Rabu, 06 Januari 2021

Sastra dan Fenomena Dunia Remaja

Indra Tjahyadi
suarakarya-online.com
 
Ada sebuah pameo umum yang menyatakan bahwa “masa remaja adalah masa yang paling indah”. Akan tetapi, apakah masa remaja itu sebenarnya?
 
Masa remaja adalah suatu masa, suatu fase yang tak dapat dielakkan oleh setiap manusia. Setiap manusia akan senantiasa mengalami atau melalui masa atau fase ini sebelum ia sampai pada fase yang lebih mantap, yakni: fase dewasa atau masa dewasa. Oleh sebab itu fase ini juga dapat disebut fase transisi atau masa transisi, karena dalam fase atau masa ini ia berada pada titik perubahan dari seorang kanak-kanak, menuju titik di mana nantinya ia akan dikenali sebagai orang dewasa yang telah memiliki karakter yang mantap dan mapan.
 
Ada banyak tanda yang muncul menandai masa atau fase remaja ini. Perubahan bentuk tubuh, meningginya kadar hormonal, dan berubahnya faktor emosional merupakan beberapa tanda yang menandai sampainya seorang manusia atau individu pada masa atau fase ini. Akan tetapi, di luar faktor fisik dan biologis tersebut, ada satu kekhasan yang selalu muncul pada individu yang telah sampai pada fase ini, yakni semangat akan pencarian jati diri yang kuat yang dibarengi dengan keinginan akan pengakuan eksistensinya di dunia tempat dia berada.
 
Pencarian jati diri yang kuat yang dibarengi dengan keinginan yang kuat pula akan pengakuan eksistensinya merupakan pemandangan yang khas yang kerap kita temui dalam kehidupan masa remaja dan kaum remaja. Sebagai individu yang berada pada fase ini, hal-hal yang berkenaan dengan keberadaan eksistensi beserta pengakuan dan pencariannya tersebut merupakan hal yang khas dan sangat krusial bagi pribadinya.
 
Hal semacam ini terjadi semata-mata karena eksistensi yang didapat dan dikenakan padanya semenjak masa kanak-kanak, pada fase ini sudah tidak pantas diembannya lagi. Hal ini terjadi setelah banyak hal diperkenalkan pada fase kanak-kanak membutuhkan jawaban atas kebenaran hal-hal yang telah disuguhkan atau diberikan kepadanya pada fase ini.
 
Fakta-fakta dan kebenaran-kebenaran yang telah didapatnya pada fase kanak-kanak, pada fase ini, menurut mereka, sudah tidak pantas lagi atau sudah tidak cocok lagi. Oleh karena itu berbagai pergolakan muncul dan meruak dalam ruang psikologis mereka. Bagi mereka nilai-nilai realitas dunia masa kanak, kini sudah tidak cocok apabila dikenakan lagi pada meraka. Oleh karena itu banyak pertanyaan muncul dalam diri mereka, dalam benak mereka, yang membutuhkan jawaban yang nantinya akan membawa mereka ke fase berikutnya, yakni: fase dewasa. Dan jawaban itulah nantinya yang membentuk individu tersebut secara karakter dan eksistensi pada masa atau fase dewasanya. Maka sedikit saja kesalahan atau mis yang terjadi dalam fase atau masa ini dapat menjadikan seorang manusia tersebut menjadi manusia yang tak berkarakter yang mantap dan mapan pada masa dewasanya nanti.
 
Pencarian jati diri yang kuat yang dibarengi dengan keinginan yang kuat pula akan pengakuan eksistensinya, biasanya mendorong kaum remaja untuk melakukan ekspresi diri secara besar-besaran. Keinginan untuk melakukan ekspresi diri demi tercapainya penemuan akan jati diri dan pengakuan akan eksistensi yang besar tersebut kerap kali, apabila tidak hati-hati, justru menjerumuskan seorang manusia atau individu yang sedang mengalami fase atau masa remaja tersebut ke dalam hal-ihwal yang negatif, seperti kecanduan akan narkoba, atau terjerumusnya seorang remaja ke dalam hal-ihwal kriminal.
 
Salah satu sarana agar tidak terjerumusnya seorang remaja atau kaum remaja pada hal-ihwal negatif adalah sastra. Sastra merupakan sarana atau wadah yang dapat dikatakan efektif untuk mencegah terjerumusnya seorang remaja atau kaum remaja kita pada hal-ihwal yang negatif. Melalui sastra, hasrat ekspresi diri yang meluap-luap dari kaum remaja dapat disalurkan, diwadahi, atau bahkan dimanifestasikan dalam bentuknya yang paling baik dan positif. Oleh sebab itu pengenalan sastra secara intensif dan efektif pada kaum remaja adalah yang penting dan sangat krusial.
 
Mengingat pentingnya pengenalan sastra secara intensif dan efektif pada kaum remaja tersebut, maka sudah seyogyanya hal terserbut tidak hanya dibebankan pada lembaga-lembaga pendidikan formal semacam sekolah, universitas-universitas, atau perguruan tinggi saja, melainkan sudah sepatutnya pula dibebankan pada lembaga-lembaga pendidikan non-formal, semacam komunitas-komunitas sastra ataupun sanggar-sanggar sastra, sebab hanya dengan begitu pengenalan terhadap “apakah sastra itu” dapat terjadi secara efektif, intensif bahkan efisien.
 
Fenomena Remaja
 
Sampai di sini muncul satu pertanyaan dalam benak saya, yaitu: “sampai di manakah pengenalan sastra terhadap kaum remaja kita saat ini?”
 
Meskipun tidak terlalu menggembirakan, akan tetapi dengan semarak bermunculnya karya-karya sastra bergenre chiklit dan teenlit dalam lapangan kesusastraan kita belakangan ini seakan-akan memberikan angin segar pada kehidupan sastra kita. Lapangan kesusastraan kita yang tadinya menjadi semacam anomali, atau hal aneh dan begitu asing, sehingga cenderung untuk dijauhi, dalam kehidupan kaum remaja kita, dengan munculnya dua genre karya sastra tersebut, tiba-tiba berubah menjadi sesuatu yang begitu diminati, diakrabi, bahkan dicintai oleh kaum remaja kita.
 
Besarnya minat dan cinta kaum remaja kita terhadap dua genre karya sastra tersebut dapat dilihat dari tingginya daya beli dan daya baca kaum remaja kita terhadap dua genre karya sastra tersebut. Selain itu, besarnya minat dan cinta kaum remaja kita terhadap dua genre karya sastra yang lagi trend dalam kehidupan remaja kita saat ini tersebut, juga dapat dilihat dari berkembangnya tema-tema obrolan kaum remaja kita.
 
Tema obrolan remaja kita yang tadinya hanya didominasi oleh tema-tema mengenai mode pakaian atau musik, kini tidak lagi. Tema obrolan mengenai chiklit ataupun teenlit yang lagi in di kalangan mereka, juga menjadi salah satu tema pokok yang kerap muncul dalam obrolan kaum remaja kita.
 
Maka janganlah kita heran ataupun terkejut apabila kita sedang berjalan-jalan di sebuah mall atau plasa menemukan dua remaja sedang berdebat tentang isi novel chiklit atau teenlit yang telah ataupun sedang mereka baca. Ataupun juga janganlah kita tenganga-nganga ketika mendengar dua orang remaja atau lebih sedang memperbincangkan penulis-penulis semacam Fira Basuki, Dee, ataupun Djenar Maesa Ayu begitu akrabnya, karena hal tersebut saat ini memang telah menjadi semacam obrolan keseharian bagi remaja kita. Hal ini telah menjadi bagian dari dunia mereka.
 
Ini sebenar-benarnya merupakan keadaan dan pemandangan yang dapat dikatakan cukup memberikan harapan bagi lapangan kesusastraan kita.
 
Di tengah minimnya penghargan masyarakat kita terhadap hal-ihwal berbau sastra, ternyata masih ada setitik harapan untuk terus menumbuhkembangkan kecintaan terhadap sastra, dan penyadaran akan keberadaan dan penting sastra bagi kehidupan bangsa kita, utamanya pada kaum remaja kita.
 
Dan apabila hal semacam ini dipupuk terus keberadaannya, barangkali kelak di kemudian hari kita dapat mengharapkan dan membayangkan terjadinya obrolan-obrolan kaum remaja kita yang tidak hanya berbicara atau memperbincangkan karya-karya para penulis semacam Fira Basuki, Dee atau pun Djenar Maesa Ayu saja, akan tetapi juga karya-karya penulis sastra semacam William Faulkner, Dylan Thomas, Stephane Mallarme, Aime Cesaire, Octavio Paz, Toni Morrison, Subagio Sastrowardoyo, Budi Darma, dsb. Terima kasih.

* Penulis adalah penyair, esais, anggota Forum Studi Sastra & Seni Luar Pagar, anggota dewan redaksi majalah sastra-seni Imajio, staf pengajar Fakultas Sastra & Filsafat Universitas Panca Marga Probolinggo. http://sastra-indonesia.com/2010/12/sastra-dan-fenomena-dunia-remaja/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Jalal A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi A.H. J Khuzaini A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Abdoel Moeis Abdul Azis Sukarno Abdul Hadi W.M. Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Abubakar Batarfie Abdullah Harahap Acep Zamzam Noor Achi Breyvi Talanggai Achiar M Permana Aditya Ardi N Afrizal Malna Agama Para Bajingan Aguk Irawan MN Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Gaus Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhmad Fatoni Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Akhudiat Akrom Hazami Al Azhar Riau Alang Khoiruddin Albert Camus Albertus Prasetyo Heru Nugroho Aldika Restu Pramuli Alfian Dippahatang Ali Audah Alia Swastika Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amien Kamil Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aming Aminoedhin An. Ismanto Ana Mustamin Andhika Dinata Andong Buku #3 Andong Buku 3 Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Anwar Holid Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardi Wina Saputra Arie MP Tamba Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Asarpin Asrul Sani Astrikusuma Ayung Notonegoro Azizah Hefni Badrul Munir Chair Bahrum Rangkuti Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bedah Buku Kritik Sastra di PDS H.B. Jassin Benee Santoso Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hatees Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Cak Sariban Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chusnul Cahyadi D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Damiri Mahmud Danang Ari Danarto Daoed Joesoef Darju Prasetya Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni di Bentara Budaya Yogyakarta Dian Sukarno Dick Hartoko Didin Tulus Din Saja Diskusi Djohar Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dodit Setiawan Santoso Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Pranoto Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Tunas Emha Ainun Nadjib Erik Purnama Putra Esai Evan Ys F. Aziz Manna F. Rahardi Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faiz Manshur Fajar Alayubi Farah Noersativa Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Fedli Azis Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Franz Kafka Frischa Aswarini Fuad Mardhatillah UY Tiba Gampang Prawoto Gandra Gupta Gita Ananda Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gusti Eka H.A. Karomani Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Happy Widiamoko Hardy Hermawan Hari Puisi Indonesia (HPI) Haris Firdaus Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hazwan Iskandar Jaya HB Jassin Helvy Tiana Rosa Hendri R.H Herry Lamongan Herta Muller Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hudan Hidayat Hudan Nur I Gusti Ngurah Parthama I Nyoman Tingkat I Putu Sudibawa IBM Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Ignatius Yunanto Ika Feni Setiyaningrum Imadi Daimah Ermasuri Imam Nawawi Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Ipik Tanoyo Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iva Titin Shovia Iwan Simatupang J Anto Jefrianto Jhumpa Lahiri JJ. Kusni Jo Batara Surya Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Jual Buku Paket Hemat Junaidi Junaidi Khab Jurnalisme Sastrawi Kahfie Nazaruddin Kalis Mardi Asih Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khoshshol Fairuz Kiki Astrea Koesalah Soebagyo Toer Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kuntowijoyo Kurnia Effendi Kurniasih Kurniawan Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laila Putri Rizalia Lan Fang Launching dan Bedah Buku Linus Suryadi Literasi LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu) M Fadjroel Rachman M. Adnan Amal M. Faizi M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Riyadhus Solihin M. Taufan Musonip M. Yoesoef Mahbib Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Mariana A Sardino Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Masuki M. Astro Matdon Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mihar Harahap Moh Khairul Anwar Moh. Husen Mohammad Sadam Husaen Muhammad Ali Muhammad Firdaus Rahmatullah Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Rasyid Ridho Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musfeptial Musa Muslim Basyar Mustafa ismail Mustakim Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Nasru Alam Aziz Neli Triana Nelson Alwi Nezar Patria Ni Made Purnama Sari Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Nobel Sastra Noor H. Dee Nur St. Iskandar Nur Taufik Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Orhan Pamuk Pagelaran Musim Tandur Parimono V / 40 Plandi Jombang Penerbit Pelangi Sastra Pentigraf Pidato Kebudayaan Pipiet Senja Pitoyo Boedi Setiawan Politik Pramoedya Ananta Toer Priska Priyo Prosa Puisi PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qomarul Adib R. M. Sutjipto Wiryosuparto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahadian Bagus Rahmadi Usman Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ridwan Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Rodli TL Ronny Agustinus Rosidi Rukardi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini K.M. Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Sastra Tasikmalaya (SST) Sanusi Pane Sapardi Djoko Damono Sastra dan Kuasa Simbolik Satu Jam Sastra Saut Situmorang SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Indonesia Sergi Sutanto Shella Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sides Sudyarto DS Sigit Sugito Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siti Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Hadi Purnomo Soe Hok Gie Soeparno S. Adhy Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sosiawan Leak Sri Harjanto Sahid St. Takdir Alisjahbana Subagio Sastrowardoyo Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaifuddin Gani Syamsudin Walad T Agus Khaidir Tanjidor Lembor-Brondong-Lamongan Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teguh Trianton Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thomas Ekafitrianus Tjahjono Widijanto Toko Buku Pustaka Pujangga Toto Sudarto Bachtiar Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Umar Kayam Umbu landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Jember Universitas Jember (UNEJ) Veven Sp Wardhana Veven Sp. Wardhana Vino Warsono Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyu Heriyadi Wahyu Hidayat Wahyu Triono KS Wawan Eko Yulianto Wawancara Widodo DS Wiratmo Soekito Wita Lestari Wizna Hidayati Umam Wuryanti Puspitasari Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yok's Slice Priyo Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yos Rizal S Yudha Manggala P Putra Yudhi Fachrudin Yulhasni Yulia Permata Sari Yurnaldi Zadie Smith Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zulfikar Akbar