Rabu, 28 Juli 2021

Membaca Kumpulan Cerpen “Gerhana” karya Muhammad Ali

Judul: Gerhana (kumpulan cerpen)
Pengarang: Muhammad Ali
Penerbit : Pustaka Utama Grafiti
Tahun penerbitan: 2008
Cetakan IV (edisi khusus)
Tebal buku: 164 halaman
Peresensi: Siti, Shella, Mustakim, Ridwan
 
“Kemelaratan dan dosa, kata orang, Cuma berjarak selangkah.” Tetapi, lewat kumpulan cerpennya, Muhammad Ali menjengkelitkan anggapan tersebut. Ia adalah seorang penulis yang tidak bisa menyembunyikan simpatinya terhadap masyarakat dari kalangan bawah. Penulis juga mantan Ketua Dewan Kesenian Surabaya (1976-1978), mencurahkan rasa simpatinya tersebut dalam buku kumpulan cerpen yang berjudul Gerhana. Terdapat 21 nbuah cerpen dalam kumpulan cerpennya tersebut. Kumpulan cerpen penulis kelahiran Surabaya, 23 april 1927, mengisahkan kehidupan orang-orang kecil.
 
Muhammad Ali, dengan bahasanya yang ringan namun tetap kaya akan unsur sastra, mampu menggugah para pembaca. Tidak hanya itu, Muhammad Ali yang bersekolah di MULO (tidak selesai) dan kursus di Keimin Bunka Shidoso, dapat menghadirkan cerita-cerita yang menarik dan menyenangkan. Sebut saja judul cerpen “Gerhana”.
 
Ceritanya mengenai Sali yang menanam papaya di pekarangan rumahnya. Suatu hari ia mendapati pohon papaya kesayangannya itu tergeletak tak bernyawa. Ada seseorang yang menebang pohon tersebut. Karena rasa sayangnya pada pohon yang telah di anggap anak, Sali pun begitu marah dan berusaha mencari pelaku yang menebang pohon tersebut. Langkah pertamanya adalah dengan melapor pada pak lurah. Namun pak lurah menganggap kasus tersebut terlalu ringan. Lalu Sali pergi ke kantor kecamatan. Di kantor camat,melaporkan peristiwa yang menimpanya kepada juru tulis muda tetapi mereka malah mengejek Sali secara halus. Hingga Sali memutuskan untuk melapor pak polisi. Namun, usahanya sia-sia Karena bukan bantuan yang di dapat, melainkan cemooh dan kemarahan pak polisi. Akhirnya Sali menyerah dan beranjak pulang kerumah. Setibnya di rumah, badanya sekonyong-konyong roboh dan tak sadarkan diri. Maka beberapa dukun kampung pun di datangkan untuk mengobati Sali. Tetapi pada akhirnya, Sali hanya diam terbujur kaku meninggalkan keluarganya. Dan ternyata orang yang menebang pohon tersebut adalah isrti Sali sendiri.
 
Cerpen berjudul Gerhana ini sungguh tidak terduga isi ceritanya. Cerpen ini sama sekali tidak menceritakan Gerhana sama sekali. Yang di ceritakan malah kisah Sali yang mencari penebang pohon pepayanya. Ini membuktikan bahwa Muhammad Ali selaku penulis memang pandai dan piawai dalam menulis cerpen. Simaklah salah satu kalimat yang terdapat dalam cerpen ini, “Sali mengerti pak lurah mulai meradang, kentara dari kedua matanya yang mulai memerah”. Maksud dari kalimat ini adalah pak lurah yang mulai marah, tetapi dengan gayanya yang khas, Muhammad Ali memainkan kata-kata untuk memperindah cerpen yang ia tulis.
 
Selain cerpen yang berjudul Gerhana, Muhammad Ali juga menulis beberapa cerpen ringan lainnya, diantaranya: kalung, kursi antic, kipas angin, dan si pukul tujuh. Cerpen dengan judul yang singkat dan terkesan ringan. Cerpen berjudul kalung menceritakan Ngalima yang akhirnya di panggil Burik setelah terkena cacar. Ia hidup dengan kemenakannya yang oerawan tua. Suatu hari, Burik membeli kalung dari uang hasil jerih payahnya. Tak di duga, kalung tersebut pun amblas di ambil coper keesokan harinya.
 
Lain lagi dengan cerpen berjudul Kursi Antik. Cerpen ini menceritakan seorang wanita yang ingin menjual kursi antik milik keluarganya. Wanita tersebut mengajak pemilik toko barang antik untuk melihat kursi antik  yang ada di rumahnya. Akan tetapi, sang pemilik toko  mengurungkan niatnya untuk membeli kursi tersebut setelah melihat keadaan keluarga wanita itu. Dan akhirnya pemilik toko meninggalkan kediaman wanita itu setelah sebelumnya memberikan sedikit uang.
 
Jika cerpen berjudul Kalung dan Kursi Antik menceritakan kehidupan sosial yang yang kental dengan kemiskinan, tak ubahnya cerpen berjudul Kipas Angin. Ceritanya mengenai seorang pelukis yang hidupnya tak menentu. Beberapa kali ia membeli barang-barang, namun tak berapa lama akan di jualnya kembali untuk kebutuhan untuk kebutuhan hidup keluarga. Namun suatu kali pelukis ini berhasil menjual lukisannya dan membeli sebuah kipas angin dari sebagian uang hasil penjualannya tersebut. Sang pelukis tersebut telah salah langkah membeli kipas angin, karena di rumahnya tak da listrik.
 
Si Pukul Tujuh, salah satu cerpen Muhammad Ali yang tertuang dalam buku ini, menceritakan seorang perempuan kecil yang setiap jam tujuh malam berdiri di depan toko “Atom”. Seorang laki-laki setiap malam selalu memperhatikannya. Bukan Karena rasa suka, namun pertanyaan yang muncul dalam benak laki-laki itu. Hingga laki-laki itu mengetahui pekerjaan yang di lakukan Si Pukul Tujuh, yaitu sebagai perempuan seks komersial.
 
Kelebihan  Kumpulan cerpen, Gerhana memperlihatkan sosok penulisnya sebagai sastrawan yang terkenal memiliki kepekaan sosial dari ketajaman penanya, serta selera humor yang menjadi ciri khasnya, sehingga di dalam cerpen-cerpenya terdapat unsure jenaka. selain itu, ia dengan menggunakan bahasa daerah dalam cerpennya,  dengan maksud untuk memberikan arti yang lebih mendalam pada cerpennya tersebut. Bahasa yang di gunakan juga mudah di mengerti. Maka tak heran jika karya-karyanya laku di pasaran.
 
Namun, kekurangan dari kumpulan cerpen Gerhana ini adalah cerita yang hanya mengisahkan kehidupan orang-orang kecil. Padahal, dengan gaya beliau yang khas, Muhammad Ali mampu mengisahkan kehidupan masyarakat atas dengan kemasan menarik. Tetapi penyelesainnya yang di sajikan di setiap cerpennya kurang memberika kesan yang mendalam bagi pembaca. Seharusnya, Muhammad Ali dapat mengemas akhir cerita dari setiap cerpenya dengan menarik.
 
Kesimpulan dari cerpen Gehana adalah kita bisa belajar untuk menjadi seorang yang mampu bekerja keras. Begitu pula kita bisa mengangkat kehidupan masyrakat di sekitar kita menjadikan cerpen yang bisa memberikan inspirasi bagi pembaca.
***

http://sastra-indonesia.com/2021/07/membaca-kumpulan-cerpen-gerhana-karya-muhammad-ali/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar