Minggu, 27 Juni 2021

Pendidikan Karakter Bangsa

Wahyu Triono KS
 
Sewaktu bertemu dengan sahabat-sahabat saya yang berprofesi sebagai guru dan dosen perguruan tinggi beberapa waktu lalu di Jakarta, kami memperbincangkan tentang pendidikan karakter. Seorang senior saya yang satu almamater beberapa waktu yang lalau juga tengah mempersiapkan seminar nasional bertema pendidikan karakter bangsa. Tampaknya, dapatlah kita mengerti karena kebijakan kementerian pendidikan nasional sedang diarahkan pada pendidikan karakter bangsa.
 
Sebenarnya tidak ada hal yang baru dari pendidikan karakter dalam kebijakan maupun sistem pendidikan nasional kita, karena tujuan pendidikan nasional dalam semua undang-undang yang pernah berlaku dengan rumusan yang berbeda-beda secara subtantif memuat pendidikan karakter. Kalau kali ini kita memperbincangkan pendidikan karekter hanya karena suatu pengarus utamaan pembangunan pendidikan nasional kita.
 
Lebih dari sekedar memperbincangkan pendidikan karakter sebagai pengarus utamaan kebijakan pendidikan nasional, tampaknya perlu pula bagi kita melihat dampak ikutan dari kebijakan kementerian pendidikan nasional kali ini yang dalam mindset para tenaga pendidik dan kependidikan, guru maupun dosen, siswa, mahasiswa, orang tua dan masyarakat jamak bahwa ganti menteri ganti kebijakan, ganti kurikulum ganti pula peraturan. Belum tuntas rasanya kita mengimplementasikan apa yang disebut pendidikan berbasis kompetensi kini dunia pendidikan seolah diseret ke arus baru perubahan pada pendidikan karakter bangsa.
 
National and Character Building
 
Ir. Soekarno, Presiden RI pertama mengemukakan pentingnya membangun jati diri bangsa dan jati diri bangsa dibangun melalui pembangunan karakter bangsa atau apa yang disebut Bung Karno sebagai national and character building. Para pendiri bangsa (founding fathers) Indonesia bersepakat bahwa membangun jati diri atau membangun karakter bangsa mesti dilaksanakan secara berkesinambungan dari kemajemukan masyarakat Indonesia.
 
Setiap bangsa memiliki jati diri, dan itu berbeda-beda atara bangsa yang satu dengan bangsa yang lainnya dan dipengaruhi oleh banyak hal, misalnya letak geografis, budaya, ekonomi, politik, agama dan lainnya. Jati diri suatu bangsa merupakan ciri khas dari bangsa itu sendiri.
 
Indonesia sebagai bangsa tidak lahir dalam bentuk langsung jadi, tetapi melalui proses sejarah yang cukup panjang. Para pendiri bangsa (founding fathers) Indonesia menetapkan empat pilar pondasi sebagai jati diri bangsa: Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945) dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui empat pilar pondasi bangsa itu bangsa Indonesia membangun jati diri dan karakter bangsa Indonesia.
 
Menyadari bahwa membangun karakter bangsa diperlukan suatu kesinambungan itulah tampaknya Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional mengungkapkan bahwa, ”…pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelect) dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita”.
 
Selanjutnya, bagaimana kita menemukan jati diri dan karakter bangsa? Koentjaraningrat menyebutnya sebagai sikap mental yang secara ilmiah disebut ”sistem nilai budaya” (cultural value sytem) dan ”sikap” (attitude). Sistem nilai budaya adalah suatu rangkaian dari konsep abstrak yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari warga suatu masyarakat, mengenai apa yang harus dianggap penting dan berharga dalam hidupnya. Suatu sistem nilai budaya itu biasanya merupakan bagian dari kebudayaan yang berfungsi sebagai pengarah dan pendorong kelakuan manusia.
 
Karena sistem nilai budaya itu hanya merupakan konsep-konsep yang abstrak, bisa dirasakan, tetapi sering tidak dapat dinyatakan dengan tegas oleh warga masyarakat yang bersangkutan. Justru karena sering hanya bisa dirasakan dan tidak dapat dirumuskan dengan akal yang rasional, maka konsep-konsep tadi sering amat mendarah daging pada mereka dan sukar dirobah atau diganti dengan konsep-konsep yang baru.
 
Kalau sistem nilai budaya itu merupakan pengarah bagi tindakan manusia, maka pedomannya yang nyata adalah norma-norma, hukum dan aturan yang biasanya memang bersifat tegas dan kongkrit. Adapun norma-norma hukum dan aturan-aturan tadi bersumber kepada sistem nilai-nilai budaya dan sering merupakan perincian dari konsep-konsep abstrak dalam sistem itu.
 
”Sistem nilai budaya” dan ”sikap” yang keduanya sering disebut dengan istilah populer sikap mental menjadi suatu yang penting bagi kita untuk melakukan penalaran secara obyektif, sikap mental macam apa yang sesuai dalam membangun jati diri dan karakter generasi masa depan bangsa Indonesia.
 
Gerakan Nasional Pendidikan Karakter
 
Masa depan generasi bangsa adalah masa depan bangsa Indonesia. Masa depan bangsa Indonesia adalah terletak pada pondasi jati diri dan karakter bangsa Indonesia dibangun secara berkesinambu-ngan. Bangsa Indonesia akan tetap bertahan dan tetap jaya jika mampu memberi responsi kepada logika perkembangan historisnya sendiri, dan akan hancur berantakan jika gagal.
 
Berangkat dari logika semacam itu, kebijakan kementerian pendidikan nasional yang mengarusutama-kan pendidikan karakter bangsa bukan saja perlu didukung tetapi perlu suatu gerakan nasional membangun pendidikan karakter bangsa yang dilakukan di lingkungan keluarga; pada satuan pendidikan dengan melakukan pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran, pengembangan budaya satuan pendidikan, pelaksanaan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler dan pembiasaan perilaku dalam kehidupan di lingkungan satuan pendidikan yang dilakukan mulai dari pendidikan usia dini sampai pendidikan tinggi; dilingkungan pemerintahan; di lingkungan masyarakat umum dalam organisasi sosial kemasyarakatan; di lingkungan masyarakat politik dan partai politik; di lingkungan dunia usaha dan industri serta di lingkungan masyarakat media massa.
 
Bagi masyarakat pendidikan, tenaga pendidik dan kependidikan tidak ada hal yang perlu dirisaukan. Pengarus utamaan pendidikan karakter bangsa yang menjadi kebijakan pemerintah sesungguhnya merupakan penegasan dan pengutamaan tugas-tugas dan misi suci (mission sacre) pendidikan pada aspek pengembangan sikap (afektif) anak pada ”Sistem nilai budaya” dan ”sikap” atau sikap mental anak, selain aspek pengetahuan (konnitif) dan keterampilan (psikomotorik) anak.
 
Pengetahuan (kongnitif) dan Keterampilan (psikomotorik) adalah suatu kemampuan yang penting di miliki oleh anak dalam menyambut masa depannya, akan tetapi penanaman sikap (afektif) oleh pendidik yang menjadi sikap mental anak ketika memiliki pengetahuan (kongnitif) dan keterampilan (psikomotorik) lebih menjamin masa depan generasi bangsa Indonesia. Pada konteks inilah seorang pendidik memiliki tugas mulia, pahlawan yang tak perlu citra dan piala. Kepada para pahlawan tanpa tanda jasa itu harapan masih dapat disandarkan agar bangsa ini masih memiliki jati diri dan karakter bangsa.
***

*) Penulis adalah Direktur CINTA Indonesia (Central Informasi Networking Transformasi dan Aspirasi Indonesia). http://sastra-indonesia.com/2011/03/pendidikan-karakter-bangsa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar