Rabu, 26 Februari 2020

Menggairahkan Sastra Indonesia

Suyanto, M.Si
radarbanyuwangi.co.id

Saya teringat dengan banyak pesan Taufiq Ismail (sastrawan nasional yang kini menetap di Menteng-Jakarta Pusat) dan beberapa tokoh dunia peduli sastra lainnya yang telah diukir oleh sejarah dunia, bahwa, (1) "hidupilah sastra di Indonsia, karena banyak siswa kita sudah sangat rabun pada sastra", (2) Umar bin Khatab RA, "ajarkanlah sastra pada anak-anak kalian karena sastra akan mengubah jiwa pengecut menjadi pemberani?" (3) petuah bijak yang menyatakan, bahwa "air bagi ikan bahasa bagi manusia, oksigen bagi ikan sastra bagi manusia".

Dari sinyalemen di atas saya sangat apresiatif dengan apa yang dilakukan oleh Radar Banyuwangi-Situbondo (sejak 18 Januari 2009) yang mengundang para penulis puisi dan anak-anak yang menyukai melukis (pelukis kecil) agar mengirimkannya ke redaksi dan dimuat (setelah melalui seleksi tentunya) pada setiap Minggu dalam rubrik Budaya. Saya tidak tahu persis apakah teman-teman radar diilhami oleh berita positif dari Direktur Pembinaan TK/SD Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas RI, Bapak Mudjito A.K.  yang menegaskan bahwa "tahun 2009, Indonesia harus menjadi pionir olympiade sastra Sekolah Dasar dalam upaya pembibitan calon peraih Nobel Sastra khususnya di kalangan anak-anak" (baca Jawa Pos,  18 Desember 2008 halaman 16). Berita seperti ini seharusnya lebih dulu direspon oleh para Guru TK/SD (PNS) sebelum memaksimalkan merespon (maaf) kabar kenaikan gaji. Sebab tugas guru adalah tugas kemanusiaan (memanusiakan manusia), karena itu bermitralah dengan pers sebab koran besar yang satu ini selalu memberi kabar tentang anak (baca: siswa), guru, dan seluk-beluk diantara keduanya.

Saya telah mendengar kabar bahwa dalam bulan Maret hingga Agustus 2009 akan ada Tour Workshop penulisan dan pembelajaran sastra (puisi dan cerpen) untuk siswa dan guru yang dimotori oleh Komunitas Sastra, barangkali sebuah langkah positif yang perlu disambut sukacita oleh pengelola sekolah di kabupaten ini. Walaupun di sana-sini telinga saya sering mendengar bahwa di kalangan Sekolah Dasar, pelajaran Bahasa Indonesia dinilai memberatkan guru (baca: sulit). Ini terbukti dengan ketika ada pemilihan ketua (sebut saja MGMP untuk tataran Sekolah Menengah), lebih banyak guru yang menyukai menjadi ketua kelompok Matematika, IPA, maupun Sains ketimbang mengetuai Bahasa (dan sastra) Indonesia. Kerana itu yang ada hanya Olympiade Matematika, Olympiade IPA, Olympiade Sains dan seterusnya, sehingga seakan-akan tidak akan pernah ada Olympiade Bahasa dan Sastra Indonesia, padahal orang-orang Manca sangat menginginkan bisa berbahasa Indonesia dengan baik, bahkan di beberapa negara bagian Australia menyusun kurikulum "bahasa Indonesia" secara intens. Kabar ini sudah jauh tahun diekspos di koran, bahkan belakangan ketika saya tanyakan kepada kolega saya guru besar sastra timur di ANU (Australian National University) Prof.Dr. George Quinn saat penelitian kuburan di wilayah Jawa Timur membenarkan hal ini.

Kembali ke persoalan karya sastra oleh siswa (dan santri) di rubrik Budaya hari Ahad, bahwa saya dapat memberikan apresiasi yang positif dan bangga ternyata koran Radar juga turun tangan mengawal bakat (talenta) anak di bidang puisi dan karya agung lainnya. Saya berharap mudah-mudahan berjalan terus sebagaimana yang sudah dilakukan oleh Kompas selama ini. Hanya yang menjadi pertanyaan dalam benak saya, kenapa untuk anak usia SD tidak diberi ruang untuk menuliskan puisinya, karena anak usia ini pun sudah memiliki imajinasi yang merangkak matang. Saya juga sangat bahagia karena para santriwan-santriwati Pondok Pesantren sangat mampu menampilkan karyanya dengan baik, sebut saja misalnya Ata Shofia santriwati Ponpes Darussalam Blokagung dengan karyanya Badai dan Ulfa Al-Azizi santriwati Ponpes Mambaul Ulum Muncar dengan karyanya Tangan-tangan Tuhan (radar Jawa Pos, Minggu 1-2-2009 halaman 34). Mereka mampu menghadirkan tema-tema Ketuhanan (puisi religius) di tengah-tengah masyarakat kita yang digerogoti moralnya karena persoalan ekonomi, sosial, budaya, dan politik selama ini. Saya salut kepada mereka karena di sela kesibukannya mengaji, mengkaji, dan barangkali sinau di sekolah umum milik Pondok, masih menyempatkan diri menuangkan ide-ide cemerlangnya melalui karya sastra berbentuk puisi.

Saya teringat dengan pernyataan Prof. Budi Darma dan Kyai D. Zawawi Imron, bahwa puisi adalah untaian kata-kata. Karena itu obsesi Radar dalam tataran ini bolehlah saya katakan sebagai sebuah langkah menciptakan calon arsitektur kata-kata (penyair). Biarkanlah para penulis puisi (baca:pengirim karya) datang dari daerah mana pun dan berangkat dengan "bahasa ibunya sendiri" yang mereka transfer ke dalam bahasa Indonesia. Mereka barangkali berimajinasi dengan masa lalunya, masa sulitnya, atau bahkan masa kecilnya yang "nakal dan lucu".  Dalam konteks ini, tentu para santriwan-santriwati (yang berasal dari luar Jawa) dan menjadi keluarga besar Ponpes di Banyuwangi dan Situbondo akan membayangkan lokatifnya dalam kata-katanya sendiri yang indah. Siapa tahu pada saatnya mereka akan menjadi utusan Mastera (Majelis Sastra Asia Tenggara) dan bergaul dengan bengkel Mastera yang tidak hanya sekadar kursus menulis puisi, karena mereka adalah anak-anak muda yang terpilih mewakili bangsa dan negerinya. Setidaknya mereka telah melaksanakan pesan Umar bin Khatab RA di jaman yang serba global ini, amin.

__________________
*) Penulis adalah ketua Komunitas Sastra Indonesia (KSI) cabang Banyuwangi.
Pegiat dan Staf Pengajar Sastra Indonesia di STAI Darussalam Blokagung dan UMJ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar