Senin, 25 Mei 2020

Melek Sastra Sedari Dini

Judul Buku: MEMILIH, MENYUSUN DAN MENYAJIKAN CERITA UNTUK ANAK USIA DINI
Penulis: Tadzkiroatun Musfiroh (Mbak Itadz)
Penerbit: Tiara Wacana, Yogyakarta
Cetakan: I, 2008
Tebal: xviii + 234 halaman
Peresensi: Abdul Muis *
ruangbaca.com

Membumikan tradisi literer memang bisa ditempuh lewat banyak cara. Entah festival, sayembara, penerbitan karya, simposium, atau apresiasi lainnya. Namun ada satu hal yang selama ini sering dilupakan, yakni generasi kita terlambat mengenal dunia literasi. Kesan elitis muncul karena, antara lain, sedari dini pada generasi kita tak ditanamkan rasa cinta terhadap, misalnya saja, sastra.

Kemarau panjang dunia sastra sesungguhnya mewakili potret kegagalan pendidikan dalam maknanya yang luas. Kita belum mampu melahirkan generasi yang bisa diandalkan. Kebiasaan mengkambinghitamkan orang, membuat kita abai bahwa anak-anak, sebagai pewaris zaman, lebih membutuhkan perhatian.

Buku ini secara tak langsung menampar muka kita untuk menengok ke dalam. Sederhana saja, namun sangat mengena: mendidik anak-anak usia dini dengan cerita. Tema ini sangat jarang dibahas dan diulas, bahkan oleh para penggiat sastra sekalipun.

Padahal, bercerita adalah salah satu metode pembelajaran seni bahasa tertua di dunia. Tak hanya menyemai kecintaan pada sastra dan bahasa, cerita membangkitkan daya imajinasi anak-anak, sekaligus menyediakan wadah bagi mereka untuk megenali serta mengolah segenap perasaan, seperti sedih, gembira, senang, terharu, simpati, marah, cemas, dan naluri emotif lainnya. Cerita membuat anak senantiasa merindukan suasana ruang kelas yang hidup di playgroup atau taman kanak-kanak. Saat-saat menjelang tidur juga akan terasa kurang dan tak sempurna jika dilewati tanpa satu pun cerita.

Cerita adalah medium paling efektif untuk mentransmisikan nilai-nilai baru yang kelak akan membentuk kepribadian anak ketika dewasa. Pada dasarnya, anak-anak tak suka dicekoki dengan perintah dan pengetahuan yang kaku, apalagi teoritis. Karena itulah, dengan cerita, transmisi nilai-nilai menjadi lebih natural dan bermakna.

Cerita memantik mereka untuk mengolah otak, sebab untuk pertama kalinya, anak-anak akan belajar menginterpretasi sebuah narasi cerita. Tanpa dipaksa, dengan sendirinya mereka belajar mengidentifikasi tiap karakter tokoh, jalan cerita, setting dan sudut pandang. Interpretasi ini berujung pada sebuah kesimpulan yang membuat mereka mampu menentukan cita-cita, kebenaran, kepantasan, kebaikan, moral, dan segala bentuk negativitas yang merupakan kebalikan dari itu semua.

Lebih-lebih berbagai penelitian psikologi (seperti Hurlock, 1997 dan Musthafa, 2002) menyimpulkan bahwa perkembangan awal lebih penting daripada perkembangan selanjutnya. Studi genetik juga menunjukkan hingga usia lima tahun semua anak kecil mengikuti pola perilaku umum lingkungannya. Sisa usia yang puluhan tahun jumlahnya kemudian hanya berupa tahapan perkembangan menuju kematangan yang cenderung mengerucut pada usaha individu.

Persoalannya, bagaimana sebuah cerita harus disampaikan? Seberapa besar tanggung jawab dan peranan yang dimainkan oleh pendidik, baik orang tua atau guru? Prinsipnya adalah sebuah tugas mulia harus diemban dan dilakukan sesempurna mungkin. Sebab, meski tak bisa dipukul rata, kebusukan sebuah generasi menandakan gagalnya pendahulu mereka dalam mendidik. Begitu pula sebaliknya.

Para pendidik idealnya mempertimbangkan benar-benar keseluruhan aspek dalam bercerita. Aspek-aspek perkembangan bahasa, sosial, emosi, kognitf, dan moral semestinya saling bertaut-paut membentuk rangkaian cerita utuh yang menghadirkan makna. Kegagalan pendidik dalam bercerita umunya berakar dari kelemahan teknik dan penguasaan jenis cerita.

Karena alasan itulah, jenis dan sumber cerita tak bisa dianggap sepele. Anak-anak tak bisa begitu saja disuguhi aneka cerita yang berseberangan dengan, misalnya, nilai-nilai patriotisme dan kemanusiaan. Koleksi jenis dan sumber sebenarnya bisa diperkaya dari sejarah, cerita rakyat, cerita fiksi modern, hingga cerita faktual. Ini artinya, upgrading dan updating koleksi cerita harus menjadi agenda tetap dalam jadwal para pendidik.

Dari koleksi yang beragam, pendidik seyogyanya mampu mengukur bobot, tujuan, dan kondisi tertentu sehingga cerita yang dipilih menjadi relevan. Unsur kebaruan pun tak kalah penting. Dongeng kancil, misalnya, yang disampaikan tiap malam jelas sangat membosankan.

Kreativitas pendidik juga sangat dibutuhkan. Baik bercerita menggunakan atau tanpa alat peraga, teknik-teknik seperti menirukan bunyi atau suara, menghidupkan suasana, hingga mengatur diksi dan struktur cerita sangat menentukan keberhasilan. Cerita menjadi tuna-makna jika dialog antartokoh tak maksimal, miskin improvisasi, penghayatan yang tak penuh, dan klimaks seadanya.

Meski terdengar penuh tuntutan, perlu diingat unsur-unsur tersebut bersifat menopang dan membantu. Tentu saja, seorang pendidik tak perlu terpaku dengan mengingat-ingat teknik menirukan bunyi ketika memeragakan Ibu Malin Kundang yang tengah mengutuk anaknya menjadi batu. Mengalir dan natural saja. Memahami konsep dasar bercerita hanya diperlukan, sekali lagi, untuk membantu pendidik secara praktis dan sekaligus menyadari bahwa bercerita adalah aktivitas yang kaya akan nilai.

Di sinilah, orang tua dan guru sebagai pendidik mesti menyadari betul peran dan tanggung jawab mereka. Apa yang mereka lakukan untuk pendidikan anak-anak, sungguh pengabdian yang sangat mulia. Dengan satu pembayangan yang jauh ke depan, bangsa ini niscaya bangkit dari keterpurukan jika diurus oleh generasi yang cinta ilmu, patriotik, humanis, mempunyai semangat mengabdi, beretos kerja tinggi, dan, tentu saja, senantiasa menjunjung nilai-nilai moral serta etika.

Kekurangan buku ini terletak pada kualitas cetakan yang kurang sebanding dengan isinya, plus miskin ilustrasi gambar. Idealnya buku ini juga dilengkapi contoh kasus agar diketahui seberapa andal metode-metode bercerita yang disampaikan. Sekalipun begitu, buku ini tetap layak direkomendasikan bagi mereka yang menggeluti pedagogi anak dalam aspek teori dan praktikalitasnya.

*) Penikmat sastra dan pengajar di sebuah sekolah dasar swasta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar