhadap masyarakat negara asing. Sehingga, tidak jarang ketika masyarakat asing apabila ditanya tentang Indonesia, mereka akan menyinggung tentang Bali. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, dalam mengenal Indonesia, masyarakat tersebut berangkat dari dikenalnya pulau dewata itu.

Pasca tragedi meledaknya Bom di Bali, 12 Oktober 2003 lalu, dengan gamang dan kekecewaannya, Bali terpaksa menggandeng ’saudara se-Indonesia-nya, yakni Lamongan, sebagai salah satu daerah di Jawa Timur (Jatim) yang patut untuk dikenal masyarakat asing, selain pulau dewata itu sendiri. Pasalnya, dari kasus yang menewaskan ratusan manusia, termasuk masyarakat asing, kala itu, tidak lepas dari peran putera-putera Lamongan, Amrozi bin H. Nurhasyim dan kawan-kawan.

Seiring melambungnya nama-nama putera Lamongan yang terkait dengan kasus tersebut, terlepas dari penilaian sebagai wujud misi jihad maupun menjadi penjahat, putera-putera tersebut mendatangkan sumbangaan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia untuk sekedar menilai dan mengapresiasi Lamongan. Ironisnya, penilaian dan apresiasi tersebut, mejadikan Lamongan seakan milik Amrozi dan kawan-kawan saja, terbukti setiap masyarakat yang belum begitu mengenal tentang Lamongan.

Dalam membicarakan daearah yang satu ini, tidak luput dari sekedar nyebut atau nyeletuk nama-nama Amrozi dan kawan-kawan. Bahkan, yang lebih mengenaskan, kini citra positif yang dimiliki Lamongan selama ini, “teropeng-i kedok-kedok dan kostum-kostum angker” yang membuat merinding orang-orang yang membicarakannya.

Hal-hal itulah yang memantik keresahan tersendiri bagi putera-putera Lamongan lainnya dan pemerintah daerah tentunya. Meskipun Amrozi dan kawan-kawan tidak secara langsung “menyakiti” fisik masyarakat Lamongan, namun efek dari percikan-percikan api kebenciannya terhadap masyarakat asing yang dikatakan meresahkan dan mengganggu ketentraman hati dan keimanan mereka itulah yang menjadikan spirit masyarakat Lamongan untuk keluar dari kepompong anggapan-anggapan angker yang melilit Lamongan.

Adalah Nurel Javissyarqi dan kawan-kawan dari ribuan putera-putera Lamongan inilah yang mencoba membedah dan keluar dari kepompong-kepompong angker tersebut dengan bekal ketajaman, keindahan, keramahan, keromantisan dan ide-ide brillian mereka yang tertuang dalam karya sastra yang kemudian terbukukan dalam sebuah antologi yang berjudul Gemuruh Ruh; Antolongi Sastra Lamongan ini.

Meskipun antologi sastra ini hanya tertuang dalam 140 halaman yang disajikan oleh tujuh belas kawan-kawan dari Lamongan, namun spirit berjihad mereka dalam mengembalikan dan mengembangkan citra positif Lamongan cukup terasa. Karya sastra yang tidak hanya berkutat kedaerahan itulah yang menjadikan nilai lebih pada mereka, apabila dicocokkan dengan pengakuan mereka sebagai sosok penulis yang tersebar dan lahir didaerah pedesaan (Wong Ndeso) dikawasan Lamongan (hlm. 5).

Namun, walaupun dalam pendahuluan buku tipis ini mereka mengaku sebagai –meminjam istilah yang biasa dimantrakan Tukul Arwana- Wong Ndeso, apabila pembaca mengamati nama-nama yang tergabung dalam ke-17 sastrawan muda ini, pembaca akan mengabaikan pengakuan mereka sebagai Wong Ndeso yang dewasa ini lebih terilustrasikan sebagai sosok orang-orang yang katrok, kuno dan ketinggalan laju arus zaman. Sebab, ke-17 penulis ini sudah tak begitu ketinggalan lagi dalam mengenalkan nama-nama mereka terhadap pembaca melalui media massa, baik lokal maupun nasional, dengan guratan-guratan karyanya yang diakui dan diloloskan oleh redaktur media massa tersebut.

Seperti yang tercermin dalam media massa dan buku atau karya dalam bentuk lain yang mungkin pernah kita baca itulah, para penulis menambatkan karya-karya sastra mereka dalam buku ini. Mulai dari puisi, cerita pendek (cerpen), esei, prosa bahkan naskah drama atau teater.

Selain tema-tema yang dianggkat beraroma isu-isu sastra nasional yang sedang hangat (hlm. 7-36), antologi ini juga mengangkat budaya lokal Lamongan dan hal-hal yang unik yang terdapat pada daerah tersebut (hlm. 37-42).

Begitu juga tentang persaudaraan dan persahabatan dengan penulis karya sastra lainnya, terasa akrab dan saling menghormati dan menyayangi (hlm. 132-138). Dari ke-17 penulis buku ini, antara lain; Masyhuri, Rodli TL, Anis Ceha, Rian Sindu, Pringgo HR, Joko Sandur, Ridwan Rachid, Imamuddin SA, Heri Kurniawan, Herry Lamongan, Haris Del Hakim, M. Bagus Pribadi, Javed paul Syatha, A. Rodhi Murtadho, Ahmad Syauqi Sumbawi, Bambang Kemling dan Nurel Javissyarqi.

Meskipun membaca buku ini terasa asik dan kagum dengan kepedulian penulis terhadap citra Lamongan yang sempat bergolak, pembaca akan digertak Adi Ganteng, sebagai desaigner cover, dengan hasil rancangan kover buku ini yang menampilkan peta Indonesia beserta negara sekitar menjadi terbalik, sementara daerah Lamongan terlihat mengkobarkan api besar dan menjilat-jilat keangkasa.

Apakah artikulasi ilustrasi yang ditampilkan Ade pada kover tersebut? mungkinkah dunia akan gonjang ganjing dan Lamongan terbakar duluan, atau paradigma dunia akan berbalik dan mengelu-elukan Lamongan atas cahaya kobaran api semangat yang dimunculkan putera-putera Lamongan dalam menyadarkan dunia? Teka-teki inilah yang bergelayutan dan hendak dijawab oleh arek-arek asal Lamongan ini.***

*) Aktivis Scriptorium Lintang Satra Yogyakarta.
http://sastra-indonesia.com/2008/09/menikmati-sastra-lamongan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar