Kamis, 29 Juli 2021

Bukan Sekadar Teori

Donny Anggoro *
sinarharapan.co.id
 
Telah banyak terbit buku-buku kiat-kiat menulis yang bercampur dengan motivasi kepenulisan. Sejumlah sastrawan ternama malah pernah menulisnya dan rata-rata mendapat sambutan positif ketika diterbitkan.
 
Mulai dari Arswendo Atmowiloto, Mohammad Diponegoro, Sides Sudyarto DS, AS Laksana, dan Eka Budianta. Kalau yang bukan sastrawan bisa disebut Andreas Harefa, Bambang Trim, Gundar Banjarnahor, sampai Edy Zaqeus. Tentunya daftar ini masih panjang, belum ditambah beberapa judul buku terjemahan yang marak menghiasi rak-rak toko buku.
 
Buku-buku jenis ini terbilang sukses karena masuk kategori buku how to dan self help (motivasi diri) yang mudah dicerna. Lucunya karena buku jenis ini terbilang “gampang dijual” dalam dunia penerbitan buku Indonesia, banyak terbit buku-buku sejenis dengan nama pengarang yang karya-karya tulisnya tidak termuat di media massa.
 
Buku ini dibuka pada bab Pengantar: Berbagi Ilmu Penulisan yang berkisar soal pengalaman penulis yang sering diminta menjadi fasilitator berbagai lokakarya penulisan.
 
Penulis sering menyaksikan peserta yang mengeluh betapa sulitnya memulai menulis meskipun banyak ide, atau ada juga peserta yang banyak membaca buku tapi tidak bisa menulis. Rata-rata peserta yakin bahwa sebagian besar karya tulis seolah lahir dari keadaan “terpaksa”, kalau bukan memang sudah dirancang seperti itu.
 
Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Sejumlah buku atau karya tulis lainnya justru lahir dari mulut pengarangnya, bukan dari ide yang langsung dituliskan begitu saja, satu hal yang sering dibayangkan kebanyakan orang.
 
Beberapa contoh khotbah Jalaluddin Rakhmat banyak yang kemudian didokumentasikan lalu diterbitkan menjadi buku, pun khotbah A A Gymnastiar. Menurut Roy Peter Clark dalam bukunya Writing Tools, menulis seperti halnya ilmu lain yang bisa dipelajari. Clark mengungkapkan gagasannya antara lain “kamu hanya butuh alat, bukan aturan”.
 
Jadi dalam buku ini penulis seolah mengungkapkan bahwa kegiatan menulis tidak harus “menunggu wahyu” atau si penulis harus menjadi seorang begawan dulu. Yang penting mau belajar, tak penting bagus atau jelek nantinya. Umur pun tidak menjadi masalah berapa pun harus memulai.
 
Salah satu keunggulan buku ini, sang penulis justru mampu mengungkap spirit menulis sebenarnya yang bisa lahir dari dalam, bukan dengan melulu mengungkapkan sejumlah teori ataupun kaidah penulisan baru ke tingkat menumbuhkan motivasi seperti lazimnya buku-buku sejenis.
 
Aturan mungkin perlu sebagai landasan, tapi jangan biarkan aturan itu malah membuat kita ragu-ragu. Satu hal yang sering terjadi pada akibatnya kebanyakan aturan membuat seseorang sialnya malah jadi mandek lantaran “takut” pada pelbagai teori yang membelenggunya.
 
Satu hal yang menarik, dalam buku ini penulis mengungkapkan beberapa alasan mengapa sebuah karya tulis ditolak di media massa (hlm 46). Salah satunya kebanyakan karya yang ditolak hasilnya seolah mrucut begitu saja dari benak penulisnya, sehingga alurnya menjadi tak beraturan akibat penulisnya tergesa-gesa untuk segera mengirimkannya kepada redaktur.
 
Selain itu banyak hal yang sadar maupun tidak disadari para penulis adalah terlalu banyak menggunakan istilah asing yang hasilnya terlihat hanya untuk “mempercantik”, bukan menjelaskan. Akibatnya tulisan jadi kurang fokus, argumen yang ditawarkan lemah alih-alih malah membingungkan pembaca.
 
Di bab lain yang rupanya penting dan perlu diketahui para penulis pemula maupun yang sudah tenar sekalipun adalah motivasi menulis harus jujur (hlm 9). Menulis karena uang, seperti yang pernah diungkapkan jurnalis senior Farid Gaban kepada penulis, tidaklah salah karena hal tersebut harus sesuai dengan kecenderungan masing-masing.
 
Tapi yang terpenting menurut Anwar, menjadi penulis merupakan tujuan ultima yang rela dibayar dengan segala cara, dan itu bisa jadi tak berhubungan dengan kaya, terkenal, atau bahkan karyanya dibaca banyak orang (hlm 14).
 
Hal lain yang menarik, satu hal yang jarang diungkapkan dalam buku-buku panduan menulis yang pernah terbit, dalam buku ini juga tercantum tip untuk editor yang menghadapi tipe penulis sombong, tipe penulis yang terlalu yakin pada keunggulan naskah yang ditulisnya jika enggan disebut “gila” terhadap naskahnya sendiri.
 
Untuk menghadapi tipe penulis macam begini, penulis mengungkapkan kiatnya agar sang editor harus jujur dan kuat berargumen. Bila perlu pujilah keunggulan naskah tersebut, apalagi jika sudah dibaca pembaca ahli atau orang terkemuka di bidangnya, selain mampu menunjukkan kelemahan, misalnya argumen kabur atau salah logika (hlm 102).
 
Selain itu dalam buku ini penulis juga mengungkapkan “permata-permata” naskah yang yang semula ditolak penerbit dengan menyebut berbagai contoh buku yang justru menjadi best seller setelah diterbitkan sendiri oleh penulisnya atau diterbitkan penerbit lain, sehingga pembaca yang notabene ingin jadi penulis tetap yakin akan kekuatan yang ada dari naskahnya, tapi karena belum dilirik, belum bisa terbit.
 
Sekadar contoh, buku sukses Harry Potter atau kalau di Indonesia buku Laskar Pelangi yang konon semula ditawarkan kepada beberapa penerbit banyak ditolak. Korps editor boleh tinggi, tapi jangan memandang profesi ini terlalu agung. Sewajarnya kadang editor bisa salah spekulasi (hlm 103).
 
Dengan mencontohkan buku Love Medicine karya Louise Erdrich yang semula dianggap aneh nyatanya begitu terbit malah berhasil meraih penghargaan Books Critics Circle Award.
 
Satu hal penting dari buku ini juga mencantumkan kiat-kiat sehingga pembaca mampu mengedit tulisannya sendiri berbekal dari saran bahwa “ambil masukan dari kritik yang paling pahit Anda terima” (hlm 76).
 
Dengan adanya kiat ini, buku ini mampu menguak tabir kepenulisan yang kerap kali muncul karena kebanyakan penulis hanya menerima saran yang umumnya mengandung pujian, bukan kritik pedas yang semula membuat sakit hati.
 
Walau buku mungil ini rata-rata punya banyak keunggulan yang belum dicapai buku-buku sejenis, bukan berarti tidak ada kekurangan. Dalam buku ini penulis tidak mengemukakan tipe penulis yang “bukan pembaca”.
 
Memang, tipe penulis macam ini (rata-rata penulis puisi, cerpen, dan novel) memang sebenarnya membaca juga, tapi sejatinya ia menulis sebagai katarsis (sebagai penyembuhan diri dari luka batin). Akibatnya walau hasil tulisannya bisa dimaklumi sebagai penyembuhan diri, rata-rata kurang memiliki daya persuasi yang memikat pembaca lantaran terlampau personal.
 
Mungkin jika digali lebih dalam perlu ada bab khusus menyoroti tema ini, karena tipe penulis macam ini memang ada, bahkan ada pula yang menjadi selebritas tatkala bukunya terbit, walau harus diakui buku yang lahir dari penulis yang kurang membaca ini mampu menjadi perbincangan bukan dari kekuatan naskahnya, melainkan dari sosok penulisnya yang kebetulan punya banyak relasi dengan orang-orang terkenal (prominence).
 
Padahal sejatinya ada “hukum” yang dilakukan penulis jenis tulisan apa pun, baik fiksi maupun nonfiksi, sastra maupun nonsastra, yaitu sebelum menulis banyak membaca buku-buku penting sebagai referensi sesuai bidang yang ditekuni.
 
Tema lain yang belum tergarap adalah menyoroti tipe penulis yang justru akibat “terlalu banyak membaca” sehingga hasil tulisannya kurang mencerminkan pikiran penulisnya sendiri.
 
Hal ini juga perlu ditinjau lebih lanjut karena tipe penulis macam ini juga cukup banyak, sehingga hasil karyanya tampak seperti “pamer bacaan” sehingga seperti halnya penulis yang kurang membaca tidak mampu memikat pembaca yang semula hendak disergapnya, kalangan intelektual misalnya pembaca filsafat, peminat kebudayaan, atau pembaca sastra.
 
Terlepas dari segala kekurangannya buku ini penting untuk dibaca, baik oleh penulis pemula bahkan yang sudah jadi untuk mempertanyakan kembali untuk apa menulis itu: untuk cari nama supaya terkenal, ingin berbagi ide atau sekadar rekreasi diri?
 
Dengan tak lupa mencantumkan berbagai contoh juga teori yang tak terkesan menggurui, buku ini mampu memunculkan motivasi sesungguhnya yang punya nilai lebih dari sekadar mempelajari teori atau kiat, yaitu menulis dengan hati.
 
Judul: Keep Your Hand Moving, panduan menulis, mengedit, dan memolesnya
Penulis: Anwar Holid
Isi: 131 halaman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, 2010

*) Peresensi adalah wartawan. Ia bergiat di komunitas Meja Budaya. http://sastra-indonesia.com/2011/08/bukan-sekadar-teori/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar