Rabu, 18 Desember 2019

Sang Profesor, Sastrawan Kenamaan Budi Darma

Penulis Muda Perlu Baca Banyak Buku
Prof Dr Budi Darma MA memegang salah satu karyanya. (Allex Qomarulla/Jawa Pos)

Kiprah Budi Darma sebagai sastrawan Indonesia tidak diragukan lagi. Ratusan karya berupa esai, novel, dan cerpen beredar luas. Semua karya tersebut dia buat atas dasar niat sederhana: menyukai sastra.

USIA Budi Darma genap 80 tahun pada 25 April mendatang. Ditemui Jawa Pos Kamis (30/3), guru besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu tampil khas. Berkemeja lengan panjang putih garis abu-abu, celana kain biru dongker, rambut tersisir rapi.

Pagi itu, Budi terlihat gayeng ngobrol dengan salah seorang mahasiswa. Duduk berhadapan, obrolan mereka terlihat santai. Tak kaku layaknya guru memberikan petuah kepada muridnya. ”Sini saja Mas, gabung. Tidak apa-apa,” ungkap Budi kepada Jawa Pos. Di ruang K 1.1.3 Pascasarjana Unesa itu, seperti biasa Budi menerima mahasiswa bimbingannya.
***

Di sela-sela obrolan, Budi menunjukkan beberapa karya sastra yang dia tulis. Di antaranya, Rafilus, Ny. Talis, Harmonium, Hotel Tua, Orang-Orang Bloomington, dan Olenka. Sedikitnya tiga novel, ratusan cerpen, dan puluhan esai telah dia buat.

Dari karya-karya tersebut, dia mendapatkan banyak penghargaan. Salah satunya novel Olenka yang meraih penghargaan dari S.E.A. Write Award. Penghargaan itu dipersembahkan kepada penulis sastra di kawasan Asia Tenggara. ”Novel itu saya tulis cukup singkat. Tiga minggu,” cerita Budi yang telah mengajar di Unesa selama 54 tahun. Meski dalam waktu singkat, novel tersebut dibuat dengan kerja keras. Setiap hari Budi lembur mengerjakannya.

Olenka ditulisnya di sela-sela pengerjaan disertasi di Indiana University, Bloomington, AS. Lamanya jeda revisi disertasi membuat dia jenuh menunggu. Sebelum kejenuhan merambat hebat, Budi memutuskan mengurung diri di apartemen. Dia mulai menulis kata menjadi kalimat hingga tersusun beberapa bab.

Proses kreatif pembuatan Olenka terbilang unik. Selama berdiam diri di kamar untuk menulis, Budi selalu menyempatkan membaca koran lokal. Dari bacaan koran itu, dia menemukan beberapa plot yang bisa dia tuliskan dalam cerita.

Jadilah tampilan Olenka tak biasa. Di beberapa halaman novel tersebut, dia sisipkan potongan koran yang menjadi referensi dalam menulis. ”Jadi, dalam novel ini, ada dua perpaduan antara fiksi dan fakta,” katanya.

Dalam novel itu, bapak tiga putra tersebut mengisahkan proses pencarian jati diri pemuda. Olenka, tokoh utamanya, digambarkan Budi berusia dua puluhan. Olenka merupakan orang Amerika asli.

Nama Olenka diambil dari tokoh cerpen karya Anton Chekhov The Darling. Cerpen tersebut merupakan salah satu karya yang sangat digemarinya. ”Saya membaca cerpen itu waktu SMP di sebuah perpustakaan di Kota Salatiga,” ujar pria yang dikukuhkan sebagai guru besar pada 14 Mei 1991 tersebut.

Hobi membaca sejak remaja membuat Budi begitu dekat dengan karya sastra. Sambil menyelam minum air, dalam proses membaca buku tersebut, Budi sekaligus belajar bahasa Inggris. Tak mengikuti les bahasa Inggris, dia belajar secara otodidak. Saat membaca buku berbahasa Inggris, dia menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Secara manual, satu per satu.

Beda dengan masa remajanya, menurut Budi, kondisi sastra di Indonesia saat ini cukup unik. Sastrawan senior masih berkarya aktif. Dampaknya, pengarang baru sukar berkembang karena kalah bersaing. Terutama di media publik seperti koran dan majalah.

Sulit mendapatkan wadah di ruang publik membuat penulis mencari lahan baru. Di antaranya, di blog yang bertebaran di dunia maya. ”Dari ratusan karya yang dipublikasikan melalui blog, banyak juga yang bagus,” ungkap guru besar yang menjabat rektor Unesa periode 1984–1988 itu.

Penulis muda saat ini rata-rata menulis pendek, seperti cerpen dan puisi. Untuk novel, belum banyak yang bisa konsisten menulisnya. Nah, kekurangan itu harus segera diisi agar sastra di Indonesia semakin berkembang.

Selain jenis, imbuh Budi, saat ini di Indonesia perlu pengembangan sastra serius dan berbobot. Hal itu menjadi penyeimbang sastra populer yang kian marak. Tak perlu sebanding dalam jumlah, paling tidak tetap ada penerus sastra baru untuk menulis karya secara serius.

Untuk menulis karya sastra tersebut, penulis muda perlu membaca banyak buku. Menambah referensi agar dapat menciptakan karya yang kreatif dan inovatif. ”Kini, pemuda lebih banyak tertarik ke dunia visual. Untuk itu, perlu ada keseimbangan referensi,” jelasnya.

Meski begitu, dia beranggapan, peluang sastra Indonesia ke depan masih sangat panjang dan cerah. Indonesia memiliki banyak bahan yang bisa digunakan untuk dituangkan dalam karya sastra. Masyarakat yang kompleks dan memiliki sejarah panjang membuat lahan sastra di Indonesia sangatlah luas. ”Untuk membangun cerita, Indonesia tak akan pernah habis,” tegasnya.

https://www.jawapos.com/nasional/pendidikan/06/04/2017/sastrawan-kenamaan-budi-darma-penulis-muda-perlu-baca-banyak-buku/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar