Peresensi: Rahmadi Usman
Pengarang : Bustan Basir
Maras
Judul : Tapak-tapak
Perjuangan Berdirinya Mamuju Utara
Penerbit : Annora Media .
Kerjasama dengan Kesbangpol Linmas. Mamuju Utara
Cetakan : Ke-2, 2008
Halaman : xxxiv + 383
Pendahuluan
Bustan Basir Maras
merupakan salah satu penulis lahir diteluk Mandar [Mekkatta-Malunda], Majene.
Sebelum “ngungsi” ke Yogyakarta, aktif dalam gerakan social budaya, di Sulawesi
barat. Selama kuliah ia banyak menghabiskan waktunya dalam berbagai organisasi
diantaranya Keluarga Mahasiswa Pecinta Demokrasi[KMPD], Sanggar Suwung, Front
Perjuangan Pemuda Indonesia [FPPI], Majalah Arena, Teater Eska. Karya-karyanya
dipublikasikan diberbagai media massa : Bernas Jogja, Minggu Pagi, Wawasan,
Respublika, Info Indonesia, SKH. Mimbar Karya Sulsel, Kompas, Harian Fajar
Makassar, Kedaulatan Rakyat, Suara Merdeka Semarang, Aktual, Info Indonesia, Suara
Pembaharuan, Majalah Arena, Majalah Sukma Banjarmasin, Solo Pos, Kuntum, Radar
Sulbar, Suara Muhammadiyah, Media-media On-line, dan lain s ebagainya.
Dalam buku Tapak-tapak
perjuangan berdirinya Mamuju Utara, Bustan Basir Maras menceritakan perjalanan
panjang pemekaran sebuah kabupaten, yang dulunya sangat tertinggal. Berawal
dari riset kecil-kecilan sebagai tugas sekolah Pascasarjana-Antropologi UGM
Yogyakarta, telah mengantarkan penulis tiba di Mamuju Utara. Penggambaran tentang Mamuju utara yang dulunya
dikenal Vova Sanggayu [baca:Pasangkayu] diceritakan lewat tutur lisan para
tokoh yang berjuang dalam pemekaran kabupaten Mamuju Utara. Tokoh yang terlibat
dalam Komite Aksi Pembentukan Kabupaten Pasangkayu [KAPKP] menjadi sentral
informasi dalam penulisan buku tersebut.
Pembahasan
Mendirikan Kabupaten
Mamuju Utara tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kabupaten Mamuju Utara
bisa berdiri tegak sebagaimana sebagaimana yang dirasakan oleh masyarakatnya
hari ini, justru Karen dibangun diatas genangan keringat ndan pengorbanan multi
dimensi para pejuangnya. Baik pengorbanan waktu, tenaga, materi, bahkan nyawa
sekalipun.
Dalam buku ini terlebih
dahulu menyajikan asal mula Pasangkayu. Konon dalam cerita yang telah melegenda
di Pasangkayu, disana tumbuh sepohon Vova [sejenis bakau] yang tinggi yang
menjadi titik tertentu bagi nelayan untuk menambatkan perahunya. Asal kata
Pasangkayu dari kata “vova dan sanggayu”. Dalam bahasa Kaili, vova berarti
sejenis kayu bakau yang tumbuh ditepi pantai atau laut. Sanggayu berarti satu
batang atau pohon [sepohon].
Pembentukan Kabupaten
Mamuju Utara, ternyata telah bergulir dari generasi ke generasi, dari masa ke
masa yang mengalir seperti air, meski tidak deras, namun arahnya jelas menuju
sebuah muara perjuangan yang sama sehingga akhirnya baru tercapai lewat gerakan
generasi lapis kedua. Bahkan mungkin generasi lapis ketiga. Jadi sesungguhnya
tekad ini merupakan bagian dari sejarah panjang perjuangan berdirinya Kabupaten
Mamuju Utara, yang awalnya digagas lewat Konferensi BUPAS [Budong-budong –
Pasangkayu] dan beberapa peristiwa penting lainnya sebagai embrio
pembentukannya. Meskipun sempat terhenti sejenak, namun generasi berikutnya
mengulang kembali.
Ide tentang pembentukan
Kabupaten juga telah santer dibicarakan oleh penduduk Pasangkayu, baik di
jalan-jalan, di pasar-pasar, di dekker-dekker, di masjid-masjid, di pos
kamling, di meja makan, di depan TV hingga di kampus-kampus di dalam berbagai
diskusi-diskusi ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa.
Pertemuan akbar di
pendopo kantor desa Sarudu yang dihadiri perwakilan dari beberapa desa yakni
desa Bambalamotu, Pasangkayu, Karossa, dan sarudu sebagai tuan rumah merupakan
pertemuan yang menghasilkan lahirnya Komite Aksi Pembentukan Kabupaten
Pasangkayu yang dikenal dengan KAPKP. Sebagai penggagas dalam pertemuan ini
adalah Yaumil RM.
Dalam pertemuan tersebut
tidak satupun yang hadir menolak gagasan pembentukan kabupaten Pasangkayu.
Sehingga dari pertemuan itu disepakati beberapa orang formatur diantaranya :
Ir. Agus Ambo Djiwa sebagai Ketua, Rahmat K. Turusi, S.Sos sebagai Sekretaris
dan beberapa anggota diantaranya ; M. Yunus Alsam, A.Ma.Pd, Rahayu Andi Bayu,
Drs. Darlis Yunus, Drs. Hamzah Thaebah, Andi Arkam A. Pelang, Umar P, Ishak
Ibrahim, SH. Drs Sahruddin, Suardi, Misbar, Drs. Nyoman Suandi, Usman Muchsen,
Nurdin.
Pada tahap selanjutnya,
KAPKP semakin mempertinggi kantitas dan kualitas pertemuan dengan mematangkan
konsep dan perencanaan, untuk meyakinkan masyarakat bahwa perjuangan ini akan
sukses. Hal ini pula dilakukan dengan pihak-pihak terkait ditingkat yang lebih
tinggi. Khususnya pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah [DPRD] Kabupaten Mamuju.
Seiring kian bergulirnya
roda perjuangan pembentukan Kabupaten Mamuju Utara, seolah tanpa mengenal
lelah, Ir. Agus Ambo Djiwa kemudian berproses lebih lanjut ke tingkat yang
lebih tinggi dengn menggunakan bendera KAPKP, berbekal surat rekomendasi dari
DPRD sekalipun Bupati Mamuju saat itu tidak menyetujui pembentukan Kabupaten
Mamuju Utara. Gerilyapun dilakukan oleh KAPKP dalam mencari dukungan dan
berjuang hingga ke Jakarta. Perjuanganpun tidak sia-sia, Kabupaten Mamuju Utara
kini menuju gerbang pemekarannya.
Tepat pada tanggal 4 juli
2002 Mamuju Utara ditetapkan oleh tim DPOD sebagai sebuah kabupaten, sebagai
pemekaran dari wilayah Kabupaten Mamuju. Sejak hari itu pulalah, sebuah harapan
baru terbentang luas dihadapan masyarakat Mamuju Utara dan sekitarnya yang kini
lebih dikenal dengan nama Kabupaten Pasangkayu.
Simpulan dan Tanggapan
Buku Tapak-tapak
Perjuangan Berdirinya Mamuju Utara Yang
ditulis oleh Bustan Basir Maras telah memperkaya dan menambah pengetahuan akan
sejarah sebuah daerah. Dengan menggunakan bahasa penuturan yang cukup menarik
untuk dibaca karena sederhana dan mudah dicerna oleh berbagai kalangan. Buku
ini menceritakan heroic perjuangan para tokoh pejuang pembentukan Kabupaten
Mamuju Utara. Bagaimana dinamika dan masalah dalam perjalanannya merupakan
bumbu dan menjadi suplemen tersendiri bagi tim KAPKP, hingga rintangan tidak
menjadi akhir dari perjuangan. Perjuangan sesungguhnya pada muara kesuksesan.
Upaya yang keras serta kebulatan tekad membangun sebuah daerah otonom menjadi
bagian yang terpenting bagi KAPKP. Penulisan buku ini pula diperkaya dengan
bahasa local [daerah setempat] yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca
khususnya masyarakat lokal. Meskipun demikian, setelah membaca buku Sejarah
Perjuangan Pembentukan Provinsi Sulawesi Barat, didalamnya menceritakan
penolakan pembentukan secara internal maupun eksternal dengan jelas pada bagian
kelima. Buku karya Bustan Basir Maras inipun akan lebih bertambah menarik
apabila penjelasan penolakan baik internal maupun eksternal dijabarkan lebih
mendetail, khususnya dukungan dari bupati Mamuju pada saat itu.
***
27 Agu 2018
https://respublica12.blogspot.com/2018/08/resensi-buku-berdirinya-kabupaten_27.html
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Jalal
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
A. Qorib Hidayatullah
A. Rego S. Ilalang
A. Rodhi Murtadho
A. Syauqi Sumbawi
A.H. J Khuzaini
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Abdoel Moeis
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Abubakar Batarfie
Abdullah Harahap
Acep Zamzam Noor
Achi Breyvi Talanggai
Achiar M Permana
Aditya Ardi N
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan MN
Agus Buchori
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Gaus
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Rifa’i Rif’an
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhmad Fatoni
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akrom Hazami
Al Azhar Riau
Alang Khoiruddin
Albert Camus
Albertus Prasetyo Heru Nugroho
Aldika Restu Pramuli
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Alia Swastika
Alim Bakhtiar
Allex Qomarulla
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Amin Hasan
Aming Aminoedhin
An. Ismanto
Ana Mustamin
Andhika Dinata
Andong Buku #3
Andong Buku 3
Anindita S Thayf
Anisa Ulfah
Anjrah Lelono Broto
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Anwar Holid
Aprinus Salam
APSAS (Apresiasi Sastra)
Ardi Wina Saputra
Arie MP Tamba
Arif Hidayat
Arif Saifudin Yudistira
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Asarpin
Asrul Sani
Astrikusuma
Ayung Notonegoro
Azizah Hefni
Badrul Munir Chair
Bahrum Rangkuti
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin
Benee Santoso
Beni Setia
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Binhad Nurrohmat
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hatees
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Cak Sariban
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chusnul Cahyadi
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Damiri Mahmud
Danang Ari
Danarto
Daoed Joesoef
Darju Prasetya
Dedy Tri Riyadi
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
di Bentara Budaya Yogyakarta
Dian Sukarno
Dick Hartoko
Didin Tulus
Din Saja
Diskusi
Djohar
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dodit Setiawan Santoso
Donny Anggoro
Dwi Cipta
Dwi Pranoto
Edeng Syamsul Ma’arif
Edy A Effendi
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Tunas
Emha Ainun Nadjib
Erik Purnama Putra
Esai
Evan Ys
F. Aziz Manna
F. Rahardi
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Alayubi
Farah Noersativa
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Feby Indirani
Fedli Azis
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Franz Kafka
Frischa Aswarini
Fuad Mardhatillah UY Tiba
Gampang Prawoto
Gandra Gupta
Gita Ananda
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gusti Eka
H.A. Karomani
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hamka
Hammam Fathulloh
Happy Widiamoko
Hardy Hermawan
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Haris Firdaus
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hazwan Iskandar Jaya
HB Jassin
Helvy Tiana Rosa
Hendri R.H
Herry Lamongan
Herta Muller
Heru Kurniawan
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Gusti Ngurah Parthama
I Nyoman Tingkat
I Putu Sudibawa
IBM Dharma Palguna
Ibnu Wahyudi
Ida Fitri
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Ika Feni Setiyaningrum
Imadi Daimah Ermasuri
Imam Nawawi
Iman Budhi Santosa
Indonesia O’Galelano
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Ipik Tanoyo
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iva Titin Shovia
Iwan Simatupang
J Anto
Jefrianto
Jhumpa Lahiri
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joko Pinurbo
Jordaidan Rizsyah
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi
Junaidi Khab
Jurnalisme Sastrawi
Kahfie Nazaruddin
Kalis Mardi Asih
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kiki Astrea
Koesalah Soebagyo Toer
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kuntowijoyo
Kurnia Effendi
Kurniasih
Kurniawan
Kuswaidi Syafi’ie
Kuswinarto
L.K. Ara
Laila Putri Rizalia
Lan Fang
Launching dan Bedah Buku
Linus Suryadi
Literasi
LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu)
M Fadjroel Rachman
M. Adnan Amal
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Riyadhus Solihin
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
Mahbib
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mariana A Sardino
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon
Marsel Robot
Masuki M. Astro
Matdon
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Moh Khairul Anwar
Moh. Husen
Mohammad Sadam Husaen
Muhammad Ali
Muhammad Firdaus Rahmatullah
Muhammad Idrus Djoge
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Rasyid Ridho
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhidin M. Dahlan
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Musfeptial Musa
Muslim Basyar
Mustafa ismail
Mustakim
Mutia Sukma
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Neli Triana
Nelson Alwi
Nezar Patria
Ni Made Purnama Sari
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nissa Rengganis
Nobel Sastra
Noor H. Dee
Nur St. Iskandar
Nur Taufik
Nurel Javissyarqi
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Orhan Pamuk
Pagelaran Musim Tandur
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Penerbit Pelangi Sastra
Pentigraf
Pidato Kebudayaan
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Politik
Pramoedya Ananta Toer
Priska
Priyo
Prosa
Puisi
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qomarul Adib
R. M. Sutjipto Wiryosuparto
R. Timur Budi Raja
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rahadian Bagus
Rahmadi Usman
Rahmat HM
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ribut Wijoto
Ridwan
Riki Dhamparan Putra
Rinto Andriono
Rodli TL
Ronny Agustinus
Rosidi
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saini K.M.
Sainul Hermawan
Sajak
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST)
Sanusi Pane
Sapardi Djoko Damono
Sastra dan Kuasa Simbolik
Satu Jam Sastra
Saut Situmorang
SelaSAstra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seputar Sastra Indonesia
Sergi Sutanto
Shella
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sides Sudyarto DS
Sigit Sugito
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Siti
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slamet Hadi Purnomo
Soe Hok Gie
Soeparno S. Adhy
Soesilo Toer
Sofyan RH. Zaid
Sosiawan Leak
Sri Harjanto Sahid
St. Takdir Alisjahbana
Subagio Sastrowardoyo
Sumargono SN
Suminto A. Sayuti
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaifuddin Gani
Syamsudin Walad
T Agus Khaidir
Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan
Tatan Daniel
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Trianton
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Thomas Ekafitrianus
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Pustaka Pujangga
Toto Sudarto Bachtiar
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Udo Z. Karzi
Umar Kayam
Umbu landu Paranggi
Umi Kulsum
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Universitas Jember (UNEJ)
Veven Sp Wardhana
Veven Sp. Wardhana
Vino Warsono
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wage Daksinarga
Wahyu Heriyadi
Wahyu Hidayat
Wahyu Triono KS
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Widodo DS
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wizna Hidayati Umam
Wuryanti Puspitasari
Y. Wibowo
Yanusa Nugroho
Yasunari Kawabata
Yok's Slice Priyo
Yona Primadesi
Yonathan Rahardjo
Yos Rizal S
Yudha Manggala P Putra
Yudhi Fachrudin
Yulhasni
Yulia Permata Sari
Yurnaldi
Zadie Smith
Zainuddin Sugendal
Zainuri
Zehan Zareez
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar