Minggu, 25 Juli 2021

Sutardji, Mantra, dan Religiusitas

 
Isbedy Stiawan Z.S. *
Jawa Pos, 25 Juli 2021
 
Mengurai jejak Sutardji Calzoum Bachri dari masa kecil, saat dia dijuluki ”penyair bir”, menjalani pengadilan puisi, dan bagaimana kini puisi-puisinya berseluruh kepada Allah.

 
BUKU Presiden Penyair Sutardji Calzoum Bachri Biografi Kesaksian ini bukan sekadar biografi Sutardji sebagai pribadi dan Sutardji Calzoum Bachri (selanjutnya disingkat SCB) sebagai penyair yang memiliki reputasi hebat di tanah air. Buku tulisan Taufik Ikram Jamil, sastrawan cum jurnalis, ini juga sebuah kesaksian terhadap SCB dan kepenyairan dari penyair yang lahir di Rengat (kini Kepulauan Riau) itu pada 24 Juni 1941.
 
Biografi kesaksian (terhadap) SCB ini, diakui Taufik Ikram Jamil (berikutnya ditulis TIJ), dimulai bukan setahun dua tahun, tetapi sangat lama. Bahkan, ”di antaranya tertuang dalam bentuk skripsi –sehingga menempatkan porsi sekitar 15 persen dari buku ini,” jelas TIJ (vi).
 
Dalam buku ini, TIJ mengalir, mengalir, melaju, dan terkadang ia melompat ke mana-mana. Terutama sejarah Melayu, raja-raja di Melayu, sampai mempertanyakan ihwal hilangnya kata ”Riau” dalam suatu Kongres Pemuda. Meski begitu, TIJ tetap tidak meninggalkan SCB sebagai tokoh utama dalam bukunya ini.
 
Biografi SCB ditulis amat cermat oleh TIJ, didukung berbagai sumber dan wawancara. Bagaimana SCB masa kecil di tempat kelahirannya, bermain dengan pantai, mencarikan kayu bakar buat emaknya, mencuri-curi waktu masuk ke perpustakaan untuk membaca, juga soal kamus yang selalu dibawanya. Kalau ada yang kurang detail, ialah soal perempuan. Misalnya kala SCB tinggal di Bandung.
***
 
Perjalanan SCB dimulai dari kampung kelahirannya di Rengat, Kepulauan Riau. Ia berpindah-pindah kota mengikuti tugas sang ayah –Muhammad Bachri– sebagai polisi, seperti Bengkalis, Tanjungpinang, dan lainnya. Sebelum akhirnya SCB kuliah atau menetap di Bandung.
 
Di Kota Kembang ini, kepenyairan SCB menampakkan diri. Kalau membaca biografi kesaksian TIJ ini jelaslah, kesehariannya sebagai seniman hampir mirip Chairil Anwar.
 
Dalam arti degil, usil, dan ”urakan”. Bacalah di biografi ini bagaimana ia berpindah-pindah tempat menginap di kosan kawan-kawan sesama berasal dari Riau.
 
Meski demikian, untuk urusan kawan yang sama-sama menyukai sastra, SCB tak membatasi pergaulan. Tapi, ”api” yang mendidihkan kepenyairannya justru dari abangnya, Sudirman Bachri.
 
Sebelum ia tampil di TIM (Taman Ismail Marzuki) Jakarta dengan pemanggungannya yang spektakuler dan menghebohkan sehingga dijuluki ”penyair bir”, namanya sudah berkibar saat bermukim di Bandung. Bahkan, seusai pembacaannya di TIM yang mendapat pro dan kontra, ia menggerakkan sebuah Pengadilan Puisi dengan menghadirkan Slamet Sukirnanto sebagai jaksa dalam Pengadilan Puisi, 8 September 1974 atau 10 bulan setelah pembacaan puisi SCB di TIM tadi.
 
Di dalam buku biografi kesaksian SCB tersebut digambarkan bagaimana para kritikus sastra Indonesia saat itu yang sebelumnya memuji sajak-sajak SCB seakan berbalik cepat seusai menyaksikan pembacaannya di TIM yang ”mabuk” itu. Maka, lahirlah semangat Pengadilan Puisi yang isi dakwaannya antara lain, ”kehidupan puisi Indonesia akhir-akhir ini tidak sehat, tidak jelas, dan berengsek,” ujar Slamet sebagai jaksa.
 
SCB memang pengecualian. Meski pernah setahun di Iowa, tidak lantas setelah kembali ke tanah air ia menulis sajak beraroma Amerika dengan menanggalkan sajak ”mantra” dan ”pantun”-nya. Bagi SCB, tetap mempertahankan tradisi, pulang pada ke akar, adalah sebentuk mewariskan apa yang dipunya kepada dunia.
 
Pada 24 Juni lalu, SCB tepat berusia 80 tahun. Periodisasi predikat ”Presiden Penyair” mungkin telah mengalahkan Soeharto berkuasa.
 
Tetapi, gelar ”Presiden tanpa Pemilu” (211–234) ini tak ada tanda-tanda akan dilepaskan atau diwariskan, seperti keinginan dalam bentuk gurauan Tommy F. Awuy –karib SCB yang juga dosen filsafat UI– karena memang SCB masih berkarya hingga kini. Bagaimana lagi estafet itu diambil? Mau kudeta? Penyair Indonesia akan mengutuk kau!
 
Dari biografi kesaksian ini, TIJ benar-benar mendedah-menderas tubuh puisi dan tubuh keseharian SCB. Dan, nyatalah bahwa sajak SCB sejak O Amuk Kapak mengandung dan melaungkan religiusitas (Islam), bahkan tak berlebihan sufistik, seperti jauh-jauh masa dinyatakan Abdul Hadi W.M.
 
Begitu pula SCB sebagai pribadi, tentu semenjak ia menjadi suami dari Mariam Linda dan ayah dari Mila Seraiwangi, benar-benar mabuk hanya pada Allah. Tengok saja sajaknya ”Berhadap-hadap dengan Kakbah”, ”Idul Fitri”, ”Ramadhan”, dan banyak lagi untuk menegasi apa yang ditulis TIJ sebagai kesaksian atas biografi Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri, ini.
 
Judul: Presiden Penyair Sutardji Calzoum Bachri Biografi Kesaksian
Penulis: Taufik Ikram Jamil
Penerbit: Milaz Grafika, Juni 2021
Tebal: 466 + xliv

*) Isbedy Stiawan Z.S. Sastrawan dan Menetap di Lampung. http://sastra-indonesia.com/2021/07/sutardji-mantra-dan-religiusitas/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar