Kamis, 25 Februari 2021

Perempuan Berkalung Kontroversi

N. Syamsuddin CH. Haesy
jurnalnasional.com
 
FILM yang diangkat dengan setting agama, termasuk pesantren, sering bikin heboh. Terakhir, film bertajuk Perempuan Berkalung Sorban, arahan sutradara Hanung Bramantyo. Film ini bercerita ihwal Anissa, seorang putri kiai salafiah, seorang istri, dan sekaligus ibu. Karakternya kuat: cerdas, cantik, dan punya houd.
 
Anissa hidup dalam lingkungan keluarga kyai di pesantren Salafiah putri Al Huda, Jawa Timur yang konservatif. Pesantren yang lebih menegaskan kesejatian dan kebenaran ilmu berdasarkan Quran dan Sunnah. Buku modern dianggap menyimpang. Sesuatu yang memang semestinya. Anissa, yang cerdas mengembara dalam pikirannya sendiri. Ia sampai kepada kesimpulan personal: apa yang diajarkan di pesantren orang-tuanya itu, cenderung tak memberi koridor luas bagi ekuitas dan ekualitas kaum perempuan.
 
Nissa mulai protes, meski protesnya sering ditanggapi sebagai angin lalu saja. Hanya Khudori, pamannya dari ibu, yang selalu menerima kritik-kritik itu. Lantas menghiburnya, dan memberikan dimensi lain tentang hidup. Hal itu, membuat Anissa bersimpati, dan kemudian jatuh hati. Tapi, cinta itu tak berbalas. Lantaran Khudori beranggapan, Anissa masih merupakan kemenakannya sendiri.
 
Hal itu membuat Khudori selalu mencoba membunuh cintanya. Khudori mendapatkan momentum, saat harus belajar ke Kairo – Mesir. Akan halnya Anissa, berusaha melanjutkan kuliah di Jogya, tapi dihambat oleh Kiai Hanan, ayahnya sendiri. Alasan Kiai Hanan: bisa menimbulkan fitnah, ketika seorang perempuan belum menikah berada sendirian jauh dari orangtua. Anissa merengek dan protes. Dalam situasi begitu, dia malah dinikahkan dengan Syamsuddin, anak Kiai dari pesantren Salaf terbesar di Jawa Timur.
 
Sekalipun hati Anissa berontak, tapi pernikahan itu tetap berlangsung. Maka, jadilah dia istri yang meradang, lantaran kenyataan Syam menikah lagi dengan Kalsum. Harapan untuk menjadi perempuan muslimah yang mandiri bagi Anissa seketika runtuh, sampai dia jumpa kembali dengan Khudori, pamannya, yang masih sama saling mencintai.
 
Begitulah seterusnya. Cerita film ini berlangsung biasa-biasa saja, karena memang penggarapannya juga biasa-biasa saja. Tidak terlampau menonjol dari aspek cerita, pengadeganan, dan lainnya. Ya, biasalah: film yang dibuat oleh kreator yang dalam banyak hal kurang memahami kultur pesantren di Jawa.
 
Tak Perlu Diturunkan
 
SAYA termasuk yang agak heran dengan kehebohan yang menyertai film ini. Tidak hanya karena ada persoalan substansial yang disajikan film ini. Tapi, juga karena film ini terbilang film standar, yang memasukkan “pemikiran luar pagar” ke dalam realitas kultural dunia pesantren Jawa. Dunia pendidikan tradisional – yang kemudian menjadi seolah-olah citra model pendidikan Islam – dengan pola relasi korelasi sosial yang sangat terikat oleh traditional authority relationship.
 
Perempuan Berkalung Sorban, tiba-tiba berkalung kontroversi, karena banyak pihak yang bereaksi secara emosional, dengan cara pandang sangat linear tentang dunia pesantren, yang sesungguhnya lebih sangat Java oriented, katimbang Islamic oriented. Ketika dimensi universalitas Islam, tereduksi begitu saja oleh berbagai frame pemikiran yang kultural dan filosofis, dan kemudian berkecipak dengan permukaan syariah yang ditafsirkan secara artifisial.
 
Islam tak hanya berurusan dengan satu sisi kehidupan. Islam terbangun oleh berbagai aspek asasi berkaitan dengan akidah, syariah, dan akhlak, yang kesemuanya menjelma sebagai muamalah. Dimensi universal yang berinteraksi dan bahkan bertransformasi dengan budaya. Itulah sebabnya, Islam senantiasa bersifat kontemporer. Selalu mesti dilihat relevansinya dengan perkembangan zaman.
 
Bila kita menyaksikan film ini dari sudut pandang seperti itu, kita tak akan lagi terjebak dalam kontroversi yang “begitu-begitu” saja. Kontroversi seperti yang pernah dialami oleh film Al Kautsar, arahan Chairul Umam. Juga Di Bawah Lindungan Ka’bah (Para Perintis Kemerdekaan) arahan Asrul Sani di masa lalu. Apalagi, ketika kontoversi itu dijadikan alat untuk memperoleh simpati politik.
 
Benar apa yang dikatakan Deddy Mizwar, bila karya film menimbulkan kontroversi dari penontonnya, pasti ada sesuatu yang kurang lengkap. Sineas yang menggarapnya, bisa menjadikan kontroversi itu sebagai pelajaran untuk lebih berkarya dan berdimensi dalam melakukan proses eksekusi kreatifnya. Tapi, menarik film itu dari peredaran, bukanlah tindakan yang bijaksana. Apalagi, ketika film yang ditayangkan di bioskop, sebelumnya sudah melalui proses sensor di Lembaga Sensor Film. Di dalam lembaga itu, terdapat unsur ulama, yang semestinya sangat jeli saat melakukan review.
 
Dalam konteks ini, saya anjurkan, sejumlah seniman dan budayawan muslim, ambil inisiatif untuk bermusyawarah dan bermuzakarah. Lantas buatlah panduan kreatif yang justru akan memperkaya nilai-nilai Islam dalam kehidupan modern. Termasuk mengalirkan dimensi akidah, syariah, dan akhlak islamiyah dalam keseluruhan perilaku hidup para sineasnya. Tak perlu menurunkan film ini dari bioskop. Kembangkan dialog yang memperkaya dimensi kreatif produksi film relijius. Lalu, jadikan perbedaan itu sebagai rahmat.
***

http://sastra-indonesia.com/2009/03/perempuan-berkalung-kontroversi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar