Jumat, 20 Desember 2019

Serat-serat Makna dalam Cerpen-cerpen S.W. Teofani

Nurel Javissyarqi

Sebelum menulis ini, ada ruh-ruh menawarkanku untuk melewati gelombangnya, sedenyar cahaya bertumpuk-tumpuk pelbagai warna fajar atau senjakala bertuah. Ruh suara itu kadang mengambang, menelisiki ceruk bumi rahasia, dikala naik setinggi derap selat Sunda. Berhamburan sumringah mengabarkan gugusan kilau tak terkira.

Aku mereka-reka di antara ombak yang berkejaran, berpelukan dalam hangat penciuman maut. Kehakikian kasih melingkupi jangkauan, serupa malam disepuh purnama, dikala siang dicahayai kemabukan kerja. Lantas bertubi-tubi datang sinyal tak kukenal bagai lukisan-lukisan asing namun teramat dekat dengan kepastian; sayatan pilu, keluhan tak luruh mengabadikan tembang-tembang kalimah pujian.

Sedikit kugeser letak bersila, ada sebentuk paku mencincang tubuh menancapi gunung Krakatau dengan nyala selalu menghamburkan kilatan api. Disusul rintikan gerimis turun membekukan ingatan, menggigilkan kekhusyukan, diruapi yang tak kekal bermutiara kesucian, melewati jari-jemari air langit membiru nan membentang.
***

Dalam cerpen-cerpennya, ada keyakinan meleburkan jiwa-raga. Perasaan semesta kepatuhan kepada nilai-nilai moyang menjaga dalam sikap menafaskan kata, dibumbuinya helahan nafas. Dan tiap titik ditekankan kausalitas tak terbantah; bayu lembut kadang bening padat, dibagi-bagikan seluruh tarikan nafas pembaca, realitas hari-hari diperas, dimasa membetot akar-akar jantung pemuda.

Tidakkah gelombang jiwa mengamuk, menumpaskan segenap tanjung karang kebisuan, dipukuli wewaktu syahdu. Pada gilirannya menempeli pohon kesejatian, menjelma getah yang kelak merekatkan ingatan. Pepundi lama dipunggah, tangis pantai jeritan batu bergema, di dalam relung-relung hati yang dahaga; kesunyian sujud melekat panjang di lantai marmer pendapa.

Aku tatap potongan untaian rambut kalimahnya bersimpan air mata yang pada bagian-bagiannya membuai makna. Ujaran hidup untuk bersungguh menempuh tapak langkah menuju gubuk pertapaan.

Kupandang dedaunan kehidupan penyapa, peputik kembang memberi kecupan, yang diantar angin pagi memerah. Batuan terinjak betapa santun menerima pengertian, kala mengupas lelapisan cangkang usia.

Hampir setiap mata menyapa, ada kedip takdim, bibir terkatup berdecak kagum. Entah, ia telah meloloskan berapa takdir hingga jiwanya merdeka. Setidaknya itu hukum kebebasan mencipta dari pengurbanan; yakni kalbu teduh akan tentram, kegusaran sebab dinaungi bayang-bayang buram kejahiliaan.
***

Bagi penyimak tak kenal lelah dipenuhi ubun-ubunya pelbagai titah, bagi pembaca pemalas cukup tersedia kilatan dentingan besi bertubi-tubi melelahkan. Antara itu, keterjagaan kantuk-kesadaran memilih kata.

Seperti seorang empu memilah bahan apa saja guna melengkapi mantranya. Karyanya seonggokan kayu jati sekokoh balada, hingga hikayat dilantunkan berabadi ke tepi-tepi cakrawala, di setiap ruang-waktu menujum berkah.

Entah berapa kali meyakinkan kata, ditempatkan di posisi semestinya, yang hampir ke derajat takdirnya. Umpama pahatan wirid memancar sekeliling pelosok sejati rasa; kebeningan tekad seagung memaklumati persendian karya.

Ketabahan telisik membuatnya mampu bertahan atas apa yang dibangun di setiap cerpennya mempunyai ruh menggumpal keras; udara tersusun nafas-nafas ketelatenan mengudar tanpa pamrih, hanya teruntuk sikap menundukkan jiwa angkuh.

Tepatnya menyantunkan para pembaca seperti tak disengaja. Lantaran kepastian bola matanya tertuju ruang hampa, yang disuguhkan tidak terdesir nalar sebelumnya, tak terfikirkan sketsa yang sudah-sudah.

Memang gagasannya tak selalu baru, tapi murni daya penceritaannya mengundang penasaran. Rupa takdir dinanti banyak orang di suatu negeri akan hari-hari besar, yang digapai ikhtiar menderas dari belakang.
***

Ia belum banyak dikenal, tetapi meski begitu ada harapan besar melebihi gelombang di pantai ujung pulau Sumatera. Jikalau sikap kewaspadaan dirawat, ingatannya tetap menujah bumi pertiwi, dan semangatnya serentetan ke pepulauan di Nusantara.

Syarat-syaraf cerpennya sangat lain dengan yang bertebaran di media massa. Entah keyakinan sekesumat bagaimana, dirinya menetapkan keteguhan demikian purna. Keinsyafanya seperti petapa di belantara kota, bebuah lampu bergelantung, kabel-kabel bergelayut setangkai kembang malam. Ia memasuki lorong sunyi, keadaban silam-semilam sedengungan purba, ditarik sepanjatan doa ibunda bagi anak-anaknya, di bencah perantauan akal budhi manusia.

Pancakan nafas karyanya merasuki takdir abadi. Mungkin mereka tak mengelak jikalau ia kusebut tengah disusupi auranya May Ziadah yang menanti Gibran diselumuti kabut misteri, atau ayunan langkah seanggun Rabi'ah Al Adawiyah. Atau pemberontakkan sepedas Nawal El Saadawi? Ahai, hanya takdir dirinya menjawab. Kelak di atas pancaran sekarang, yang lalu pondasinya mengencangkan setiap tekat, seulet tali-temali tambang pelabuhan.

Sebagian karyanya mengingatkan aku pada cerpen-cerpen karangan Mustofa Bisri, dan almarhum Zainal Arifin Thoha. Yang berangkat dari realitas hikmah oleh sumur abadi, pada ujaran-ujaran pekerti yang diyakini. Maka barangsiapa meneguknya memperoleh pengetahuan, sejumlah cidukan dari kisaran digeluti sehari-hari.

Seperti para ulama’ sufi mengudar hikayat sahabat-sahabatnya, atas pantulan cermin kebertemuan cahaya. Atau perasan intisari di bawah pengendapan bertumpuk memendarkan tafsir, yang berbenang merah halus tetapi besar gulungannya, sehingga tak melenceng sedari tahap tingkatan waktu, dan nilai yang dibangun.

Seakan tak dapat disangkal, ia menulis tak bertujuan menjadi pengarang, namun hasratnya menggerakkan kalbu pembaca semisal bayu menerbangkan dedaunan menggoyang lekat di pohonnya; bebatang, reranting, kekulit berpori-pori mencecap kehalusan budi bahasa. Umpama sap-sap gelombang nan halus tingkatannya, kekhusyukan pembaca menjadi penentu kepenuhan yang disimaknya.

La-Lamp-Lam Juni 2011
http://sastra-indonesia.com/2011/06/serat-serat-makna-dalam-cerpen-cerpen-s-w-teofani/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar