Rabu, 18 Desember 2019

NAMA LAUT

A. Syauqi Sumbawi *

Di pasir pantai, seseorang berjalan seraya terus merapal: “laut, laut, laut…” Redudansinya terdengar seperti dzikir. Mereka yang kebetulan memperhatikannya, memberikan tatapan aneh. Lalu mengonfirmasi hal itu kepada teman-temannya. Melalui isyarat di wajah, mereka saling menyatakan pandangan yang sama. Sebuah pemandangan yang tak wajar.

Kenapa terus merapal namanya ketika di hadapan adalah laut?! Keisengan, tanda ketidakpahaman, atau ketidakwarasan?! Jika laut bisa bicara, barangkali dia akan marah seperti manusia. Kalau tiga kali seperti dalam lagu “Bento”-nya Iwan Fals, ya asyik, asyik saja. Akan tetapi, dirapal berulang-ulang seperti dzikir, bisa mengarah pada tindak pencemaran dan ketidaksopanan. Sebagai makhluk yang ber-Tuhan, tak ada orang yang mau terang-terangan dipertuhankan.

Kenapa tidak mencebur saja ke lautan?! Berenang dan bermain air di pinggiran seperti orang-orang yang menemani anak-anaknya. Kalau tidak, ya berenang ke tengah agar paham luasnya laut dan mencecap airnya. Agar ketika kembali, bisa berkabar tentang batas diri sendiri. Juga diri manusia yang menampung segala rasa.

Penyataan retoris di atas muncul ketika membaca puisi berjudul “Memanggil Nama Laut” karya Herry Lamongan. Pada buku antologi sajak tunggalnya, “Surat Hening” terbitan Dewan Kesenian Lamongan bekerjasama dengan Pustaka Ilalang, tahun 2008, hlm. 26, secara lengkap dituliskan:

MEMANGGIL NAMA LAUT

memanggil nama laut tanpa paham luasan laut
kedalaman apakah yang bisa diingat
mengabarkan asin garam tanpa merasai asin garam
pemahaman macam apakah yang sempat dicatat

nama tinggallah nama; bila itu laut
masih pantaskah keras-keras memanggil nama laut
tatkala menyelam diri sekujur pada bentangan luas laut

o, lisan-lisan yang memanggil
takaran lantang suara belum sepasti bening penyaksian
kerna siapa yang fasih bersaksi ia telah mengenali

o, sekian hati yang bersaksi
kesungguhan mengenali belum pula seterang diri menyelam
kerna siapa tiba di kedalaman ia tidak lagi berkata-kata
kerna sahabat paling karib cukup disapa tanpa aba-aba
bahkan tanpa perlu banyak suara

1995

Laut, dalam puisi ini merupakan diksi kunci —sekaligus umum— untuk mengungkapkan tentang keberadaan yang maha penting dalam kehidupan manusia, yakni Tuhan, dimana pengetahuan dan kemampuan manusia di hadapan-Nya, ibarat setetes air di lautan. Puisi ini juga mengkonfirmasi bahwa nama laut, bukan laut itu sendiri, yang menunjukkan dua tataran, yakni kabar dan hakikat yang Ada.

Kisah eskatologis menjelaskan bahwa setelah menciptakan manusia—Adam—, Tuhan mengajarkan nama-nama segala. Tentunya, tak berhenti pada nama —kata— semata, melainkan mencakup juga pemahaman dan kesadaran. Juga hakikatnya. Karena itu, mengabarkan asin garam tanpa pernah merasai sendiri, hanya akan berhenti pada wilayah ragu-ragu. Belum sampai pada level ilmu, apalagi ma’rifat yang dipahami sebagai pengetahuan yang tidak menerima lagi keraguan. Pengetahuan setelah hakikat.

Pada tataran hakikat, maka: /nama tinggallah nama, bila itu laut/, sebab hakikat tidak lain adalah /…bening penyaksian/. Tak ada ruang bagi nama untuk mewujud.. Apalagi, /…keras-keras memanggil nama laut/. Bagi manusia, mungkin hanya cukup berenang dan merasakan. dengan tersenyum dan mengiya-iyakan kepala saja.

Di bagian akhir, puisi ini menyatakan bahwa pengenalan kepada Tuhan, tidak cukup hanya dengan mengetahui dan menyebut nama. Tak cukup hanya tataran syariat, tetapi juga harus sampai pada hakikat. Hal ini bukan berarti nama tidak penting. Nama penting untuk pengenalan awal. Menyebut nama, penting dalam menjalankan ketaatan. Tuhan memperkenalkan nama-Nya serta diperdengarkan di antara manusia. Terus-menerus. Tidak lain adalah untuk mengingatkan manusia kembali pada penyaksian hakikat. Dzat. Karena manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Bahkan, men-Tuhan-kan yang lain juga.
[]

*) Sastrawan kelahiran Lamongan, JaTim.
http://sastra-indonesia.com/2019/12/nama-laut/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar