Veven Sp. Wardhana *
Majalah Tempo, 14 Feb 2011
Apakah bahasa, sebagaimana umumnya ilmu pengetahuan, benar benar dan sungguh sungguh netral, tak berpihak? Sebuah adagium menyatakan: ilmu pengetahuan-juga bahasa-memang netral, yang membuatnya tidak netral adalah penggunanya. Laiknya sebilah gunting, dia bisa dipakai untuk menggunting kain, menyemai tanaman, memangkas kuku di jari, atau menancap di tubuh hingga yang tertancap bersimbah darah.
Feminis-baik perempuan maupun lelaki atau male feminist-bahasa jelas tidak (bias) netral. Ada ideologi tertentu di balik pemilihan dan penggunaan kata atau istilah tertentu. Antara kata “wanita” dan “perempuan”, kaum feminis lebih memilih kata “perempuan”. Ideologi yang melingkup di belakangnya: “empu” berarti ahli, atau hulu, atau kepala; sementara “wanita” dikesankan sebagai semata pasangan atau bahkan subordinat pria atau lelaki. Dengan merujuk pada majalah majalah wanita, isinya memang tak terasa aroma “feminis” yang kuat. Bahkan dalam sederetan artikel tip yang dimuat pun pesan moralnya cenderung menggariskan bahwa perempuan adalah pasangan lelaki. Jikapun perempuan sudah mencapai posisi tinggi dalam komposisi manajerial sebuah perusahaan, tetaplah yang bersangkutan harus kembali sebagai pelayan suami jika sudah sampai rumah dan rumah tangga. Karena itu, berlahiranlah tulisan model resep membuat suami betah di rumah, atau bagaimana agar suami tak lupa pada istri, dan seterusnya. Dan majalah majalah tadi memang tak pernah mengiklankan diri sebagai majalah perempuan, melainkan majalah wanita. Sebuah tabloid bahkan menyandang slogan: “siapa bilang wanita tak butuh berita…”. Bukan: “siapa bilang perempuan tak butuh berita…”.
Maaf, saya tak serta merta begitu saja mengikuti kecenderungan menggunakan kata “perempuan” jikapun itu diniatkan untuk meninggikan derajat perempuan/wanita. Selain saya tak ingin salah satu lema-“perempuan” ataukah “wanita”-lenyap dari jajaran kosakata Indonesia, ingatan saya saat sekolah lanjutan pertama masih mengiangkan makna “perempuan” sebagai sesuatu yang kurang menyenangkan. Kala itu, saya baca sebuah cerita fiksi di sebuah media, dan di sana digambarkan seorang pekerja kantoran yang sedang dinas di lain kota menginap di sebuah hotel. Saat malam tiba, pekerja berjenis kelamin lelaki itu meninggalkan kamarnya dan bertanya pada petugas hotel: “Di mana bisa cari perempuan?” Nah, dalam bahasa masa kini, “perempuan” dalam kosakata ala orang kantoran lain kota tadi maknanya sama dan sebangun dengan pekerja seks komersial alias PSK.
Memang benar, tak ada istilah perempuan tunasusila; yang ada: wanita tunasusila. Ini pun terhitung bias dan diskriminatif, karena yang dianggap tunasusila sebatas wanita/perempuan, sementara tak pernah ada istilah lelaki tunasusila, seakan laki laki tak layak disangkutkan dengan ketunasusilaan; padahal sebagaimana dipaparkan Menteri Kesehatan Endang R. Sedyaningsih Mamahit dalam bukunya, Perempuan-perempuan Kramat Tunggak (2010), jumlah penghuni kompleks prostitusi (perempuan) tak sebanding dengan jumlah tamu atau pelanggan (laki laki) yang datang bertandang, yang jumlahnya lebih dari dua kali lipat.
Contoh konkret lain: saat memberitakan peristiwa asusila pemerkosaan, misalnya, media memerinci gambaran perempuan/wanita teperkosa: “Ibu muda yang cantik ini diperdaya oleh Suk” (kompas.com, 2 September 2009), atau “Wanita berkulit langsat itu diperkosa oleh duda beranak dua, yang masih tetangga korban” (pekanbarumx online, 14 Juli 2009). Kata keterangan “cantik” dan “kuning langsat” secara variatif juga disejajarkan dengan kata “sintal”, “seksi”, atau “semlohe”. Penggunaan perincian keterangan ini justru mewacanakan bahwa ada korelasi antara kesintalan tubuh, kulit yang kuning langsat, semlohe, dan status janda menjadi musabab terjadinya pemerkosaan.
Cara pikir yang sejajar pula yang kemudian melahirkan berderet peraturan daerah yang melarang perempuan berada di ruang publik pada malam hari. Alasan pembuat perundangan: menghindari pemerkosaan-atau kalaulah tetap keluar rumah, berarti perempuan itu ya PSK; dan itulah yang terjadi dalam pentas drama berkait peraturan daerah di Tangerang, Banten, yang mengakibatkan salah tangkap terhadap seorang perempuan pekerja biasa yang bukan pekerja seks komersial serta bukan pula pekerja seks sosial. Naga naganya, tak ada pikiran untuk menyusun peraturan yang justru memungkinkan mengganjar para lelaki yang tak hendak mengendalikan libido syahwat kelaminnya.
Tampaknya tak akan pernah lahir peraturan yang bisa dipakai untuk menyidangkan laki laki yang berlaku lajak macam itu. Sebab, bukankah yang membuatnya berlaku lajak adalah sesuatu di luar diri laki laki itu. Demikianlah media mewacanakan: “Entah setan mana yang menghinggapi kepalanya, tiba tiba Surtiyono dengan kemolekan tubuh anaknya…” (Karo Cyber Community, 21 April 2009), serta “Duda yang bercerai dengan isterinya tahun lalu, telah mengikuti bujukan setan… (dia) memperkosa anak gadisnya sendiri, yang berumur 14 tahun.” (kompas.com, 8 Agustus 2010)
Betapa mustahilnya untuk mengadili setan, kan?
*) Veven Sp. Wardhana: Pengamat budaya massa.
https://rubrikbahasa.wordpress.com/2011/02/14/antara-perempuan-dan-wanita/
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Jalal
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
A. Qorib Hidayatullah
A. Rego S. Ilalang
A. Rodhi Murtadho
A. Syauqi Sumbawi
A.H. J Khuzaini
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Abdoel Moeis
Abdul Azis Sukarno
Abdul Hadi W.M.
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Abubakar Batarfie
Abdullah Harahap
Acep Zamzam Noor
Achi Breyvi Talanggai
Achiar M Permana
Aditya Ardi N
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan MN
Agus Buchori
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Gaus
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Rifa’i Rif’an
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhmad Fatoni
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akrom Hazami
Al Azhar Riau
Alang Khoiruddin
Albert Camus
Albertus Prasetyo Heru Nugroho
Aldika Restu Pramuli
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Alia Swastika
Alim Bakhtiar
Allex Qomarulla
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Amin Hasan
Aming Aminoedhin
An. Ismanto
Ana Mustamin
Andhika Dinata
Andong Buku #3
Andong Buku 3
Anindita S Thayf
Anisa Ulfah
Anjrah Lelono Broto
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Anwar Holid
Aprinus Salam
APSAS (Apresiasi Sastra)
Ardi Wina Saputra
Arie MP Tamba
Arif Hidayat
Arif Saifudin Yudistira
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Asarpin
Asrul Sani
Astrikusuma
Ayung Notonegoro
Azizah Hefni
Badrul Munir Chair
Bahrum Rangkuti
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin
Benee Santoso
Beni Setia
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Binhad Nurrohmat
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hatees
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Cak Sariban
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chusnul Cahyadi
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Damiri Mahmud
Danang Ari
Danarto
Daoed Joesoef
Darju Prasetya
Dedy Tri Riyadi
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
di Bentara Budaya Yogyakarta
Dian Sukarno
Dick Hartoko
Didin Tulus
Din Saja
Diskusi
Djohar
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dodit Setiawan Santoso
Donny Anggoro
Dwi Cipta
Dwi Pranoto
Edeng Syamsul Ma’arif
Edy A Effendi
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Tunas
Emha Ainun Nadjib
Erik Purnama Putra
Esai
Evan Ys
F. Aziz Manna
F. Rahardi
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faiz Manshur
Fajar Alayubi
Farah Noersativa
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Feby Indirani
Fedli Azis
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Franz Kafka
Frischa Aswarini
Fuad Mardhatillah UY Tiba
Gampang Prawoto
Gandra Gupta
Gita Ananda
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gusti Eka
H.A. Karomani
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hamka
Hammam Fathulloh
Happy Widiamoko
Hardy Hermawan
Hari Puisi Indonesia (HPI)
Haris Firdaus
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hazwan Iskandar Jaya
HB Jassin
Helvy Tiana Rosa
Hendri R.H
Herry Lamongan
Herta Muller
Heru Kurniawan
Hilmi Abedillah
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Gusti Ngurah Parthama
I Nyoman Tingkat
I Putu Sudibawa
IBM Dharma Palguna
Ibnu Wahyudi
Ida Fitri
Ignas Kleden
Ignatius Yunanto
Ika Feni Setiyaningrum
Imadi Daimah Ermasuri
Imam Nawawi
Iman Budhi Santosa
Indonesia O’Galelano
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Ipik Tanoyo
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iva Titin Shovia
Iwan Simatupang
J Anto
Jefrianto
Jhumpa Lahiri
JJ. Kusni
Jo Batara Surya
Joko Pinurbo
Jordaidan Rizsyah
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi
Junaidi Khab
Jurnalisme Sastrawi
Kahfie Nazaruddin
Kalis Mardi Asih
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khoshshol Fairuz
Kiki Astrea
Koesalah Soebagyo Toer
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kuntowijoyo
Kurnia Effendi
Kurniasih
Kurniawan
Kuswaidi Syafi’ie
Kuswinarto
L.K. Ara
Laila Putri Rizalia
Lan Fang
Launching dan Bedah Buku
Linus Suryadi
Literasi
LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu)
M Fadjroel Rachman
M. Adnan Amal
M. Faizi
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Riyadhus Solihin
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
Mahbib
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Mariana A Sardino
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon
Marsel Robot
Masuki M. Astro
Matdon
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mihar Harahap
Moh Khairul Anwar
Moh. Husen
Mohammad Sadam Husaen
Muhammad Ali
Muhammad Firdaus Rahmatullah
Muhammad Idrus Djoge
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Rasyid Ridho
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhidin M. Dahlan
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Musfeptial Musa
Muslim Basyar
Mustafa ismail
Mustakim
Mutia Sukma
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Neli Triana
Nelson Alwi
Nezar Patria
Ni Made Purnama Sari
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nissa Rengganis
Nobel Sastra
Noor H. Dee
Nur St. Iskandar
Nur Taufik
Nurel Javissyarqi
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Orhan Pamuk
Pagelaran Musim Tandur
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Penerbit Pelangi Sastra
Pentigraf
Pidato Kebudayaan
Pipiet Senja
Pitoyo Boedi Setiawan
Politik
Pramoedya Ananta Toer
Priska
Priyo
Prosa
Puisi
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qomarul Adib
R. M. Sutjipto Wiryosuparto
R. Timur Budi Raja
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rahadian Bagus
Rahmadi Usman
Rahmat HM
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ribut Wijoto
Ridwan
Riki Dhamparan Putra
Rinto Andriono
Rodli TL
Ronny Agustinus
Rosidi
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saini K.M.
Sainul Hermawan
Sajak
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST)
Sanusi Pane
Sapardi Djoko Damono
Sastra dan Kuasa Simbolik
Satu Jam Sastra
Saut Situmorang
SelaSAstra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seputar Sastra Indonesia
Sergi Sutanto
Shella
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sides Sudyarto DS
Sigit Sugito
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Siti
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slamet Hadi Purnomo
Soe Hok Gie
Soeparno S. Adhy
Soesilo Toer
Sofyan RH. Zaid
Sosiawan Leak
Sri Harjanto Sahid
St. Takdir Alisjahbana
Subagio Sastrowardoyo
Sumargono SN
Suminto A. Sayuti
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaifuddin Gani
Syamsudin Walad
T Agus Khaidir
Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan
Tatan Daniel
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Trianton
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Thomas Ekafitrianus
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Pustaka Pujangga
Toto Sudarto Bachtiar
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Udo Z. Karzi
Umar Kayam
Umbu landu Paranggi
Umi Kulsum
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Universitas Jember (UNEJ)
Veven Sp Wardhana
Veven Sp. Wardhana
Vino Warsono
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wage Daksinarga
Wahyu Heriyadi
Wahyu Hidayat
Wahyu Triono KS
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Widodo DS
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wizna Hidayati Umam
Wuryanti Puspitasari
Y. Wibowo
Yanusa Nugroho
Yasunari Kawabata
Yok's Slice Priyo
Yona Primadesi
Yonathan Rahardjo
Yos Rizal S
Yudha Manggala P Putra
Yudhi Fachrudin
Yulhasni
Yulia Permata Sari
Yurnaldi
Zadie Smith
Zainuddin Sugendal
Zainuri
Zehan Zareez
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar