Kamis, 25 Februari 2021

Profesi yang Terlupakan

Aguk Irawan MN *
cetak.kompas.com
 
Novel spektakuler Harry Potter tidak akan bisa dinikmati jutaan penggemar novel di Indonesia bila tanpa melalui proses penerjemahan. Berita-berita internasional yang berasal dari berbagai belahan dunia bisa dinikmati pembaca dalam negeri juga tidak terlepas dari jasa penerjemah.
 
Bisa dibayangkan, tanpa penerjemahan buku-buku berbahasa Inggris atau kitab-kitab berbahasa Arab, masyarakat akan kesulitan mengerti isi dari suatu buku atau kitab.
 
Namun, tahukah Anda, siapa yang berjibaku di balik penerjemahan karya JK Rowling sehingga karya itu bisa booming dan dinikmati jutaan orang di negeri ini. Siapa pula yang berperan besar dalam penerjemahan buku berbahasa Inggris atau kitab berbahasa Arab itu?
 
Pertanyaan seperti ini patut diajukan sebab harus diakui apresiasi masyarakat di negeri ini cenderung melupakan jasa seorang penerjemah. Hal ini bisa dibuktikan ketika karya terjemahan booming, penerjemahnya tak ikut terserempet rezekinya. Di dapur penerbit, seorang penerjemah sering menjadi bulan- bulanan editor dan penyunting. Ironisnya, tak sedikit redaktur penerbit itu, dengan sengaja atau tidak, sering alpa mencantumkan nama penerjemah dari buku-buku karya impor yang mereka terbitkan.
 
Kenyataannya memang, di negeri ini, profesi sebagai “penerjemah” masih terasa asing, bahkan cenderung tidak dipedulikan. Tak ada remaja atau anak muda yang berminat untuk menggelutinya atau merebutnya sebagai jalan hidup atau profesi. Buat orang tua, apalagi. Kerja semacam itu tidak memberi kebanggaan apalagi jaminan kesejahteraan.
 
Hal itu seperti “didukung” oleh industri buku karya terjemahan yang menjamur sekarang ini, masih belum memberikan penghargaan yang cukup pantas bagi seorang penerjemah. Hal ini bisa dibuktikan dengan sangat minimnya bayaran atas jerih payah mereka. Akibatnya, banyak penerjemah di negeri ini hidup dalam keprihatinan yang sangat.
 
Penerjemah dalam sejarah
 
Sebelum Islam datang di semenanjung Arab, terlebih dahulu telah berkembang pendidikan Sassanian yang dipelopori oleh Ardeshir Papakan, misalnya, dengan mengirimkan orang-orang terpelajar ke India dan kekaisaran Romawi untuk belajar bahasa mereka. Kemudian ia memerintahkan penerjemahan karya-karya tersebut ke dalam bahasa Pahlavi.
 
Mereka, kaum terpelajar yang menerjemahkan karya-karya itu, difasilitasi oleh penguasa. Tak sedikit nama-nama mereka dijadikan “simbol” kebesaran kekuasaannya sehingga tradisi penerjemahan terus terpelihara secara turun-temurun.
 
Lambat laun, dari kegiatan penerjemahan ini terbentuk lembaga-lembaga pendidikan baru di kota-kota penting Persia, seperti Akademi Jundi-Shapur dan Akademi Maan Beit Ardeshiri. Dari kedua akademi ini pula muncul beberapa penerjemah ulung dari bahasa Sanskerta, Pahlavi, dan Syria.
 
Ketika Islam datang dan menemukan kejayaannya, kejayaan itu tidak diperoleh dengan tiba-tiba. Kejayaan itu diperoleh berkat kesadaran penguasa akan pentingnya ilmu pengetahuan dan keuletan para penerjemah. Misalnya, Khalid ibn Yazid ibn Murawiya (704-708 M), seorang penguasa Umayyah dianggap sebagai orang yang mendorong para sarjana Yunani di Mesir untuk menerjemahkan buku- buku Yunani ke dalam bahasa Arab dengan imbalan yang sangat tinggi. Peristiwa ini sering disebut sebagai proses penerjemahan pertama yang terjadi dalam dunia Islam.
 
Harun al-Rasyid (786-809 M), salah satu penguasa Abbasiyah, mempunyai peranan aktif dalam kemajuan dunia penerjemahan. Bahkan diriwayatkan ia telah mewakafkan lebih dari separuh harta bendanya untuk kepentingan penerjemahan manuskrip-manuskrip kuno Persia ke dalam bahasa Arab.
 
Al-Makmun, penguasa Baghdad (786-833 M), khalifah Abbasiyah paling berpengaruh, merupakan pemrakarsa pengetahuan dan karya-karya ilmiah melebihi Harun al-Rasyid serta menjadikan pencarian dan penerjemahan manuskrip-manuskrip Yunani sebagai tujuan hidupnya. Ia secara khusus mengirim sebuah misi kepada Raja Byzantium, Leon De Armenia, demi tujuan itu.
 
Dorongan kerja penerjemahan pada masa kejayaan Islam (golden age) terlihat dari penghargaan penguasa kepada jasa para penerjemah. Hunain ibn Ishaq (808-877 M), misalnya, ketika diangkat dan sebagai pengawas perpustakaan Bait al-Hikmah, setiap selesai menerjemahkan buku diberi hadiah emas oleh Al-Makmun senilai dengan berat buku yang diterjemahkan. Karena itu, tak mengherankan bila Jamil Shaliba dalam bukunya, Al-Falsafah al-Arabiyyah, berkesimpulan bahwa munculnya peradaban Islam disebabkan oleh dua hal utama: penghargaan yang tinggi penguasa kepada penerjemah dan keuletan para penerjemah. Karena dua hal tersebut, pilar-pilar peradaban Islam berhasil melahirkan banyak filsuf, dokter, astronom, ahli matematika hingga hukum berkelas dunia.
 
Ketika Imperium Islam Bani Abbasiyah semakin lemah oleh konflik internal, dan ketika bangsa Mongol masuk untuk menghancurkan Kota Baghdad, rotasi transmisi ilmu pengetahuan dari Islam ke Barat berjalan juga dengan cara penerjemahan buku-buku. Koleksi buku berbahasa Arab di Kordoba sebagai pusat peradaban kaum Muslim di Eropa telah menjadi cahaya penerang bagi seantero jagat Eropa.
 
Kemudian ribuan peneliti, pengajar, dan siswa dari seluruh dunia dan terkhusus Eropa telah menjadikan Kordoba sebagai kiblat ilmu pengetahuan dan kemajuan sains. Seluruh ide awal Renaissance dan revolusi sains Eropa berawal dari Kota Kordoba itu. Terbukanya tirai kehidupan baru ini mendorong masyarakat intelektual Eropa untuk menerjemahkan kembali sisa-sisa manuskrip Arab yang berisi berbagai disiplin ilmu ke dalam bahasa Latin, Hebrew, Spanyol, Italia, Catalan dan bahasa lain pada abad ke-12 dan ke-13.
 
Komitmen kuat
 
Disadari atau tidak, ilmu pengetahuan yang kita dapatkan sejak sekolah dasar hingga sekarang ini pun tidak terlepas dari jasa seorang penerjemah.
 
Namun, sekali lagi, profesi penerjemah di negeri ini masih terpinggirkan, bayarannya kecil, dan hanya dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Karena itu, tak sedikit yang menjadikan profesi penerjemah sebagai profesi sampingan. Akibatnya, banyak buku terjemahan yang kualitasnya memprihatinkan.
 
Tidak bisa lain, jika negara ini ingin maju dalam ilmu pengetahuan dan peradaban, semua pihak harus punya komitmen kuat untuk meningkatkan penghargaan kepada profesi penerjemah. Sejarah telah membuktikan itu.
***
 
*) Aguk Irawan MN Pendiri Pesantren Kreatif Baitul Kilmah, Menerjemahkan dan Menulis Sejumlah Sajak, Cerpen, Esai, dan Novel, Menetap di Yogyakarta.
http://sastra-indonesia.com/2010/06/profesi-yang-terlupakan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar