Suyanto, M.Si
radarbanyuwangi.co.id
Saya teringat dengan banyak pesan Taufiq Ismail (sastrawan nasional yang kini menetap di Menteng-Jakarta Pusat) dan beberapa tokoh dunia peduli sastra lainnya yang telah diukir oleh sejarah dunia, bahwa, (1) "hidupilah sastra di Indonsia, karena banyak siswa kita sudah sangat rabun pada sastra", (2) Umar bin Khatab RA, "ajarkanlah sastra pada anak-anak kalian karena sastra akan mengubah jiwa pengecut menjadi pemberani?" (3) petuah bijak yang menyatakan, bahwa "air bagi ikan bahasa bagi manusia, oksigen bagi ikan sastra bagi manusia".
Dari sinyalemen di atas saya sangat apresiatif dengan apa yang dilakukan oleh Radar Banyuwangi-Situbondo (sejak 18 Januari 2009) yang mengundang para penulis puisi dan anak-anak yang menyukai melukis (pelukis kecil) agar mengirimkannya ke redaksi dan dimuat (setelah melalui seleksi tentunya) pada setiap Minggu dalam rubrik Budaya. Saya tidak tahu persis apakah teman-teman radar diilhami oleh berita positif dari Direktur Pembinaan TK/SD Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas RI, Bapak Mudjito A.K. yang menegaskan bahwa "tahun 2009, Indonesia harus menjadi pionir olympiade sastra Sekolah Dasar dalam upaya pembibitan calon peraih Nobel Sastra khususnya di kalangan anak-anak" (baca Jawa Pos, 18 Desember 2008 halaman 16). Berita seperti ini seharusnya lebih dulu direspon oleh para Guru TK/SD (PNS) sebelum memaksimalkan merespon (maaf) kabar kenaikan gaji. Sebab tugas guru adalah tugas kemanusiaan (memanusiakan manusia), karena itu bermitralah dengan pers sebab koran besar yang satu ini selalu memberi kabar tentang anak (baca: siswa), guru, dan seluk-beluk diantara keduanya.
Saya telah mendengar kabar bahwa dalam bulan Maret hingga Agustus 2009 akan ada Tour Workshop penulisan dan pembelajaran sastra (puisi dan cerpen) untuk siswa dan guru yang dimotori oleh Komunitas Sastra, barangkali sebuah langkah positif yang perlu disambut sukacita oleh pengelola sekolah di kabupaten ini. Walaupun di sana-sini telinga saya sering mendengar bahwa di kalangan Sekolah Dasar, pelajaran Bahasa Indonesia dinilai memberatkan guru (baca: sulit). Ini terbukti dengan ketika ada pemilihan ketua (sebut saja MGMP untuk tataran Sekolah Menengah), lebih banyak guru yang menyukai menjadi ketua kelompok Matematika, IPA, maupun Sains ketimbang mengetuai Bahasa (dan sastra) Indonesia. Kerana itu yang ada hanya Olympiade Matematika, Olympiade IPA, Olympiade Sains dan seterusnya, sehingga seakan-akan tidak akan pernah ada Olympiade Bahasa dan Sastra Indonesia, padahal orang-orang Manca sangat menginginkan bisa berbahasa Indonesia dengan baik, bahkan di beberapa negara bagian Australia menyusun kurikulum "bahasa Indonesia" secara intens. Kabar ini sudah jauh tahun diekspos di koran, bahkan belakangan ketika saya tanyakan kepada kolega saya guru besar sastra timur di ANU (Australian National University) Prof.Dr. George Quinn saat penelitian kuburan di wilayah Jawa Timur membenarkan hal ini.
Kembali ke persoalan karya sastra oleh siswa (dan santri) di rubrik Budaya hari Ahad, bahwa saya dapat memberikan apresiasi yang positif dan bangga ternyata koran Radar juga turun tangan mengawal bakat (talenta) anak di bidang puisi dan karya agung lainnya. Saya berharap mudah-mudahan berjalan terus sebagaimana yang sudah dilakukan oleh Kompas selama ini. Hanya yang menjadi pertanyaan dalam benak saya, kenapa untuk anak usia SD tidak diberi ruang untuk menuliskan puisinya, karena anak usia ini pun sudah memiliki imajinasi yang merangkak matang. Saya juga sangat bahagia karena para santriwan-santriwati Pondok Pesantren sangat mampu menampilkan karyanya dengan baik, sebut saja misalnya Ata Shofia santriwati Ponpes Darussalam Blokagung dengan karyanya Badai dan Ulfa Al-Azizi santriwati Ponpes Mambaul Ulum Muncar dengan karyanya Tangan-tangan Tuhan (radar Jawa Pos, Minggu 1-2-2009 halaman 34). Mereka mampu menghadirkan tema-tema Ketuhanan (puisi religius) di tengah-tengah masyarakat kita yang digerogoti moralnya karena persoalan ekonomi, sosial, budaya, dan politik selama ini. Saya salut kepada mereka karena di sela kesibukannya mengaji, mengkaji, dan barangkali sinau di sekolah umum milik Pondok, masih menyempatkan diri menuangkan ide-ide cemerlangnya melalui karya sastra berbentuk puisi.
Saya teringat dengan pernyataan Prof. Budi Darma dan Kyai D. Zawawi Imron, bahwa puisi adalah untaian kata-kata. Karena itu obsesi Radar dalam tataran ini bolehlah saya katakan sebagai sebuah langkah menciptakan calon arsitektur kata-kata (penyair). Biarkanlah para penulis puisi (baca:pengirim karya) datang dari daerah mana pun dan berangkat dengan "bahasa ibunya sendiri" yang mereka transfer ke dalam bahasa Indonesia. Mereka barangkali berimajinasi dengan masa lalunya, masa sulitnya, atau bahkan masa kecilnya yang "nakal dan lucu". Dalam konteks ini, tentu para santriwan-santriwati (yang berasal dari luar Jawa) dan menjadi keluarga besar Ponpes di Banyuwangi dan Situbondo akan membayangkan lokatifnya dalam kata-katanya sendiri yang indah. Siapa tahu pada saatnya mereka akan menjadi utusan Mastera (Majelis Sastra Asia Tenggara) dan bergaul dengan bengkel Mastera yang tidak hanya sekadar kursus menulis puisi, karena mereka adalah anak-anak muda yang terpilih mewakili bangsa dan negerinya. Setidaknya mereka telah melaksanakan pesan Umar bin Khatab RA di jaman yang serba global ini, amin.
__________________
*) Penulis adalah ketua Komunitas Sastra Indonesia (KSI) cabang Banyuwangi.
Pegiat dan Staf Pengajar Sastra Indonesia di STAI Darussalam Blokagung dan UMJ.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Jalal
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
A. Qorib Hidayatullah
A. Rego S. Ilalang
A. Rodhi Murtadho
A. Syauqi Sumbawi
A.H. J Khuzaini
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Abdoel Moeis
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Abubakar Batarfie
Abdullah Harahap
Acep Zamzam Noor
Achi Breyvi Talanggai
Achiar M Permana
Aditya Ardi N
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan MN
Agus Buchori
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Gaus
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Rifa’i Rif’an
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhmad Fatoni
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akrom Hazami
Al Azhar Riau
Alang Khoiruddin
Albert Camus
Albertus Prasetyo Heru Nugroho
Aldika Restu Pramuli
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Alia Swastika
Alim Bakhtiar
Allex Qomarulla
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Amin Hasan
Aming Aminoedhin
An. Ismanto
Ana Mustamin
Andhika Dinata
Andong Buku #3
Andong Buku 3
Anindita S Thayf
Anisa Ulfah
Anjrah Lelono Broto
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Anwar Holid
Aprinus Salam
APSAS (Apresiasi Sastra)
Ardi Wina Saputra
Arie MP Tamba
Arif Hidayat
Arif Saifudin Yudistira
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Asarpin
Asrul Sani
Astrikusuma
Ayung Notonegoro
Azizah Hefni
Badrul Munir Chair
Bahrum Rangkuti
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin
Benee Santoso
Beni Setia
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Binhad Nurrohmat
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hatees
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Cak Sariban
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chusnul Cahyadi
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Damiri Mahmud
Danang Ari
Danarto
Daoed Joesoef
Darju Prasetya
Dedy Tri Riyadi
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
di Bentara Budaya Yogyakarta
Dian Sukarno
Dick Hartoko
Didin Tulus
Din Saja
Diskusi
Djohar
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dodit Setiawan Santoso
Donny Anggoro
Dwi Cipta
Dwi Pranoto
Edeng Syamsul Ma’arif
Edy A Effendi
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Tunas
Emha Ainun Nadjib
Erik Purnama Putra
Esai
Evan Ys
F. Aziz Manna
F. Rahardi
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Alayubi
Farah Noersativa
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Feby Indirani
Fedli Azis
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Franz Kafka
Frischa Aswarini
Fuad Mardhatillah UY Tiba
Gampang Prawoto
Gandra Gupta
Gita Ananda
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gusti Eka
H.A. Karomani
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hamka
Hammam Fathulloh
Happy Widiamoko
Hardy Hermawan
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Haris Firdaus
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hazwan Iskandar Jaya
HB Jassin
Helvy Tiana Rosa
Hendri R.H
Herry Lamongan
Herta Muller
Heru Kurniawan
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Gusti Ngurah Parthama
I Nyoman Tingkat
I Putu Sudibawa
IBM Dharma Palguna
Ibnu Wahyudi
Ida Fitri
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Ika Feni Setiyaningrum
Imadi Daimah Ermasuri
Imam Nawawi
Iman Budhi Santosa
Indonesia O’Galelano
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Ipik Tanoyo
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iva Titin Shovia
Iwan Simatupang
J Anto
Jefrianto
Jhumpa Lahiri
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joko Pinurbo
Jordaidan Rizsyah
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi
Junaidi Khab
Jurnalisme Sastrawi
Kahfie Nazaruddin
Kalis Mardi Asih
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kiki Astrea
Koesalah Soebagyo Toer
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kuntowijoyo
Kurnia Effendi
Kurniasih
Kurniawan
Kuswaidi Syafi’ie
Kuswinarto
L.K. Ara
Laila Putri Rizalia
Lan Fang
Launching dan Bedah Buku
Linus Suryadi
Literasi
LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu)
M Fadjroel Rachman
M. Adnan Amal
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Riyadhus Solihin
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
Mahbib
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mariana A Sardino
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon
Marsel Robot
Masuki M. Astro
Matdon
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Moh Khairul Anwar
Moh. Husen
Mohammad Sadam Husaen
Muhammad Ali
Muhammad Firdaus Rahmatullah
Muhammad Idrus Djoge
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Rasyid Ridho
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhidin M. Dahlan
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Musfeptial Musa
Muslim Basyar
Mustafa ismail
Mustakim
Mutia Sukma
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Neli Triana
Nelson Alwi
Nezar Patria
Ni Made Purnama Sari
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nissa Rengganis
Nobel Sastra
Noor H. Dee
Nur St. Iskandar
Nur Taufik
Nurel Javissyarqi
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Orhan Pamuk
Pagelaran Musim Tandur
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Penerbit Pelangi Sastra
Pentigraf
Pidato Kebudayaan
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Politik
Pramoedya Ananta Toer
Priska
Priyo
Prosa
Puisi
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qomarul Adib
R. M. Sutjipto Wiryosuparto
R. Timur Budi Raja
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rahadian Bagus
Rahmadi Usman
Rahmat HM
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ribut Wijoto
Ridwan
Riki Dhamparan Putra
Rinto Andriono
Rodli TL
Ronny Agustinus
Rosidi
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saini K.M.
Sainul Hermawan
Sajak
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST)
Sanusi Pane
Sapardi Djoko Damono
Sastra dan Kuasa Simbolik
Satu Jam Sastra
Saut Situmorang
SelaSAstra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seputar Sastra Indonesia
Sergi Sutanto
Shella
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sides Sudyarto DS
Sigit Sugito
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Siti
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slamet Hadi Purnomo
Soe Hok Gie
Soeparno S. Adhy
Soesilo Toer
Sofyan RH. Zaid
Sosiawan Leak
Sri Harjanto Sahid
St. Takdir Alisjahbana
Subagio Sastrowardoyo
Sumargono SN
Suminto A. Sayuti
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaifuddin Gani
Syamsudin Walad
T Agus Khaidir
Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan
Tatan Daniel
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Trianton
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Thomas Ekafitrianus
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Pustaka Pujangga
Toto Sudarto Bachtiar
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Udo Z. Karzi
Umar Kayam
Umbu landu Paranggi
Umi Kulsum
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Universitas Jember (UNEJ)
Veven Sp Wardhana
Veven Sp. Wardhana
Vino Warsono
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wage Daksinarga
Wahyu Heriyadi
Wahyu Hidayat
Wahyu Triono KS
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Widodo DS
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wizna Hidayati Umam
Wuryanti Puspitasari
Y. Wibowo
Yanusa Nugroho
Yasunari Kawabata
Yok's Slice Priyo
Yona Primadesi
Yonathan Rahardjo
Yos Rizal S
Yudha Manggala P Putra
Yudhi Fachrudin
Yulhasni
Yulia Permata Sari
Yurnaldi
Zadie Smith
Zainuddin Sugendal
Zainuri
Zehan Zareez
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar