Senin, 25 November 2019

PERJUANGAN PENULIS SASTRA ANAK

Anindita S Thayf
Minggu Pagi, Januari/2019

Perbincangan tentang sastra anak kembali terdengar akhir-akhir ini. Menyertainya, muncul keprihatinan perihal penulis sastra anak di Indonesia yang, konon katanya, sangat sedikit jumlahnya. Benarkah begitu?

Sastra anak merupakan karya sastra yang dikonsumsi anak dan diurus serta dikerjakan orang tua, demikian tulis Riris K. Toha-Sarumpaet dalam esainya Sastra dan Anak: Penjajah dan Taklukkannya. Dalam perkembangannya, anak-anak juga mulai menulis sastra anak sebagai bahan bacaan untuk pembaca seusianya. Adapun secara umum, yang termasuk karya sastra adalah karya fiksi seperti prosa (novel, cerpen), puisi, naskah drama. Berdasarkan batasan di atas maka semua karya fiksi untuk anak bisa dianggap sebagai karya sastra anak.

Dalam konteks sastra anak, masih menurut Sarumpaet, yang terpenting bagi sebuah karya adalah ia mesti bisa memperlakukan anak dengan baik sesuai usianya. Bahasa yang sastrawi jelas bukan patokan. Sarumpaet malah lebih menuntut karya yang bisa dipahami anak.

Contoh sastra anak dalam bentuk cerpen bisa ditemukan di Majalah Bobo. Sebagai majalah anak berumur paling panjang yang masih ada hingga sekarang, Bobo telah menemani anak-anak Indonesia sejak 1973. Lewat majalah ini pula, lahir penulis-penulis sastra anak yang sebagian besar masih produktif berkarya hingga hari ini. Bisa dikatakan, Majalah Bobo ibarat Majalah Horison-nya sastra anak Indonesia. Selain di Bobo, cerita anak juga rutin muncul di koran-koran, baik lokal maupun nasional, yang terbit pada hari Minggu.

Serupa sastra untuk pembaca dewasa, dunia sastra anak juga lebih diramaikan penulis cerpen ketimbang penulis novel. Endang Firdaus, Bambang Irwanto, Rae Sita Patappa adalah beberapa di antara penulis sastra anak yang produktif menulis cerpen sejak lama. Cerpen yang mereka tulis tidak sebatas cerita realis, tapi juga dongeng dan cerita rakyat. Guna menyebut beberapa nama penulis sastra anak lainnya, dalam jajaran mereka yang menulis novel, ada Ary Nilandari, Iwoq Abqary, Wikan Satriati, dan Tria Ayu K.

Pasar yang Kejam

Memang tidak gampang menulis cerita anak, tapi lebih tidak gampang lagi memasarkannya. Ketika bekerja sebagai editor divisi anak pada salah satu penerbit, hal itu turut saya rasakan. Pasar buku anak berbeda dengan pasar buku secara umum. Dibutuhkan taktik khusus untuk menaklukkannya. Target pasar ini jelas anak-anak, tapi konsumennya adalah orang dewasa: orang tua si anak, pembeli yang sangat selektif.

Pada pertengahan tahun 2000-an, produk buku anak yang ditulis oleh anak-anak meramaikan pasar buku Indonesia. Produk baru ini disambut meriah oleh konsumen, terutama anak-anak. Pun, orang tua yang berpikir bahwa tiada yang lebih tepat menulis cerita anak selain anak-anak itu sendiri. Peta persaingan pun berubah.

Demi bisa bertahan, penulis dewasa yang menulis sastra anak dipaksa berakrobat. Menggenjot kemampuan, kreativitas dan imajinasinya agar sanggup menulis apa saja. Tidak hanya cerpen, tapi juga buku kreativitas seperti mewarnai. Tidak hanya novel, tapi juga buku cerita bergambar. Atas semua pencapaian itu, mereka tidak pernah menuntut gelar cerpenis, novelis apalagi sastrawan.

Sempitnya celah yang tersedia di pasar buku anak membuat banyak penulis sastra anak terdorong melebarkan sayap. Ada yang menulis cerpen remaja, cerpen populer, novel komedi, novelet bahkan buku non fiksi, seperti buku seputar pengasuhan anak. Jadilah mereka penulis yang nyaris serba bisa. Sayangnya, tidak semua penulis sastra anak sanggup menerbitkan buku solo. Karya sebagian dari mereka umumnya hadir di rak toko-toko buku dalam bentuk buku antologi cerita anak bersama penulis lain.

Terlepas dari kondisi pasar buku anak, kehadiran sastra anak sangat penting sebagaimana diungkapkan Plato dalam Republik. Sebagai salah satu sarana pendidikan dan pengasuhan, dengan caranya sendiri, bisa dibilang sastra anak turut berperan dalam proses tumbuh-kembang seorang anak. Lewat sastra, anak-anak dibimbing dan disiapkan dirinya untuk memasuki kehidupan bermasyarakat saat dewasa kelak. Menyadari hal ini, sejumlah sastrawan turut memberikan sumbangsih mereka dengan menulis sastra anak. Umpamanya, Sugiarti dan Leo Tolstoy. Sugiarti bahkan rutin mengisi cerita untuk kolom khusus anak-anak dalam media terbitan Lekra. Sastrawan menulis sastra anak adalah sesuatu yang lumrah, apalagi bila dilakukan sebagai persembahan untuk anaknya. Misalnya, Salman Rushdie yang menulis beberapa buku untuk puteranya.

Dalam Bayang-Bayang

Diberitakan bahwa daya saing buku anak Indonesia ternyata tidak kalah dengan buku sastra Indonesia dalam ajang London Book Fair (LBF) 2018. Rupanya, buku anak Indonesia sudah sanggup memikat hati dunia. Sayangnya, kabar baik tersebut tidak diiringi dengan perhatian yang sepantasnya dari berbagai kalangan. Dalam daftar 12 Penulis Indonesia yang akan dikirim ke LBF 2019, hanya ada satu nama yang dianggap mewakili penulis sastra anak Indonesia. Nama itu rutin tampil di media. Nama dari penulis yang sudah menjadi langganan pentas-pentas literasi.

Dalam dunia sastra Indonesia, pengistimewaan semacam ini sudah lumrah. Mengabaikan sekian banyak penulis yang ada, perhatian istimewa hanya akan diberikan kepada segelintir orang pilihan. Yaitu, satu-dua penulis senior, dua-tiga penulis laris atau penglaris, dan sisanya yang cukup banyak adalah penulis yang rajin mengabsenkan namanya di media atau rupa-rupa festival literasi. Dalam dunia sastra anak, hal serupa terjadi pula.

Para penulis gurem, entah yang ada di dunia sastra anak atau sastra Indonesia, memang selalu berada dalam bayang-bayang. Mereka ada, tapi sering disepelekan. Mereka banyak berkarya, tapi karya-karya itu lebih sering kalah daripada menang dalam persaingan di meja redaksi atau pasar. Sementara itu, nama mereka dianggap belum cukup besar untuk mampu 'membeli' segala kemudahan yang disediakan popularitas.

Maka jangan heran apabila ada yang mengira jumlah penulis sastra anak Indonesia sangat sedikit. Hal ini membuktikan besarnya pengaruh media dalam dunia sastra kita. Dan sebaliknya, betapa kurangnya pengetahuan awam tentang kondisi sastra (anak) kita yang sebenarnya. Semua itulah yang membuat perjuangan para penulis gurem di dunia sastra Indonesia secara keseluruhan menjadi kian berat. Kerja keras mereka menulis selama belasan atau puluhan tahun seolah sia-sia jika nama mereka tidak muncul di media. Mereka akan dianggap tidak ada. ***

*) Novelis dan esais
https://www.facebook.com/anindita.thayf/posts/10205701138245935

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar