Rabu, 25 Agustus 2021

Siapa Peduli Buku Sastra Medan?

J Anto
 
PENGALAMAN tak terlupakan bagi Yulhasni, beberapa hari setelah buku kumpulan cerpennya Bunga Layu di Bandar Baru terbit dan sampai ke tangannya dari sebuah penerbit di Jakarta, ia lalu bergegas mempromosikan bukunya. Pertama tentu ia memanfaatkan jaringan pertemanan yang ada.
 
Di dunia maya, ia mem-posting sampul bukunya di akun jejaring sosial miliknya. Jejaring media cetak, komunitas yang pernah membesarkannya sebelum jadi dosen dan Komisioner KPUD Sumut, juga dirangkulnya. Maka lahirlah resensi dan berita tentang bukunya. Tak lupa ia juga mendatangi Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Sumut (Baperasda) yang berada di depan Istana Maimun.
 
Yul, begitu panggilan karibnya, menaruh sebuah harapan. Lembaga yang digadang mempromosikan buku-buku karya penulis lokal itu akan membeli beberapa eksemplar bukunya. Syukur-syukur mereka mau membeli dalam paket besar. Dengan demikian buku karyanya bisa dinikmati pengunjung perpustakaan.
 
“Aku tawarkan buku tersebut ke mereka, eh mereka malah minta gratis,” tuturnya. Beruntung kampus tempatnya mengajar mampu memberi apresiasi terhadap staf pengajarnya yang kreatif. Universitas Muhamadyah Sumut memborong 500 eksemplar buku itu. Yul pun lega. Ini sebuah penghargaan yang memicu andrenalinnya untuk terus berkarya.
 
Apresiasi terhadap buku sastra karya penulis lokal, menurut Yul memang dibutuhkan untuk merangsang gairah berkarya penulis. Terlebih lagi untuk penulis muda. Hal ini juga dilakukan di kota tetangga, seperti Aceh, Padang, serta Pekanbaru. Sebagai penulis fiksi, Yulhasni terus terang iri dengan perbukuan sastra di ketiga kota itu. Di sana, penyair, cerpenis dan novelis berlomba-lomba menulis karya-karya mereka. Pemerintah daerah bijak memberi subsidi ke penulis untuk membantu biaya penerbitan, bahkan proses selama mereka menulis.
 
Menurut Idris Pasaribu, jumlah subsidi yang diberikan bisa mencapai antara Rp10 juta sampai Rp15 juta per satu buku yang dihasilkan. Apresiasi juga datang dari pengusaha media massa sukses. Damiri Mahmud menyebut setiap tahun di Riau ada penghargaan karya sastra terbaik dari Yayasan Sagang. Karya sastra yang terbaik bisa mendapatkan uang apresiasi puluhan juta rupiah.
 
Di Aceh, penulis senior yang dianggap berjasa dalam melestarikan sastra tradisional Aceh, juga mendapat uang apresiasi Rp 5 juta. Uang apresiasi itu diterima setiap tahun. Bukan hanya sekali. “Saya juga pernah dapat uang apresiasi dari Pemprovsu Rp 2,5 juta, namun hanya sekali, setelah itu tak ada lagi,” tambah Damiri Mahmud yang puisi-puisinya telah dimuat penerbit nasional maupun lokal itu.
 
Ragam Model Penerbitan
 
Minimnya apresiasi pemerintah daerah, tak membuat surut semangat para penulis melahirkan karya-karyanya. Beruntung beberapa penerbit di Jakarta dan Yogyakarta juga mulai melirik karya-karya sastra Medan. Maka terbitlah novel seperti Pincalang, Acek Botak, Nikah Lagi dan Mangalua karya Idris Pasaribu, kumpulan cerpen Sampan Zulaikha karya Hasan Albana atau kumpulan puisi Elegi Titi Gantung karya Sartika Sari.
 
Cerpen-cerpen Yul termasuk yang dilirik, maka terbitlah Bunga Layu di Bandar Baru, juga kumpulan esai sastranya Senjakala Kritik Sastra. Beberapa novel remaja karya T. Sandi Situmorang, Shandy Tan, dan Anggrek Lestari juga termasuk yang “dipinang”.
 
Bahkan tak sedikit penulis (muda) memanfaatkan model penerbitan indie. Mereka mengganti biaya cetak, menjual sendiri dan menerima royalti dari hasil penjualan, yang dibayar sesuai jumlah eksemplar buku yang laku di pasaran. Ada juga penulis yang menerbitkan karya mereka dengan mencetak dan menerbitkan sendiri di Medan. Pernah juga digagas oleh Antilan Purba membuat Arisan Sastra dengan mengumpulkan modal patungan untuk membiayai penerbitan buku kumpulan puisi dan cerpen.
 
Berbagai model penerbitan itu tentu punya plus-minus. Misalnya saat karya sastra penulis diterbitkan penerbit di luar Medan, Yul sadar ada kelemahan distribusi mengintip.
 
“Buku saya hanya beredar di pulau Jawa saja, beruntung kemarin UMSU membeli 500 eksemplar,” katanya. Itu artinya jika tidak ada inisiatif untuk membeli buku itu, karya Yul mungkin hanya kurang dinikmati masyarakat Medan sendiri. Kejujuran penerbit juga diuji. Misalnya akuratkah laporan penjualan buku per bulan yang diberikan ke penulis? Termasuk benarkah buku-buku itu didistribusikan ke toko-toko buku di Jawa?
 
Idris Pasaribu beruntung punya jaringan penulis di beberapa kota besar karena ia adalah Ketua Umum Komunitas Sastra Indonesia (KSI). “Jadi saya telpon teman di Bandung. Tanya ada tidak novel saya dijual di sejumlah toko buku di Bandung. Dari situ ketahuan,” katanya.
 
Dalam perjalanan proses kreatifnya, beberapa karya Yul telah dibukukan dan diterbitkan di Medan, misalnya Rezim (Antologi Puisi Lima Penyair Demonstran), Koin Satu Milyar (Antologi Cerpen Jurnalis Medan) dan Raja Tebalek: 10 Naskah Teater ‘O’ USU, dan sebuah buku esai-esai sastra berjudul Senjakala Kritik Sastra. Semuanya diterbitkan di Medan.
 
Tapi Yul sadar, mutu cetakan dan perwajahan penerbit lokal kerap kalah “kelas” dibanding penerbit di Jawa. Di samping harga cetak yang lebih mahal. Itu juga yang membuat sejumlah penulis Medan, sekalipun tahu ada berbagai kelemahan, tetap melirik model penerbitan indie.
 
Penerbitan seperti ini telah menjadi alternatif di tengah lesunya penerbitan buku-buku sastra di Medan yang mati suri itu.
 
“Sebenarnya untuk menghidupkan perbukuan sastra di Sumut, pemda perlu membentuk dewan kurator,” usul Yul. Ini sebenarnya sudah lama diusulkannya. Salah satu tugas dewan kurator nantinya menilai buku sastra terbaik dan memberikan penghargaan untuk merangsang gairah penulis berkarya.
 
Sayang, suara Yul seperti juga yang berkali dikumandangkan banyak penulis lain, hilang ditelan hiruk-pikuk suara klakson mobil yang telah membuat pekak para petinggi pemerintahan di daerah ini.
***

http://sastra-indonesia.com/2020/04/siapa-peduli-buku-sastra-medan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar