A. Qorib Hidayatullah
indonimut.blogspot.com
Tatkala kampanye terbuka digelar, sebagian artis-selebritas Indonesia lagi sibuk berkampanye demi mendulang suara pada pemilu legislatif nanti. Kini ditengarai, keranjingan mutakhir artis tanah air pada berduyun-duyun terjun di ranah politik. Untuk menandai hal ini, PAN tak lagi dijuluki Partai Amanat Nasional, tapi Partai Artis Nasional.
Mereka seakan tak puas atas ketenaran dirinya selama ini, yang kerapkali tampil di tv maupun di koran-koran. Mereka malah membikin baliho yang berisikan foto dirinya, partai yang ditungganginya, serta misi dan visi politiknya ketika dia kelak terpilih.
“Kita adalah bangsa yang tidak pernah selesai,” tutur Zack Sorga, sutradara pertunjukan teater bertajuk ‘Blangwir Nyelonong ke Priuk’, di akhir pementasannya, di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, hari Rabu (2 Desember 1998). Pernyataan Zack Sorga tersebut cocok mengalegorikan ketakselesaian proses pencarian manusia.
Geliat selebritas memang gampang ditebak: selalu mengejar kepuasan. Bagai menenggak air laut, dahaga tak pernah bisa dipuaskan. Manusia senantiasa memburu kenikmatan. Sehingga, ada masa di mana artis-selebritas menggemari kawin-cerai.
Di awal tulisan ini dibeberkan, bahwa selebritas, kini, pada ngetren bercebur di bursa caleg, namun ada pula selebritas yang lain menekuni titah panggilan literer dengan membesut karya-karya: puisi maupun prosa. Mereka ini adalah selebritas yang juga menulis dan mengarang.
Di sela-sela kesibukan permanennya, model artis-selebritas yang terakhir itu meluangkan waktunya menulis buku, terlibat mengorganisir problematika sosial, serta mengikuti acara-acara kemanusiaan. Seperti Rieke Dyah Pitaloka, Ayu Utami, Dewi Lestari Simangunsong, Djenar Maesa Ayu, Angelina Sondakh, Wanda Hamidah, Trie Utami, Fira Basuki, dan Neno Warisman.
Rieke Dyah Pitaloka misalnya, ia adalah penulis produktif. Ia menulis 2 (dua) antologi puisi: Renungan Kloset (2001) dan Ups!. Renungan Kloset hingga tahun 2005 terjual mendekati 10 ribu eksemplar. Tersebab buku ini, menghantarkan Rieke terpilih mengikuti Festival Puisi Internasional Winternachten di Den Haag, Belanda, Januari 2003. Pada tahun yang sama terbit Renungan Kloset, dari Cengkeh sampai Utrecht (April, 2003). Dan juga, tesis master filsafatnya yang berjudul Banalitas Kejahatan: Aku yang Tak Mengenal Diriku, Tela’ah Hannah Arendt Perihal Kekerasan Negara, oleh Rieke dibesut menjadi sebuah buku dengan judul Kekerasan Negara Menular ke Masyarakat (2004).
Begitu juga dengan Neno Warisman. Ia membikin buku Izinkan Aku Bertutur (2004). Buku ini berisi kumpulan karangan mirip puisi, yang ditulisnya dalam kurun waktu 2000-2004. Selain itu, Trie Utami, penyanyi kawakan, turut menggubah buku yang bernuansa Budhis, Karmapala, The Silent Love: Nyanyian Hati Trie Utami (2006).
Trie Utami terbilang kreatif. Bukunya tersebut bukanlah novel biasa, tapi ditulis berbentuk prosa lirik. Terbagi dalam 10 serat (bab) yang terdiri dari: Enigma (dharma karana), Shakuntala (dharma apurva), Dewa Kupinta (dharma shmara), Tarian Rembulan (dharma buddhaya), Kasmaraniku (dharma sembah), Batas Sekat (dharma rindu), The Silent Love (dharma bisu), Lao Gong (dharma kanthi), Klangenan (dharma vidhya), dan Gong Xi Fa Cai (dharma lakcana).
Tamara Garaldine, seorang artis-selebritas papan atas juga turut meramaikan panggung literasi. Pada September 2005, ia meluncurkan antologi cerpen Kamu Sadar, Saya Punya Alasan untuk Selingkung Kan Sayang? (2005).
Seturut sajak Ziarah Batu –kepada para orator oleh Dorothea Rosa Herliany: “Kupilih bahasa batu buat memecah keangkuhan nuranimu.” Mirip dunia politik, dunia literasi, kini, ditengarai sangat menyehari dalam kehidupan artis-selebritas. Bahkan, ada selebritas yang meminta bantuan penulis profesional untuk menuliskan biografinya.
Semisal Krisdayanti, Lenny Marlina, Titiek Puspa, dan Heidi Yunus. Buku yang berjudul Seribu Satu KD milik Krisdayanti ditulis oleh redaktur senior Femina, Alberthiena Endah. Buku Si Lenny dari Ciateul tentang Lenny Marlina, ditulis oleh novelis Titie Said. Dan, buku Titiek Puspa, Sebuah Biografi, yang memuat biografi Titiek Puspa, ditulis oleh redaktur senior Kompas, Ninok Leksono.
Namun, ada juga artis-selebritas yang telah lama bergumul dengan literasi. Mereka di samping menekuni dunia selebritas, pun pula tidak sonder di jagad literasi. Mereka ini penulis tangguh. Sebut saja misalnya, Dewi Lestari –-yang akrab disapa Dee–, Fira Basuki, Ayu Utami, dan Djenar Maesa Ayu. Dee, yang mantan penyanyi Trio RSD (Rita Sita Dewi), didapuk kesuksesan dashyat menulis novel Supernova, Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh. Novel ini menjadi best seller dengan angka penjualan lebih dari 100 ribu eksemplar dalam waktu kurang dari setahun. Dan, sebagai karya teranyar Dee, Rectoverso (2008).
Pada masanya, Supernova banyak meraup pujian. Supernova sempat diganjar nominasi Katulistiwa Literary Award sejajar dengan karya maestro literer, seperti Danarto (Setangkai Melati di Sayap Jibril), Dorothea Rosa Herliany (Kill The Radio), Sutardji Calzoum Bachri (Hujan Menulis Ayam), dan Hamsad Rangkuti (Sampah Bulan Desember).
Begitu juga dengan Fira Basuki. Selebritas asal Surabaya ini, jebolan jurusan Komunikasi dan Jurnalisme dari Pattsburg State University, Kansas, Amerika Serikat, menggubah novel Jendela dan Atap. Lalu, Ayu Utami membesut novel fenomenal, Saman, yang memenangi sayembara novel DKJ, dilanjutkan Larung (2001), yang juga best seller dan banyak dibicarakan orang, dan terakhir Bilangan Fu (2008). Tak ketinggalan juga karya Djenar Maesa Ayu, Mereka Bilang Aku Monyet –yang kemudian cerpen ini dibesut menjadi film dengan judul serupa–, Menyusu Ayah di Jurnal Perempuan dan Melukis Jendela di Majalah Horison.
Mereka, artis-selebritas yang gemar menggeluti baca-tulis (karya literer) bukan semata-mata mencari hiburan, seperti sajian entertainment yang lazim ditampilkan ke penonton tanah air. Seperti kata Pramoedya Ananta Toer, dalam Anak Semua Bangsa: “Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.”
Tak melulu selebritas politik saja yang mampu mengusung perubahan. Hakikat dari kitab sastra karya selebritas itu, juga bergelimang daya-nyala perubahan.
***
http://sastra-indonesia.com/2009/05/kitab-sastra-selebritas/
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Jalal
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
A. Qorib Hidayatullah
A. Rego S. Ilalang
A. Rodhi Murtadho
A. Syauqi Sumbawi
A.H. J Khuzaini
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Abdoel Moeis
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Abubakar Batarfie
Abdullah Harahap
Acep Zamzam Noor
Achi Breyvi Talanggai
Achiar M Permana
Aditya Ardi N
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan MN
Agus Buchori
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Gaus
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Rifa’i Rif’an
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhmad Fatoni
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akrom Hazami
Al Azhar Riau
Alang Khoiruddin
Albert Camus
Albertus Prasetyo Heru Nugroho
Aldika Restu Pramuli
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Alia Swastika
Alim Bakhtiar
Allex Qomarulla
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Amin Hasan
Aming Aminoedhin
An. Ismanto
Ana Mustamin
Andhika Dinata
Andong Buku #3
Andong Buku 3
Anindita S Thayf
Anisa Ulfah
Anjrah Lelono Broto
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Anwar Holid
Aprinus Salam
APSAS (Apresiasi Sastra)
Ardi Wina Saputra
Arie MP Tamba
Arif Hidayat
Arif Saifudin Yudistira
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Asarpin
Asrul Sani
Astrikusuma
Ayung Notonegoro
Azizah Hefni
Badrul Munir Chair
Bahrum Rangkuti
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin
Benee Santoso
Beni Setia
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Binhad Nurrohmat
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hatees
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Cak Sariban
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chusnul Cahyadi
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Damiri Mahmud
Danang Ari
Danarto
Daoed Joesoef
Darju Prasetya
Dedy Tri Riyadi
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
di Bentara Budaya Yogyakarta
Dian Sukarno
Dick Hartoko
Didin Tulus
Din Saja
Diskusi
Djohar
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dodit Setiawan Santoso
Donny Anggoro
Dwi Cipta
Dwi Pranoto
Edeng Syamsul Ma’arif
Edy A Effendi
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Tunas
Emha Ainun Nadjib
Erik Purnama Putra
Esai
Evan Ys
F. Aziz Manna
F. Rahardi
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Alayubi
Farah Noersativa
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Feby Indirani
Fedli Azis
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Franz Kafka
Frischa Aswarini
Fuad Mardhatillah UY Tiba
Gampang Prawoto
Gandra Gupta
Gita Ananda
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gusti Eka
H.A. Karomani
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hamka
Hammam Fathulloh
Happy Widiamoko
Hardy Hermawan
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Haris Firdaus
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hazwan Iskandar Jaya
HB Jassin
Helvy Tiana Rosa
Hendri R.H
Herry Lamongan
Herta Muller
Heru Kurniawan
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Gusti Ngurah Parthama
I Nyoman Tingkat
I Putu Sudibawa
IBM Dharma Palguna
Ibnu Wahyudi
Ida Fitri
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Ika Feni Setiyaningrum
Imadi Daimah Ermasuri
Imam Nawawi
Iman Budhi Santosa
Indonesia O’Galelano
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Ipik Tanoyo
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iva Titin Shovia
Iwan Simatupang
J Anto
Jefrianto
Jhumpa Lahiri
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joko Pinurbo
Jordaidan Rizsyah
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi
Junaidi Khab
Jurnalisme Sastrawi
Kahfie Nazaruddin
Kalis Mardi Asih
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kiki Astrea
Koesalah Soebagyo Toer
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kuntowijoyo
Kurnia Effendi
Kurniasih
Kurniawan
Kuswaidi Syafi’ie
Kuswinarto
L.K. Ara
Laila Putri Rizalia
Lan Fang
Launching dan Bedah Buku
Linus Suryadi
Literasi
LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu)
M Fadjroel Rachman
M. Adnan Amal
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Riyadhus Solihin
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
Mahbib
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mariana A Sardino
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon
Marsel Robot
Masuki M. Astro
Matdon
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Moh Khairul Anwar
Moh. Husen
Mohammad Sadam Husaen
Muhammad Ali
Muhammad Firdaus Rahmatullah
Muhammad Idrus Djoge
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Rasyid Ridho
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhidin M. Dahlan
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Musfeptial Musa
Muslim Basyar
Mustafa ismail
Mustakim
Mutia Sukma
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Neli Triana
Nelson Alwi
Nezar Patria
Ni Made Purnama Sari
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nissa Rengganis
Nobel Sastra
Noor H. Dee
Nur St. Iskandar
Nur Taufik
Nurel Javissyarqi
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Orhan Pamuk
Pagelaran Musim Tandur
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Penerbit Pelangi Sastra
Pentigraf
Pidato Kebudayaan
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Politik
Pramoedya Ananta Toer
Priska
Priyo
Prosa
Puisi
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qomarul Adib
R. M. Sutjipto Wiryosuparto
R. Timur Budi Raja
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rahadian Bagus
Rahmadi Usman
Rahmat HM
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ribut Wijoto
Ridwan
Riki Dhamparan Putra
Rinto Andriono
Rodli TL
Ronny Agustinus
Rosidi
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saini K.M.
Sainul Hermawan
Sajak
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST)
Sanusi Pane
Sapardi Djoko Damono
Sastra dan Kuasa Simbolik
Satu Jam Sastra
Saut Situmorang
SelaSAstra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seputar Sastra Indonesia
Sergi Sutanto
Shella
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sides Sudyarto DS
Sigit Sugito
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Siti
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slamet Hadi Purnomo
Soe Hok Gie
Soeparno S. Adhy
Soesilo Toer
Sofyan RH. Zaid
Sosiawan Leak
Sri Harjanto Sahid
St. Takdir Alisjahbana
Subagio Sastrowardoyo
Sumargono SN
Suminto A. Sayuti
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaifuddin Gani
Syamsudin Walad
T Agus Khaidir
Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan
Tatan Daniel
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Trianton
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Thomas Ekafitrianus
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Pustaka Pujangga
Toto Sudarto Bachtiar
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Udo Z. Karzi
Umar Kayam
Umbu landu Paranggi
Umi Kulsum
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Universitas Jember (UNEJ)
Veven Sp Wardhana
Veven Sp. Wardhana
Vino Warsono
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wage Daksinarga
Wahyu Heriyadi
Wahyu Hidayat
Wahyu Triono KS
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Widodo DS
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wizna Hidayati Umam
Wuryanti Puspitasari
Y. Wibowo
Yanusa Nugroho
Yasunari Kawabata
Yok's Slice Priyo
Yona Primadesi
Yonathan Rahardjo
Yos Rizal S
Yudha Manggala P Putra
Yudhi Fachrudin
Yulhasni
Yulia Permata Sari
Yurnaldi
Zadie Smith
Zainuddin Sugendal
Zainuri
Zehan Zareez
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar